15 | Suatu Kebohongan

9 4 0
                                    

"JANGAN-JANGAN RESVAN ADALAH RAJA HEWAN BUAS!" teriak Bobby sampai-sampai kacamatanya turun sedikit ke bawah dari pangkal hidungnya.

Semua kepala tertoleh pada Bobby yang berteriak. Sebuah spekulasi tidak masuk akal yang keluar dari mulut Bobby membuat Lily refleks menggeleng ringan. Dirinya duduk di bangku bus yang diapit oleh dua kursi.

Setelah dibimbing oleh Resvan dan Rosa. Mereka semua yang berkemah segera masuk ke bus. Pintu bus ditutup rapat. Sedangkan harimau yang sempat meresahkan orang-orang di tempat kemah tadi, sudah di tangani oleh pihak yang bertanggung jawab.

Rosa sudah duduk di bangku bus. Suasana disini cukup ricuh. Banyak orang yang membicarakan hal yang baru saja terjadi. Tentang harimau yang garang, menjadi jinak dan sikapnya yang lembut layaknya seekor kucing. Dan anehnya lagi, semua itu terjadi ketika harimau itu bertemu dengan Resvan.

"Shhh." Cleo yang duduk disebelahnya kemudian berbisik, "Jangan teriak, nanti kita ketahuan kalau kita lagi ngomongin dia."

Memang peringatan dari Cleo sudah terlambat. Suara teriakannya itu telah sampai di gendang telinga milik Resvan. Sedangkan Rosa menoleh kepalanya ke belakang, untuk melihat Resvan yang duduk di belakangnya melalui celah-celah dari kursi bus.

Semuanya berhenti bersuara ketika Pak Harto tampak masuk ke dalam bus yang Rosa tempati. Karena hal itu, Rosa kembali menghadap ke depan untuk mendengarkan lebih jelas apa yang dikatakan Pak Dadan.

"Semuanya sudah aman. Hewan-hewan buas disini sudah diamankan. Jadi, kalian sekarang bisa berkemah dan membangun tenda mulai dari sekarang."

Suara dari Pak Dadan membuat semuanya berdiri dari duduknya untuk keluar dari bus.

Setelah dari bus, Pak Harto mebimbing siswa dan siswi untuk menyelesaikan persiapan malam ini. Mulai dari mengumpulkan ranting kayu untuk dijadikan api unggun, ataupun mendirikan tenda sebagai tempat untuk tidur sementara.

Sedangkan Rosa dibagikan tugas oleh Pak Dadan dengan mengambil kayu ranting. Rosa ditemani oleh Lily yang sama dibagi tugas dengannya. Tetapi Rosa khawatir jika hutan ini masih terdapat beberapa hewan buas. Sejak peristiwa yang dialami tadi, Rosa menjadi cemas dengan keselamatan dirinya dan juga semua orang yang ada disini.

Tatkala mendengar perbincangan Pak Dadan dengan Resvan, Rosa menghentikan langkahnya. Disusul Lily yang ikut berhenti karena ia juga mendengarnya.

"Bagaimana dengan petugas penjaga perbatasan?" tanya Resvan. Ia mencoba memberanikan dirinya untuk bertanya hal yang tidak perlu ia ketahui.

Pak Dadan menghela nafas. "Kondisinya buruk. Tubuhnya masih belum ditemukan. Kami tidak tahu bahwa dia masih hidup atau tidak."

Demi mendengar itu, Rosa dan Lily menahan nafas.

Lima detik setelahnya, Lily mengajak Rosa  untuk pergi ke suatu yang jauh dari mereka berdua.

"Ada korban gara-gara harimau itu?" tanya Lily dengan nada suara rendah, meskipun keduanya sudah berjarak belasan meter dari Resvan dan Pak Dadan.

Rosa mengangguk. "Pasti dia dimakan oleh harimau itu."

Lenggang sejenak.

"Gimana kalau dia dimakan oleh harimau itu sampai tulang belulangnya?" Lily memasang wajah tegang.

Rosa ikut memasang wajah tegang. "Kalau begitu, mayatnya berarti gak bakal ditemukan. Soalnya tulang belulang dia udah ada di perut harimau."

Keduanya menelan ludah.

Rosa menggigit kukunya cemas. "Gimana kalau dia jadi hantu gentayangan disini?!"

Lily menjawab, "Beritanya belum jelas. Jadi, kita enggak perlu cemas dan khawatir. Lagipula, dunia ini emangnya ada hantu?"

ASTRONOMY EYES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang