02. Jawaban dari rasa penasaran

2.7K 190 10
                                    

Happy reading guys ^_°

*

*

*

“Tolong diperiksa dok, Ibu  ini tiba-tiba saja jatuh pingsan,” ucap Gemi pada seorang dokter cantik yang  berdiri dihadapannya.

“Baik, kami akan memeriksa Ibu ini, nanti kami akan mengabari kalian jika ada hal yang serius.” Gemi mengangguk singkat.

Ibu tadi dibawa ke dalam ruang UGD oleh beberapa suster untuk diperiksa. Gemi dan Dini menunggu diluar dengan perasaan khawatir, meskipun mereka sama sekali tidak mengenal ibu tadi, tapi tetap keduanya merasa khawatir.

“Kamu belum pulang?” tanya Gemi.

“Bentar lagi kayaknya, aku juga penasaran sama kondisi ibu tadi,” jawab Dini.

Gemi mengangguk.

Tak lama ponsel Gemi berdering. Ia dengan segera mengangkat panggilan masuk tersebut.

“Hallo, Assalamualaikum,” ucap Gemi.

“Kamu dimana sekarang?”

“Salamnya, Pah.” Gemi mengingatkan.

Waalaikumus salaam! Kamu dimana sekarang? Pulang, orang tuanya Reza udah ada dirumah sekarang, mereka nungguin kamu.”

“Papah, Gemi harus bilang berapa kali sih, Gemi nggak mau dijodohin sama Reza. Papah nggak tahu aja dia itu cowok nggak bener, suka godain cewek sana-sini. Emang Papah mau punya menantu penggoda?”

Ya nggak lah, kalau gitu Papah jodohin kamu sama Reyhan aja ya?”

“Papah, Reyhan itu terlalu baik buat aku. Biar aku cari sendiri aja Papah, kalian nggak perlu repot-repot cari jodoh buat aku,” tutur Gemi.

Baiklah kalau gitu, Papah kasih kamu waktu sebulan buat cari calon suami kamu sendiri, kalau sampai nggak ketemu terpaksa Papah jodohin kamu dan kamu nggak bisa nolak.

“Iya Papah!”

Dimana kamu sekarang?

“Aku lagi dirumah sakit, tadi ada ibu-ibu pingsan gitu makanya aku bawa ke rumah sakit,” jelas Gemi.

Yaudah, nanti pulang jangan kemalaman. Assalamualaikum.”

“Waalaikumus salaam!”

“Ribet banget sih, padahal aku baru 19 tahun, udah dijodohin aja. Gini banget jadi dewasa,” keluh Gemi.

“Sabar ya,” ucap Dini.

“Alhamdulillah sabar aku masih luas tapi sekarang permasalahannya, aku harus nyari laki dimana dalam waktu sebulan coba? Kalau ada dishopee mah cepat dapatnya ini nggak ada?”

“Maaf, aku nggak bisa bantu.”

“Nggak papa,” sahut Gemi.

Keduanya kembali diam, suasana menjadi hening.

*

*

*

“Tumbenan Bang Aska pengen ikut ke pesantren, biasanya sibuk sama pasien dirumah sakit?” Aska ikut bersama Shaka yang kepesantren untuk bertemu dengan Laila.

“Ah, sekali-sekali. Lagian gue nggak ada jadwal, makanya punya waktu luang,” jawab Aska.

“Ayoklah masuk,” ajak Shaka.

Assalamualaikum, Dek Santri [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang