11 : Twin

2.2K 268 50
                                    

••

Pertemuan yang harusnya serius dan menegangkan ini berubah seketika karena Wooyoung yang terus-terusan nangis. Wooyoung minta kesetiap orang yang ditemuinya buat  balikin Jongho ke rumah  soalnya  sebelum Wooyoung ke rumah neneknya, Jongho pergi.

Orang tua Seonghwa yang baru dateng pun langsung dusamperin Wooyoung, dimintain tolong buat balikin Jongho ke rumah. Alhasil Bapak dan Mamak jadi gak tega, apalagi setelah Seonghwa ceritain apa permasalahannya. Mamak udah nyoba nenangin Wooyoung pake coklat, pake gula-gula, tapi Wooyoung gak mau diem.

"Hongjoong , kau hubungi lah dulu mantan istri kau itu bilanglah ke dia kalau Wuyo nangisnya gak mau berhenti. Anak kecil nangis begini nanti sakit," Usul Bapak ke Hongjoong. Masalahnya Bapak juga udah gak tega liat Wooyoung.

"Sudah Pak, tapi gak aktif. Orang tuanya gak aktif, pacarnya pun gak aktif," Jawab Hongjoong.

"Gak ada yang mau nolongin Wuyo hiks.. Daddy gak nolongin Wuyo, Mommy Hwa, Mangi, nenek, kakek juga gak nolong Wuyo hiks... Wuyo mau ke pak polisi aja,"

"Sayang, sini sini dengerin Mommy. Tunggu ya, Daddy lagi nyoba telfon Jongho," Seonghwa langsung meluk tubuh kecil Wooyoung ketika anak itu bersiap buat lari keluar dari rumah, mau nyari polisi katanya. "Wuyo gak boleh nangis, kalo nangis Jongho jadi gak mau pulang. Udah ya sayang, capek,"

Wooyoung berontak dan tangisannya makin keras. "Bohong, dari tadi Daddy gak bisa balikin Jongho ke Wuyo!"

"Alamak, sudah sudah nak, sesak nanti dada kau. Gak teganya aku, susul aja sudah adeknya ayo," Kata Bapak. Niat awal mau membicarakan pernikahan dan sedikit mengospek Hongjoong malah lenyap gitu aja setelah liat keadaan Wooyoung. "Nak, ikut Bapak ayo, jajan kita ke indoseptember, mau?"

Lagi-lagi Wooyoung menolak dengan gelengan kepalanya. Pokonya dipikirannya cuma satu hal, Wooyoung gak mau ditinggalin sama Jongho.

Sampai Seongcheol dan Jeonghan datang dengan raut wajah Seungcheol yang penuh kemarahan. Melihat itu Wooyoung kembali lari menghampiri keduanya, narik-narik tangan Jeonghan dan Seungcheol buat minta pertolongan.

"Bunda sama Ayah tolongin Wuyo, jemput Jongho. Jongho dibawa pergi sama Mommy, baju sama mainannya dibawa pake tas gede hiks..."

Jeonghan melembut, gak tega banget sama Wooyoung. "Nanti Ayah jemput Jongho ya, sini Wuyo sama Bunda dulu,"

"Jangan nanti Ayaaahh, sekarang berangkat!" Teriaknya.

"Iyaa Ayah berangkat sekarang sama Daddy ya, Wuyo makan dulu," Jawab Seungcheol sambil narik tangan Hongjoong agak kasar keluar dari ruang keluarga menuju ruang tamu. Karena takut terjadi pertengkaran, Ayah Hongjoong akhirnya ikut menyusul.

"Kamu kasih izin Miyeon bawa Jongho kok gak diskusi dulu sama Mas? Gak diskusi dulu sama Ayah dan Ibu. Kamu ngerti gak Joong, anak kembar gak boleh dipisahin. Kalo Miyeon mau bawa anak-anak ya bawa keduanya, kalo gak mau yasudah jangan," Seungcheol udah kepalang marah dan meluapkannya langsung ke Hongjoong.

"Sudah Cheol , jangan memperkeruh suasana. Mungkin niat Miyeon juga baik, yang penting sekarang kasih pengertian dulu ke Wuyo besok baru temui Miyeon lagi," Ujar Ayah selaku penenang. Hongjoong sendiri gak bisa jawab apa-apa, dia bingung.

"Besok Miyeon dan Jongho juga ke sekolah Mas, ngurus kepindahan Jongho. Nanti Hongjoong temui,"

"Gak paham lagi Mas sama kamu, bodoh nya dari dulu gak pernah hilang kalo menyangkut si Miyeon. Pilihan kamu cuma dua, bawa Jongho kembali atau kamu serahkan Wuyo sekalian ke Miyeon,"



Setelah capek nangis dan mungkin udah lemes juga, Wooyoung akhirnya tidur dipelukan Seonghwa. Meskipun masih ada isakan-isakan kecil di dalam tidurnya tapi seenggaknya keluarga besar bisa bernafas lega. Seonghwa natap wajah merah Wooyoung, penuh kecemasan, padahal sebelum ini Wooyoung selalu tidur dengan damai. Sekuat itu batin anak kembar, udah bareng sejak dalam kandungan eh sekarang dipisahin semendadak ini.

Trust Fall Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang