16 : Y-e-o-s-a-n-g

2.3K 294 36
                                    

•••

Sebagai seorang wakil direktur, pekerjaan utama Hongjoong jelas lebih banyak meeting dan mengontrol jalannya perkembangan perusahaan. Seungcheol sebagai direktur utama mendadak harus terbang ke Selandia Baru dan melemparkan semua jadwal meeting sama  ke Hongjoong. Janji Hongjoong buat ke Wooyoung buat pulang lebih awal pun gak bisa ditepati, untungnya Wooyoung ngerti setelah Hongjoong kabari lewat telfon.

Ini meeting terakhirnya, jam tiga pagi karena koleganya memang minta jam segini. Pun sebelumnya Hongjoong juga lembur di ruangan. Gak masalah, kerja malam udah jadi kebiasaan Hongjoong.

Kali ini partner dari Amerika, Mr.Chwe, berpenampilan lebih santai dan looknya jauh dari style pengusaha. Bahkan Mr.Chwe memilih Coffee Shop 24 jam di jam tiga pagi buat membahas peekrjaan sama Hongjoong.

"Sudah lama? Padahal kita bisa tunda sampai hari minggu,"

Hongjoong membalas senyum dan mempersilahkan Mr.Chwe buat duduk. "Hari minggu family time, saya pikir gapapa kerja sampai selarut ini, kita profesional worker," Jawabnya. Baru aja Hongjoong membuka berkas, Hwanwoong datang dengan terburu-buru. Iya, Hwanwoong juga ikut lembur bareng Hongjoong.

Hwanwoong membungkuk dan berkali-kali minta maaf karena lancang mengganggu meeting dua orang penting. "Maaf Pak-"

"Kamu tau kan saya lagi meeting?" Tatapan Hongjoong menajam. Meskipun terkenal sebagai bos yang gak terlalu kejam, tapi Hongjoong akan berubah tegas dalam keadaan kaya gini.

Mr.Chwe mengangkat tangannya, mempersilahkan Hwanwoong untuk menyampaikan sesuatu. "No problem, sampaikan dengan tenang. Saya gak merasa keberatan," Katanya.

"Maaf Pak, Kak Seonghwa maksa saya buat menyampaikan hal ini langsung, katanya ponsel  Pak Hongjoong gak bisa dihubungi. Kak Seonghwa minta Bapak buat pulang, bawa banyak dokter tapi jangan pake pakaian dokter,"

Hongjoong bingung dong, gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba disuruh pulang sambil bawa dokter. Lagian setaunya Seonghwa lagi di Surabaya dari kemarin dan belum waktunya pulang.

"Jongho drop dan butuh pertolongan dokter," Lanjut Hwanwoong.

"Jongho? Mr, your son!" Sahut Mr.Chwe yang memang udah tau betul sama anak-anak Hongjoong. "Pulang aja, santai aja, kerja sama kita akan terus berjalan baik meskipun meeting kali ini batal. Tenang, saya akan pantau ke lapangan mewakili anda. Yang penting sekarang, keluarga yang utama,"

"Sorry-"

"Gak perlu minta maaf, saya pun punya keluarga dan itu lebih berharga dari pekerjaan dan proyek milyaran kita,"

Untungnya Mr.Chwe bukan si ambis provit yang rewel. Biasanya Business partner akan menilai seorang pengusaha gak profesional ketika ada urusan pribadi mendesak ditengah pekerjaan. Tapi bersyukurlah, Mr.Chwe cukup santai dan Hongjoong bisa bernafas lega sekarang.


Hongjoong jalan terburu-buru ke dalam mobilnya, nyalain ponselnya dan mulai menghubungi Seonghwa. Jujur, Hongjoong masih belum memahami keadaan.

"Mars, sayang, kamu dimana? Ada apa? Kamu bikin aku panik setengah mati,"

"Kamu bawa dokter sebanyak-banyaknya, yang paling bagus, yang paling hebat. But, jangan biarin mereka pake sneli atau apapun itu. Pokonya jangan berpenampilan kaya dokter,"

"Kenapa? Aku perlu alasan kenapa tiba-tiba begini,"

"Jongho gak baik-baik aja, dia perlu dokter,"

Hongjoong juga bisa denger suara tangisan Jongho yang cukup keras dari telfon. Meskipun Hongjoong gak tau kenapa Jongho bisa ada sama Seonghwa. "Kenapa gak dibawa ke rumah sakit?"

Trust Fall Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang