18 - ⌊ Do You Still Love Me? ⌉

51 8 0
                                    

🎵| Author's playlist |🎵
Wild Love — James Bay


Joanna melangkahkan kaki jenjangnya santai melewati lorong panjang apartemen.

Ia pun langsung duduk dan mengistirahatkan diri di sofa begitu masuk ke dalam unitnya.

Perempuan itu melirik jam dinding yang tergantung di tembok, menunjukkan pukul 8 malam.

Yah, ternyata Joanna baru menyadari kalau bisa pulang cepat itu sangat menyenangkan.

Perempuan itu mengecek isi handphonenya yang tadi ia matikan sewaktu menyetir, membaca chat-chat yang masuk juga mengecek e-mail-e-mail baru serta pesanan e-commerce yang ia beli kemarin.

Belakangan ini Joanna memang sudah agak bisa mengatur waktu juga jadwalnya hingga waktu lemburnya pun tidak separah dulu. Kini Joanna sudah bisa pulang lebih cepat jika tidak ada kendala, tapi tentunya tidak jarang ia tetap harus lembur jika keadaan mendesak.

Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa Joanna lebih senang pada jadwal kesehariannya saat ini daripada dulu.

Setelah merasa letihnya telah berkurang, Joanna pun memutuskan untuk berganti baju rumah dan makan malam terlebih dahulu sebelum mandi dan istirahat.

Tadi sore sebelum pulang ia menyempatkan diri untuk membeli ayam bakar cabe ijo di restoran sunda dekat rumah sakit.

Wah, unexpectedly, ayam bakar sambel ijo nya enak, murah juga. Ingatkan Joanna untuk repeat order lagi besok-besok.

Perempuan itu makan dalam keheningan.

Joanna tidak bisa mengelak kalau ia rindu suasana makan bersama Jeffrey, mungkin tidak pernah menjadi rutinitas karena kesibukan mereka berdua, tapi setiap kali ada kesempatan sebisa mungkin mereka berdua akan menyempatkan diri untuk makan bersama, entah itu makan siang atau makan malam.

Sejujurnya Joanna tidak tahu keputusan apa yang akan ia ambil mengenai hubungan mereka.

Padahal besok adalah hari penentuannya. Besok Joanna akan bertemu kembali dengan Jeffrey untuk memberikan jawaban final.

Perempuan itu tersadar dari lamunannya sendiri.

Ah, sial, tiba-tiba ayam bakar cabe ijonya jadi hambar.

Dengan cepat Joanna memilih untuk menyelesaikan makan malamnya, ia ingin mandi sambil berendam air hangat untuk merilekskan pikiran.

Sambil menunggu air di bath tub penuh, Joanna pun duduk di meja rias, menghapus make up dan sebagainya sambil mendengar lagu melalui speaker bluetooth. Tak lupa ia menambahkan essence wewangian ke dalam air bath tub.

Joanna merasa lebih segar dan rileks setelah mandi. Kemudian ia beranjak ke meja rias untuk mengaplikasikan skin care routinenya.

Setelahnya Joanna memutuskan untuk bersantai sejenak di balkon kamar, meneduhkan pikirannya yang saat ini sedang ruwet dan mumet.

Langit malam ini cerah dengan bulan purnama yang bulat sempurna menggantung di langit, ditambah dengan bintang-bintang yang menemaninya.

Perempuan itu tersenyum tipis, menengadah ke langit—berharap ada jawaban.

Keputusan apa yang harus Joanna ambil malam ini?

Rasanya Joanna ingin mengesahkan gugatan cerai yang ia layangkan kepada Jeffrey, namun disisi lain ia benar-benar ingin melawan ketakutannya untuk punya anak.

Perkataan dan janji Jeffrey satu minggu lalu masih terngiang-ngiang di otaknya, membuat Joanna seperti mendapatkan kekuatan untuk melawan ketakutannya.

Kalau kamu takut untuk punya anak, hold my hand, Joanna. Rely on me once in a while. Kita gak perlu punya anak dalam waktu dekat, yang penting ketakutan kamu dulu disembuhkan dan dihilangkan. Aku akan menemani kamu dalam setiap prosesnya

Almost Shatter | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang