28. Demi istri

1.2K 99 10
                                    

Happy Reading guys ^_°

*

*

*

“Alhamdulillah, akhirnya perut terisi juga dan para cacing di perut nggak perlu ngadain konser karena telat makan,” ucap Dini setelah ia selesai makan.

Sekarang ia dan Shaka berada di sebuah kafe, Dini merengek karena lapar, Shaka yang merasa kasihan pun menurutinya. Ia dibuat geleng-geleng atas kelakuan istrinya, bagaimana tidak, mereka yang dari pesantren menggunakan mobil, Dini tiba-tiba saja meminta ke kafe menggunakan ojek.

Awalnya Shaka menolak karena mereka masih punya mobil dan kenapa juga harus menggunakan ojek tapi Dini tak berhenti membujuk bahkan memohon sampai Shaka menurutinya.

Shaka mengalah, ia menuruti permintaan Dini. Bahkan Shaka meninggalkan mobilnya di tengah jalan dan memesan ojek online demi memenuhi keinginan istrinya.

Dan mereka bisa di sini sekarang.

“Kamu nggak nyesel ke sini sama aku?”

“Nggak sayang, kok kamu bisa berpikiran kayak gitu sih?”

“Ya siapa tahu gitu? Kamu kan awalnya nolak mentah-mentah permintaan aku, kalau nggak di bujuk nggak mungkin di sini kita sekarang,” sindir Dini.

“Nggak usah dibahas lagi, sekarang kamu lanjut makan supaya kita bisa pulang,” sela Shaka.

“Kita pulang aja yuk! Aku udah kenyang nih, takutnya orang rumah jadi khawatir gara-gara kita belum nyampe juga,” kata Dini.

“Ayok kalau gitu?”

Sebelum keluar dari kafe, Shaka dan Dini membayar terlebih dahulu ke tempat kasirnya. Setelah itu mereka baru keluar dari sana.

“Kita naik ojeknya sampai rumah aja ya?”

“Terus mobil kita tinggalin gitu aja?” Dini baru teringat itu.

“Lupa! Berarti kita harus balik ke sana buat ngambil mobilnya?”

“Nggak usah, nanti biar Mas nyuruh anak buah Mas buat ngambil mobilnya, sekarang kita pulangnya pake motor ini aja,” kata Shaka.

“Asyik! Kita naik motor juga akhirnya,” teriak Dini kesenangan.

“Apa kita perlu beli motor juga supaya Mas bisa boncengin kamu sepuasnya tanpa harus pesen ojek online dan nyewa gini?”

“Ide bagus! Boleh-boleh,” imbuh Dini.

“Kalau gitu nanti setelah sampai rumah, Mas langsung beli motor ya?”

“Iya Mas!”

“Ayok berangkat!” Shaka menyalakan motornya lalu meninggalkan kafe itu.

*

*

*

“Udah ada kabar dari Aska?” Gemi menggeleng.

“Ya Allah, gimana keadaan anak dan menantu hamba sekarang, tolong lindungi mereka ya Allah, dimanapun mereka berada sekarang.” Asyila berdoa dengan air mata yang tak hentinya mengalir.

“Mamah yang tenang ya, aku yakin Shaka sama Dini pasti baik-baik aja sekarang,” ucap Gemi menenangkan Asyila.

“Mamah khawatir sama mereka, Nak. Mamah takut kalau terjadi sesuatu sama mereka, Mamah takut kalau harus kehilangan kalian semua,” tangis Asyila semakin lirih.

“Assalamu'alaikum!”

“Wa'alaikumussalam.”

Melihat suaminya pulang, Asyila langsung menghampiri dan memeluknya serta menumpahkan tangisnya di dalam pelukan itu.

Assalamualaikum, Dek Santri [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang