06 | Sikap Manis

19 6 5
                                    

Rosa yang bosan di rumah terus, berencana untuk keluar rumah. Rosa pun mengambil payungnya dikarenakan diluar sedang hujan. Ia sudah tampil cantik dengan gaun sederhana bermotif bunga mawar berwarna pink.

Rosa pun menyentuh gagang pintu emasnya untuk membuka pintu. Dia pusing melihat dekorasi rumahnya yang sebagian terbuat dari emas. Lagipula ini permintaan orang tuanya, alasannya karena mereka sudah cukup pusing untuk menghabiskan uangnya, alhasil mereka banyak membeli dekorasi rumah terbuat dari emas. Namun putri dari keluarga ini meminta tampilan luar rumahnya yang ingin lebih sederhana. Dengan kata lain, hanya tampak dalamnya saja rumah ini yang terlihat mewah.

Setelah membuka pintu, Rosa mengkerutkan keningnya ketika melihat seseorang yang numpang meneduh di rumahnya. Seseorang itu berbalik. Keduanya pun kaget. Rosa saking kagetnya pun tersedak ludahnya sendiri lalu terbatuk-batuk.

Resvan pun sama kagetnya hingga melotot. Kenapa ia harus dipertemukan dengan gadis ini. Resvan hanya pasrah dengan keadaan ini kepada Tuhan. Ia pun hanya menghela nafas pelan.

"Lo ngapain disini?"

"Lo yang ngapain disini?" Rosa balik bertanya.

Resvan menunjuk dengan jari telunjuknya ke atas. "Izin neduh."

"Kalo gitu, ayo masuk." Rosa mulai membuka pintunya lebar.

"Gapapa?" Resvan bertanya polos.

"Daripada kedinginan disini." Rosa menjawab. Ia pun memimpin jalan.

Ia pun mulai melangkahkan kakinya untuk masuk ke rumah milik Rosa. Sebelum masuk, Resvan terlebih dahulu melihat-lihat rumah tempat tinggal Rosa. Sangat sederhana. Rasanya adem ketika ia berada disana.

Namun betapa kagetnya ia melihat isi dalam rumah milik Rosa yang kentara mewah. Saking kagetnya, ia sampai lupa menutup mulutnya.

Rosa mengerinyit aneh ketika ia melihat Resvan yang terdiam terpaku membukakan mulutnya. Rosa berniat untuk menghampiri Resvan yang masih diam terpaku.

"Nanti kemasukan lalat." Rosa menutup mulut Resvan dengan wajah menyebalkan.

Sedangkan Resvan menyadari apa yang telah ia buat. Ia pun melepas paksa tangan Rosa dari dagunya. Lalu ia melirik sinis ke arah Rosa yang disebelahnya. Kemudian berdehem untuk menghilangkan kegugupannya.

Rosa pun balas melirik sinis Resvan lalu kembali memimpin jalan. Mereka tiba di ruang tamu yang berhiaskan sofa, meja, dan televisi yang terbilang sangat lebar.

"Silahkan duduk, tuan muda." Rosa merentangkan tangannya-mempersilahkan.

Sedangkan Resvan hanya cuek lalu duduk di salah satu sofa yang lebar dan menghadap ke televisi.

Rosa berniat masuk ke dapur karena disana terdapat ibundanya, juga ia sekalian mengambil banyak cemilan dari kulkas.

"Makan yang banyak ya, sayang. Ibu pusing harus ngabisin uang pake cara gimana lagi." Ibunya Rosa masih tetap fokus untuk memasak.

"Ibu. Rosa tadi bawa tamu." Rosa melapor.

"Oh, teman kamu?" Ibunya bertanya.

"Iya. Cowok yang nyelamatin Rosa di pantai." Jelas Rosa.

Seketika Ibunya Rosa lansung berhenti kegiatannya yang tadi memasak. Lalu ia memutar balikkan badannya.

"Kamu beneran?" Tanyanya lagi dengan antusias.

"Iya." Jawab Rosa dengan singkat.

"Waah. Kebetulan banget. Nanti Ibu kesana ya, sayang."

"Oke, Bu." Kemudian Rosa membawa banyak camilannya ke ruang tamu.

ASTRONOMY EYES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang