12. Ibadah

1.9K 125 25
                                    

Happy Reading guys ^_°

*

*

*

“Udah malam, Mas. Mending sekarang kamu istirahat deh, kamu itu baru aja keluar dari rumah sakit, jangan kebanyakan begadang,” omel Dini.

Pasalnya sudah pukul sebelas lewat tapi laki-laki itu masih terjaga, duduk berhadapan dengan laptop dan banyak berkas yang bertumpukkan di sana.

“Bentar sayang, kalau kamu udah ngantuk, tidur duluan aja, nanti Mas nyusul,” balas Shaka.

Dini melipat tangannya di depan dada menatap penuh kekesalan ke arah suaminya. Ia duduk di bibir kasur dan suaminya di meja kerjanya.

“Mas,” panggil Dini.

“Bentar sayang,” sahut Shaka.

Dini menarik napasnya dalam-dalam lalu ia hembuskan lagi. Kaki Dini melangkah mendekati Shaka yang sedikit jauh di hadapannya. Ia langsung berdiri di samping kanan laki-laki itu.

“Mas,” ulang Dini memanggilnya.

Shaka mendongak, senyum manis ia hadiahi untuk istrinya. Bukannya berdiri, Shaka justru memeluk Dini dan menyenderkan kepalanya pada perempuan itu.

“Istirahat dulu yuk, kerjanya lanjut besok lagi aja,” bujuk Dini.

“Tapi ini masih banyak sayang, empat hari Mas tinggalin jadi menumpuk gini,” sela Shaka.

“Masih bisa dikerjakan besok, Mas. Ini udah malam banget, kamu baru aja keluar dari rumah sakit, mau nanti sakit lagi, iya?” Shaka menggeleng cepat.

“Yaudah nurut, ayok kita istirahat dulu,” ajak Dini.

“Yaudah deh,” pasrah Shaka. Ia berdiri, sebelum itu ia menutup laptopnya terlebih dahulu baru setelah itu ia melangkah mengekori istrinya yang sudah lebih dulu kembali ke kasur.

“Kita langsung tidur nih?” tanya Shaka dengan ekspresi polosnya.

Dini yang sibuk membenarkan posisi tidurnya langsung menoleh ke arah suaminya.

“Emang mau ngapain dulu kalau nggak langsung tidur?”

“Ibadah dulu,” jawab Shaka.

“Tahajjud masih lama, nanti pas sepertiga malam terakhir aja, sekarang ayok tidur dulu,” ajak Dini lagi yang sudah merebahkan dirinya.

Shaka cemberut mendengar itu, tapi ia tetap menuruti apa yang diucapkan oleh Dini, dia naik ke atas tempat tidur dan merebahkan dirinya di samping istrinya.

“Jangan lupa baca doa, Mas.”

“Iya.”

Mata Dini sudah terpejam tapi tidak dengan Shaka, ia masih fokus memperhatikan wajah istrinya yang sudah tertidur.

Perlahan Shaka mendekat, memperhatikan wajah Dini lebih dekat. Tanpa di sadari oleh Shaka sendiri, tangannya mulai bergerak mengusap pipi Dini, seulas senyum singgah dibibir Shaka.

“Mimpi indah istriku,” gumam Shaka, bibirnya mendarat sempurna di kening sangat istri, durasinya sedikit lama.

*

*

*

“Sayang,” panggil Shaka pada istrinya. Setelah terbangun dari tidurnya, Shaka tidak bisa menemukan Dini disudut manapun dalam kamarnya, dikamar mandi pun tak ada, lalu kemana perginya Dini.

Tidak menemukan istrinya dalam kamar, Shaka berjalan keluar dari kamar, mungkin saja Dini sudah keluar.

Saat sudah berada diluar, Shaka bertemu dengan Aska, dan sepertinya laki-laki itu juga sama dengan Shaka, sedang mencari dimana keberadaan istrinya.

Assalamualaikum, Dek Santri [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang