28 : Kept for myself

1.8K 243 24
                                    

"Mommy,"

"Iyaa, kenapa hm?"

"Nenek bilang, Daddy gak sadar diri, Mommy harus bawa Daddy ke rumah sakit,"

Dengan usaha yang keras Jongho menyampaikan pesan neneknya, karena dirinya sendiri udah terlanjur lemes denger kata 'rumah sakit'.

"M-mommy pergi aja, aku bisa jagain Wuyo kok,"

Seonghwa gak tau apa yang terjadi, tapi ketika dia minta konfirmasi ke Ibu mertuanya, beliau bilang kalo Hongjoong udah dibawa ke UGD.

•••

Keadaan Hongjoong jauh dari kata baik-baik aja. Alat medis udah nempel di beberapa bagian tubuhnya, luka-luka luarnya udah di obatin dan diperban dengan rapih. Tapi gak ada tanda-tanda Hongjoong akan bangun.

Selama dua jam Seonghwa nungguin suaminya di dalam ruang UGD, Ibu udah ceritain semuanya. Mulai dari kedatangan Miyeon, kedatangan Bapaknya dari Medan, dan Hongjoong yang di hajar habis-habisan. Ibu juga cerita kalo akhirnya Hongjoong berterus terang, gak berusaha membela diri atau membuat alibi tentang status biologis antara Hongjoong dan anak-anak.

Mendengar Ibu ceritain semuanya, Seonghwa nangis. Dia netesin air matanya. Ketika Hongjoong berselingkuh Seonghwa bahkan gak nangis sama sekali. Tapi ketika Hongjoong terbaring di sini karena berusaha mempertahankan anak-anak malah membuat Seonghwa jatuh banget.
Katakanlah Hongjoong belum bisa menjadi suami yang baik, tapi sampe di sini Hongjoong udah jadi Ayah yang baik, yang sayang sama Wooyoung dan Jongho tanpa syarat apapun, seolah gak ada batas meskipun tipis. Dan itulah hal dibanggakan Seonghwa dari Hongjoong.

"Ibu minta maaf ya, Seonghwa sudi maafin Ibu? Entah seperti apa didikan Ibu ke Hongjoong, sampai-sampai Hongjoong tega berkhianat untuk yang kedua kalinya sama kamu,"

"Ibu," Seonghwa ngambil tangan Ibu, menggenggamnya dengan lembut. "Berkhianat adalah pilihan yang Hongjoong ambil ketika dia mampu berpikir sendiri, di usia yang seharusnya udah tau mana yang baik dan mana yang benar. Itu semua di luar didikan Ibu ke Hongjoong. Ibu adalah sosok Ibu yang baik, buat Hongjoong dan buat Seonghwa juga,"

"Tapi Ibu menyesal, Ibu menyesal karena selalu berharap kalian bisa bersama. Harusnya Ibu sadar dari dulu, kalo Hongjoong yang masih suka main-main gak bisa bersanding sama kamu yang begitu baik,"

"Manusia pasti suka permainan Bu, mungkin begitu cara Hongjoong bermain," Seonghwa senyum tipis, ngelus tangan Hongjoong yang cukup dingin. "Gapapa, Hongjoong gak baik, tapi dia udah berusaha. Dan Seonghwa akan nemenin Hongjoong di setiap usahanya, karena Seonghwa istrinya, and i love him,"

Seonghwa meluk tubuh Hongjoong, menempelkan telinganya di dada suaminya. Sampai tanpa Seonghwa sadari, Hongjoong netesin air matanya.

Ibu keluar, membiarkan Seonghwa menikmati waktunya sama Hongjoong. Ibu juga ngerti pasti berat buat Seonghwa lihat keadaan Hongjoong yang sekarang. Ibu pun juga sakit lihat salah satu anaknya terbaring gak sadarkan diri sementara Ayahnya gak peduli sama sekali.

"Seonghwa-" Ibu kembali berbalik ke dalam, manggil Seonghwa dengan suara yang pelan. "Ayah ngancam Hongjoong, dia akan hapus nama Hongjoong dari ahli waris dan akan depak Hongjoong dari perusahaan kalo Hongjoong gak mau lepas sikembar. Bapak kamu juga juga udah bersiap buat memisahkan kalian berdua,"

Seonghwa menaikan kedua alisnya, jadi hari ini Hongjoong di tekan segini beratnya.

"Mars, please..", Gumam Hongjoong di dalam tidur pulasnya.


•••

Konsep pulang sekolahnya anak-anak sekarang udah beda. Jongho sama Yeosang, Mingi sama Yunho dan San sama Wooyoung. Ini udah menjadi kesepakatan mereka dan gak boleh switch kecuali kalo ada yang nakal. Kaya Jongho misalnya, yang sesekali masih nakalin Yeosang, maka Yeosang boleh switch sama Wooyoung.

Trust Fall Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang