🎵| Author's playlist |🎵
I Love You Always Forever — Betty WhoSepasang suami istri itu terlihat terlelap dengan sangat nyenyak, memeluk satu sama lain dan saling memberi kehangatan.
Bahkan cahaya sang surya yang menembus lewat jendela pun belum mampu membangunkan dua anak manusia itu.
Mata sang laki-laki membuka terlebih dahulu, terbangun oleh sengat sinar matahari.
Ah, jam berapa sekarang?
Rasanya ia baru saja melewati tidur ternyenyaknya selama hidup.
Jeffrey tersenyum kecil, berpangku tangan menatap istrinya—Joanna yang masih tertidur pulas.
Istrinya sudah kembali.
Tidak hanya kembali ke dalam rengkuhan peluk Jeffrey, tapi juga kembali seperti dulu.
Tentu saja Jeffrey tidak berhenti-hentinya mengucap syukur kepada Sang Mahakuasa karena telah menyatukan mereka kembali.
Hembusan nafas teratur Joanna terasa sejuk di dada Jeffrey.
Laki-laki itu merapatkan tubuhnya, mendekatkan tubuh mereka agar semakin hangat dibawah terpaan AC.
Yah, sepertinya hari masih terlalu pagi. Jeffrey bisa kembali menutup mata dan melanjutkan tidurnya untuk beberapa saat.
⁘
"Pagi, Mas." Sapa Joanna hangat, dari kitchen island.
Jeffrey yang baru saja keluar kamar, sedang sibuk mengancingkan kemejanya pun menolehkan kepala, "Eh, iya, pagi juga." Balasnya, tersenyum kecil.
"Need a help?" Tanya Joanna, bergegas menghampiri Jeffrey.
Laki-laki itu tersenyum tanpa dosa, menyerahkan dasi yang ia pegang kepada Joanna.
"Masih gak bisa pakai dasi sendiri, hm?" Goda Joanna.
Rasa panas menyambar di pipi Jeffrey, yang ia yakini sudah memerah.
Astaga... bisa gak sih gak usah godain suami pagi-pagi? Nanti kalau Jeffrey kelepasan dan malah memboyong Joanna ke kamar gimana?
Yang ada mereka berdua malah batal bekerja hari ini.
"Berbulan-bulan gak ada aku gimana cara kamu pakai dasi sendiri?" Tanya Joanna, seraya berjinjit pelan.
"Aku gak pake dasi."
Joanna terkekeh kecil, sibuk membentuk simpul dasi yang rapi.
Jeffrey bisa merasakan jantungnya berdetak cepat. Sial, rasanya kayak balik lagi jadi pengantin baru.
Laki-laki itu menghirup banyak-banyak semerbak wangi shampoo yang digunakan Joanna, rasanya menenangkan.
"And you're done." Ucap Joanna, mendongak menatap Jeffrey hangat.
"Makasih, sayang." Balas Jeffrey mencuri kesempatan, mengecup bibirnya kilat.
Tanpa perlu menunggu lama kecupan kilat itu berubah menjadi ciuman yang intim dan mesra.
Jeffrey segera merapatkan tubuh mereka dengan menaruh kedua tangan di pinggang Joanna, begitupun dengan Joanna yang sudah melingkarkan kedua tangannya di belakang leher suaminya.
Sang pria mengerang pelan, seiring dengan ciuman mereka yang semakin intens.
Detik berlalu menjadi menit, kedua bibir itu masih saling memesrai satu sama lain hingga Jeffrey terpaksa menjauhkan kembali bibirnya untuk mengambil nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Almost Shatter | COMPLETED
Romance⌊ Bagi pasangan suami istri, pembicaraan tentang anak seharusnya menjadi pembicaraan yang menyenangkan, bukan malah menyengsarakan. ⌉ Tetapi hal itu tidak berlaku bagi Jeffrey dan Joanna; Ketiadaan anak dalam kehidupan pernikahan mereka membuat Jeff...