42 : Another World

1.8K 228 64
                                    

•••

10 menit setelah Jiyeon pergi buat ambil minumannya, Seonghwa merasa begitu aneh sama dirinya sendiri. Jantungnya berdebar diluar biasanya, dadanya agak sesak dan tenggorokannya panas.
Lantas Seonghwa ngambil gelas minum itu dan dia pun sadar akan sesuatu. Menyadari dirinya di racun, Seonghwa lari nyari Juyeon. Entah dimana Juyeon ketika keadaan di dalam ruangan udah makin ramai. Mata Seonghwa juga udah berkunang-kunang.

Seonghwa kembali ke tempat semula, ngambil gelas yang masih terisi sedikit jus racun. Dia jalan sekuat tenaganya dengan perasaan marah. Sampe matanya nangkap sosok Miyeon gak jauh dari pintu exit, Seonghwa senyum, nyembunyiin gelas itu dibelakang punggungnya dan jalan menghampiri Miyeon meskipun sekarang dadanya makin panas. Pandangannya gak beralih sedikitpun dari sosok Miyeon.

"Udah diminum?" Tanya Miyeon ketika Seonghwa sampai dihadapannya. Miyeon jelas udah liat efek racunnya mulai bereaksi di tubuh Seonghwa. "Aku gak cuma sekedar pengen bunuh bayi dalam perut kamu, tapi juga diri kamu sendiri. Seenggaknya aku harus membunuh satu orang sombong sekali seumur hidup,"

"You talk too much!" Seonghwa dorong Miyeon sampe keluar, ke sisi yang cukup sepi. Gak peduli seberapa kuat Miyeon berontak, Seonghwa udah kehilangan kesabarannya.

"Seonghwa, mau ngapain mmpphh-"

Seonghwa yang tenaganya lebih kuat nyekik leher Miyeon dan nekan tubuhnya ke tembok. Maksa Miyeon buat buka mulutnya dan menjejalkan sisa jus racun kental di dalam gelas ke mulut Miyeon.

Ketika Miyeon berusaha buat buka mulutnya, Seonghwa tutup rapat-rapat bibir Miyeon. "Telen bitch!" Bentak Seonghwa. Sampe pada akhirnya Miyeon nelan sisa minuman itu dan Seonghwa lepasin cengkramannya karena rasanya tubuhnya pun udah terlalu sakit, dadanya udah sesak.

Seonghwa jalan buat kembali masuk ke dalam, berusaha ngeluarin Hpnya dan hubungin Juyeon. Tapi tubuhnya gak terlalu kuat, ditambah sakit di perutnya udah terlalu parah buat Seonghwa tahan.

Apapun keadaannya, Seonghwa cuma pengen Shine selamat.

•••

Juyeon yang sigap langsung bawa Seonghwa ke UGD dan mastiin Seonghwa dapet pertolongan  tercepat di UGD. Juyeon juga udah hubungin orang terdekat Seonghwa, yaitu Ayah mertua dan Kakk iparnya. Semuanya Juyeon lakukan tanpa mengedepankan rasa panik. Meskipun kejadiannya begitu cepat.
Disaat yang bersamaan, Miyeon juga datang dengan ambulance masuk ke ruang UGD . UGD malem ini penuh, para dokter mengutamakan pasien gawat darurat, dan Miyeon masih belum ditangani.

Yang datang lebih dulu adalah Seungcheol, dengan keadaan paniknya karena dia tau Seonghwa lagi hamil.

"Mas saya butuh izin, Hongjoong di kabari sekarang atau nanti?" Tanya Juyeon.

Seungcheol pun bingung, gak mungkin Hongjoong dikabari sekarang mengingat Hongjoong baru aja sampai kemaren. "Kita liat dulu hasilnya nanti gimana, baru nanti saya yang kabari Hongjoong," Jawab Seungcheol. "Administrasi sudah di urus?"

"Sudah Mas, tadi gercep. Tapi mungkin nanti administrasi akan terus bertambah,"

Seungcheol ngangguk ngerti, dia masuk ke dalam, dan kebetulan berpapasan sama dokter yang menangani Seonghwa.

"Keluarga Kim Seonghwa?"

Seungcheol berbalik sambil ngangkat tangannya. "Saya dok, gimana keadaan Seonghwa? Baik kan?"

"Pasien hampir kehilangan nyawanya. Kami belum bisa memastikan jenisr racun apa yang dia minum tapi kami menduga itu potas yang belum diketahui juga berapa mg dosisnya. Kami sudah lakukan supplai oksigen di organ vital semaksimal mungkin, dan nafasnya kembali. Hanya saja saya harus sampaikan, dan tindakan ini dengan atau tidaknya persetujuan keluarga, akan tetap kami lakukan,"

Trust Fall Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang