01 - ⌊ Rush and Pressure ⌉

115 12 3
                                    

🎵| Author's playlist |🎵
Family Line — Conan Gray


Kota Jakarta sedang dilanda hujan besar ketika mobil mahal bermerk Ferrari itu tiba di lobby sebuah hotel kenamaan di jantung ibukota.

Salah satu satpam yang bertugas langsung bergegas membukakan pintu sambil memayungi.

"Selamat datang,"

Sang penumpang, seorang wanita usia tiga puluhan awal mengangguk kecil, "Terimakasih."

Di sisi sebelahnya, sang pengemudi—seorang laki-laki yang juga berusia tiga puluhan awal—menyerahkan kunci mobil untuk parkir valet kepada petugas parkir valet.

Laki-laki itu menggandeng tangan sang perempuan dengan lembut, tersenyum kecil.

"Yuk?" Ajaknya, berjalan bersisian.

Perempuan itu mengangguk kecil.

Kedua pasangan muda bak putri dan pangeran kerajaan itu langsung berbelok menuju restoran utama Hotel, tempat yang mereka tuju.

Sepanjang perjalanan menuju restoran itu, mata semua orang tidak berpaling dari mereka berdua.

Si laki-laki yang berwajah setengah arab karena keturunan ayahnya pun tersenyum kecil pada sang pelayan restoran yang bersiaga di depan.

"Atas nama Bapak Jeffrey Fadhrizal Prakasa."

"Baik, Pak, Bu. Mari saya antar." Ucap sang pelayan, berjalan di depan mereka berdua menuju ruangan VVIP di restoran ini.

Apakah kalian pernah mendengar department store Ecclés?

Departement store yang menjajakan barang-barang mewah kelas menengah keatas yang belakangan ini buming di seluruh penjuru negeri.

Jeffrey Fadhrizal Prakasa adalah pemilik dari jaringan departement store mewah itu. Yah, lebih tepatnya saat ini Jeffrey sedang mengakuisisi jabatannya sebagai direktur utama Ecclés dikarenakan ayahnya, sang big boss, yang sedang terbaring sakit.

Sementara perempuan cantik dan manis yang berjalan disisi Jeffrey adalah istrinya, Joanna Maeve Shah, seorang dokter muda yang baru saja menamatkan pendidikan spesialisasi-nya dan sekarang sedang bekerja sebagai salah satu dokter spesialis paru di rumah sakit swasta terkenal di Jakarta.

"Halo, semua. Maaf ka—"

"Kalian terlambat." Potong seorang wanita berusia middle fifty, yang duduk di kursi tengah.

Jeffrey dan Joanna sama-sama mengangguk patuh. "Maaf, Mi. Tadi kami terjebak kemacetan." Ucap Jeffrey jujur.

Betul, wanita itu adalah ibunda Jeffrey, Jessica Wibisono, mantan aktris yang memilih untuk merelakan karirnya setelah berkeluarga dan punya anak.

Jeffrey dan Joanna segera duduk di kursi yang telah disediakan.

Disebelah kanan dan kiri Jessica ada om dan tantenya Jeffrey, lengkap dengan pasangan mereka.

"Kalian berangkat dari rumah jam berapa?" Tanya Tante Brianna.

"Sekitar jam setengah 6, ya, Mas?" Ucap Joanna, menoleh pada Jeffrey meminta persetujuan.

"Iya, sekitar jam segitu." Timpal Jeffrey.

"Padahal kalian sudah tahu kalau acara makan malam ini dimulai jam 7." Cibir Jeffrey.

"Iya, Mi. Kami minta maaf." Ucap Joanna, menunduk dalam.

Jessica bukanlah orang yang keras kepada anak dan menantunya, tapi acara makan malam ini cukup penting bagi mereka semua, karena Brianna dan suaminya—Rico, sedang liburan ke Jakarta.

Almost Shatter | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang