14 : Stressed

2K 253 24
                                    

••

"Silahkan masuk, tapi maaf, Ibu udah gak punya apa-apa sekarang. Usaha Ayah selesai karena Miyeon, gak ada yang ditinggalin buat Ibu selain kemiskinan. Barang-barang di dalam udah di jual buat Ibu bertahan,"

Suasana di dalam rumah memang agak ngeri, Seonghwa akui, Bu Ilen jujur. Pemandangan ini menunjukan kalo wanita paruh baya dihadapannya memang udah bener-bener jatuh miskin.

"Saya akan bayar buat setiap kalimat yang Ibu ucapkan," Kata Seonghwa sambil menepuk noda di salah satu kursi yang ada di sana kemudian duduk di atasnya. "Seperti yang Ibu bilang dulu, words is fee,"

"Seonghwa Ibu minta maaf-"

"No, Bu, saya serius. Bitches itu udah bawa Jongho pergi entah kemana, dengan alasan Ibu sakit parah dan minta buat tinggal sama cucunya. Sekarang saya mau keluarkan Cash buat setiap kalimat yang Ibu lontarkan," Seonghwa natap serius Bu Ilen, sama sekali gak merasa bersalah karena menghina Miyeon di hadapan ibu kandungnya. "Saya gak akan biarin Ibu menjelaskan hal ini dengan sia-sia. Dan cerita ini akan menyelamatkan Ibu dari kemiskinan, i'm promise,"

Bu Ilen pun menyetujui penawaran Seonghwa. Dirinya dibawa ke Galeri milik Seonghwa, masuk ke dalam ruangan pribadinya setelah salah seorang pegawai nyiapin menu hidangan paling mewah buat Bu Ilen. Seonghwa gak main-main, dia treat Bu Ilen dengan baik demi sebuah cerita. Beginilah cara Seonghwa menghargai usaha seseorang.

"Ruangan ini privasi Bu, sekarang silahkan mulai ceritanya,"

"Miyeon diam-diam jual semua aset keluarga kami, termasuk usaha kecil kami, satu-satunya sumber pemasukan. Tanah investasi pun dijual secara sepihak. Setelah itu, Ayah meninggal dunia karena sakit jantungnya memburuk,"

"Satu dan dua bulan lalu Bitches itu belum resmi cerai sama Hongjoong, maybe masih proses. But, buat apa?" Seonghwa ketawa remeh. "Wanita itu keluar dari keluarga Kim tanpa tangan kosong, harta yang dikasih Hongjoong gak bisa dibilang sedikit,"

"Ibu sempat menyalahkan Hongjoong pada awalnya, dan mengira kalo Miyeon melakukan semua ini demi Hongjoong karena Miyeon sempet bilang kalo Hongjoong bangkrut-"

"Halah , dan Ibu percaya seorang Hongjoong bangkrut? Keluarganya orang terpandang, orang terdidik, pembisnis yang baik,"

"Miyeon bilang Hongjoong gak dapet bantuan dari Ayah dan Kakaknya," Lanjut Bu Ilen.

Seonghwa menghela nafas. "Lanjut, selesaikan," punggungnya menyandar ke sandaran sofa dan merhatiin Bu Ilen dengan lekat.

"Ada fakta yang baru ibu tau, selama Miyeon kuliah di Malang dan magang di Manokwari, Miyeon hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki. Bukan dari Hongjoong, tapi dari laki-laki lain. Ibu gak tau berapa tahun mereka nyembunyiin itu. Anak laki-laki itu lebih muda dari Jongho dan Wooyoung, punya kelainan Atresia Billier sejak lahir dan Miyeon melakukan segala cara biar dia bisa memenuhi pengobatan anak itu,"

Seonghwa ngangguk, fakta yang mengejutkan tapi Seonghwa gak terkejut. Seonghwa pernah liat Minhyuk di basement kantor Hongjoong sama anak kecil. Tapi yang bikin Seonghwa bergidik ngeri adalah, Miyeon hamil dan melahirkan anak orang lain dibelakang Hongjoong.

"Kenapa Ibu gak bilang ke Hongjoong?"

"Setalah tau kalo mereka cerai, Ibu memutuskan buat gak berurusan lagi sama mereka Hwa. Pun Ibu merasa malu sama Hongjoong dan keluarganya atas kelakuan anak ibu,"

Tok! Tok! Tok!

"Masuk," Ucap Seonghwa dan masuk lah seorang cowo berperawakan tinggi. Leeknow , orang yang udah jadi sahabat Seonghwa. "Duduk No, udah dapet data nya?"

Leeknow ngangguk dan ngasih beberapa berkas ke Seonghwa. "Jelas kok Mas Minhyuk asli Malang, gak ada satupun dari keluarganya yang tinggal di Serawak Malaysia. Keluarganya agak tertutup, tapi gak ada jejak Serawak loh,"

Trust Fall Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang