"Kak."
Laki-laki sebagai OSIS itu tampak ragu-ragu.
Rosa menoleh kearahnya. "Ada apa ya?"
Semuanya sudah bersiap untuk melaksanakan upacara bendera. Rosa sudah siap dengan topinya. Namun, dia malah dicegat oleh petugas OSIS yang sedang bertugas.
"Seragam Kakak nggak lengkap," katanya.
Rosa bingung. "Lengkap, kok."
"Itu sabuknya dimana?"
"Ini." Rosa menyingkap baju seragamnya karena sabuk rok Rosa sedikit tertutup dengan baju miliknya.
OSIS itu tampak berpikir. "Dasinya?"
Rosa menunjuk dasinya. "Ini mau dipake. Soalnya nggak sempet kalau di rumah."
"Hah apaan sih? Orang jelas-jelas dia pake seragam lengkap." Temannya berkomentar. Tak habis pikir dengan temannya satu itu.
"Topinya Kakak dimana?" tanya lagi laki-laki sebagai OSIS itu.
Rosa dengan sabar memegang topi yang jelas-jelas ada di kepalanya.
Laki-laki itu kelayapan.
"Emm ... kalau gitu. Siapa nama Kakak? Mau ditulis disini buat jaga-jaga kalau Kakak ngelanggar aturan." Laki-laki itu menunjuk buku daftar siswa yang melanggar aturan sekolah. Siapapun yang melanggarnya, maka siap-siap akan ditulis di buku tersebut, dan diserahkan kepada guru yang bersangkutan.
Rosa tak mengerti. "M-maksudnya?"
Sekarang 'kan gue nggak ngelanggar. Kok udah ditulis di buku itu sih? pikir Rosa tak mengerti. Dia masih mengkerutkan dahinya.
"OOOOOOH! MAU MODUS TUH!" pekik temannya. Dia sekarang mengerti mengapa temannya berlagak aneh sedari tadi.
Laki-laki itu menutup mulut temannya.
"Nama Kakak siapa?" Laki-laki itu tetap memaksa.
Rosa tersenyum canggung. "Ros---sa."
"Kelas?"
"WOI ROSA! BURUAN BARIS!" Sekar berteriak. Dirinya menarik tubuh Rosa untuk segera masuk barisan.
Sedangkan Rosa tersenyum kikuk dan pamit kepada kedua petugas OSIS itu. Terkadang, Rosa harus mengucapkan rasa terimakasih kepada Sekar dalam waktu tertentu.
Teman dari laki-laki petugas OSIS itu menggoda. "Acieee ... modusnya agak laen."
Laki-laki itu mendengus.
"Yaaaah ... cuman tahu namanya doang, kalau kelasnya dia mah gatau dimana."
Laki-laki itu mendengus lagi. "Setidaknya gue udah tahu namanya."
Teman laki-laki itu tertawa.
*******
Jam istirahat sedang menjelang, Rosa dan Sekar dan Lily tentunya sedang berada di kantin. Mereka bertiga sedang asyik menyantap makanan mereka masing-masing.
Sekilas, Sekar melihat Keira yang menatap tajam kearah Rosa. Rahang Sekar kian mengeras, mengingat bagaimana Rosa pernah murung karena Keira yang sedang menatap Rosa penuh benci.
"Eh, Lily. Gue mau nyicip makanan lo dong!"
Lily mengangguki permintaan Sekar. Melihat itu, Sekar segera berdiri dengan sendok ditangannya karena posisi Lily yang berada didepan Sekar.
"Aduh, duh!"
Karena tangan Sekar yang terulur untuk meraih mangkok Lily, tangan Sekar telah menyenggol gelas berisi jus mangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTRONOMY EYES
Teen FictionJika kalian ingin bertanya bahwa apa keinginan utama Resvan di dunia ini, Jawabannya hanyalah ketenangan. Tetapi, keinginannya itu tak akan pernah terwujud karena ketampanannya yang membuat semua orang datang bergerombol mengelilingi Resvan, layakn...