Hari ini, Rosa, Resvan, Sekar, Bobby, Fenzo, Eliza, Cleo dan dua orang lainnya sedang berkumpul di kafe untuk mengerjakan tugas dari Ibu Nina yang sudah diberikan.
Tugas yang diberikan oleh Ibu Nina adalah membuat tugas kliping dari materi sistem gerak manusia, lalu ditempel ke kertas karton.
Anggota kelompok pun dibagi tugas masing-masing secara adil. Rosa kebagian tugas untuk merangkum materi lalu menulis di kertas yang disediakan. Begitu pun Resvan dan Bobby yang sedang berdiskusi untuk merangkum materi tersebut.
"Argh! Gak paham!" Rosa mengeluh frustasi.
Resvan mendengarnya namun ia tetap cuek. Ia pun melanjutkan diskusinya yang sempat tertunda dengan Bobby.
"Gimana kalau kita tulis yang ini." Bobby menunjuk tulisan artikel yang tadi ia baca.
"Yang mana?" Resvan tidak jelas melihat tulisan di ponsel yang Bobby pegang karena terlalu kecil.
"Gue baca aja deh." Bobby berinisiatif.
"Rumah yang kita tempati sama seperti tubuh kita karena diliputi pondasi dan rangka yang kuat. Begitu ju—"
"Gausah. Itu terlalu basa-basi." Resvan memotong perkataan Bobby dengan sengaja.
Bobby yang menyadari bahwa Resvan merupakan peringkat kedua di kelasnya pun hanya mengangguk.
Resvan mengambil pandangan ke arah Rosa. "Rosa, sini gabung."
Rosa pun mendekatkan dirinya pada Resvan yang disebelah kanannya.
"Bobby yang baca artikelnya. Gue yang ngerangkumnya, dan lo—"
Resvan sengaja menggantungkan kalimatnya untuk berpikir.
"Yang menulis hasil rangkuman gue."
Rosa pun mengangguk setuju karena ia tak perlu berpikir. Ia pun menyiapkan kertas yang disiapkan untuk ditempel ke kertas karton dan bolpoinnya.
"Rosa, tulis pengertiannya yang Bobby baca. Terus Bobby, diktein Rosa." Jelas Resvan.
Keduanya pun mengangguk. Rosa kagum terhadap Resvan yang bicara panjang lebar untuk mengambil komando bagi mereka berdua.
Fenzo yang dari toilet pun keluar melangkahkan kakinya untuk kembali ke mejanya. Karena tak memperhatikan sekitar, dia menubruk seorang wanita berpakaian ketat berwarna merah yang jatuh mengenai lantai.
Fenzo yang melihatnya pun segera membantu wanita itu bangkit untuk berdiri.
Setelah membantu wanita itu berdiri, tangan Fenzo yang bertautan pun dihempaskan ke arah samping.
"Kamu telah mencabuli saya!" Wanita itu berteriak sehingga seisi kafe melihat ke arah mereka berdua.
Rosa dan teman-temannya pun menghampiri mereka. Sebagian orang di kafe tersebut juga menghampiri Fenzo dan wanita tersebut yang bagi mereka ini merupakan bagian tontonan gratis.
"Enggak kok, bu. Lagian saya gak nafsu sama ibu-ibu tua." Fenzo blak-blakan. Padahal wanita tersebut berniat untuk memfitnah Fenzo yang semata wayang anak dari musuhnya.
Seluruh orang yang mendengar perkataan Fenzo pun tertawa renyah. Terutama Rosa yang disebelah Resvan—membuat gendang telinga Resvan rusak karena tawanya Rosa yang terbahak-bahak.
Wanita gaun merah itu gelagapan. Kemudian ia kembali melotot tajam. "Tadi kamu jelas-jelas menubruk saya! Pasti kamu ada niat buruk 'kan?!"
"Saya nubruk ibu karena gak sengaja. Saya mohon minta maaf akibat kesalahan saya tadi." Fenzo membungkukkan pinggangnya untuk meminta maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTRONOMY EYES
Teen FictionJika kalian ingin bertanya bahwa apa keinginan utama Resvan di dunia ini, Jawabannya hanyalah ketenangan. Tetapi, keinginannya itu tak akan pernah terwujud karena ketampanannya yang membuat semua orang datang bergerombol mengelilingi Resvan, layakn...