🎵| Author's playlist |🎵
Rollercoaster — Jonas BrotherJam sudah menunjukkan pukul 10 malam saat Joanna bersiap-siap naik ke ranjang setelah ia memakai skincare routine-nya. Disisinya, Jeffrey sedang membaca sebuah buku—entah buku apa, Joanna tidak terlalu memperhatikan.
Perempuan itu menarik selimutnya hingga sebatas dada.
"Kamu besok ada praktek?" Tanya Jeffrey, menaikkan kacamata bacanya—membuatnya terlihat semakin tampan dengan kacamata baca.
"Enggak, besok kan Sabtu. Kenapa emangnya?" Jawab Joanna menoleh kepada Jeffrey, kedua kakinya ia goyang-goyangkan di dalam selimut.
"Gak apa-apa, cuma nanya aja."
"Ooo..." Gumam Joanna, masih memainkan kakinya—entah kenapa perasaannya mendadak tidak enak.
Jeffrey menutup buku, menaruhnya di meja nakas samping ranjang.
Lelaki itu berbaring miring, menatap istrinya sembari berpangku tangan diatas bantal.
"Mau coba ke dokter kandungan?" Tanya Jeffrey, tersenyum kecil.
"Dokter... kandungan?" Tanya Joanna dengan suara tidak yakin—perasaan tidak enaknya membuahkan hasil.
Jeffrey mengangguk. "Ya, kita ngobrol-ngobrol aja dulu sama dokternya, solusi apa yang bisa membantu kamu melawan rasa takut, yah pokoknya konsultasi biasa deh."
Joanna menelan ludahnya berat. Jujur saja sebenarnya Joanna belum siap.
Ingin rasanya Joanna menolak dan berkata 'belum siap', tapi Joanna tidak bisa selamanya berlindung dibalik alasan 'belum siap' kan?
"Jo?" Panggil Jeffrey, menyadarkan Joanna dari lamunannya.
"Ah, iya, iya, bo-boleh." Ucap Joanna, gelagapan.
"Kalo kamu gak setuju, gak apa-apa kita—"
Oke, Jeffrey sedang gaslighting.
Joanna menggeleng cepat, "I'm okay."
"Kebetulan Mami udah kasih recommend dokter kandungan buat kita. Namanya Dokter Nasya, temen arisannya Mami, kita coba ke beliau dulu aja, kalau gak cocok nanti baru cari lagi."
Joanna mengangguk singkat kemudian menguap lebar, tanda sudah mengantuk.
Jeffrey tersenyum hangat, mengangkat selimut lebih tinggi. "Goodnite, Jo. Have a very sweet dream."
Joanna tidak sempat membalas karena sudah terlelap.
⁘
"Jo, lamu udah siap?" Tanya Jeffrey, keluar dari kamar—sambil merapikan kemejanya.
Joanna yang sedang duduk-duduk santai di sofa ruang keluarga mengangguk singkat. "Udah, Mas."
Siang hari ini mereka akan melakukan konsultasi dengan Dokter Nasya seperti yang sudah disepakati semalam dan setelahnya Joanna tidak memiliki agenda apapun, makanya ia lebih memilih untuk tampil flawless tanpa make-up sama sekali.
"Yuk, berangkat." Ajak Jeffrey, menghampiri istrinya.
Joanna mengangguk kaku, bangkit berdiri.
Wajah Jeffrey terlihat sangat amat bahagia dan juga ceria sepanjang pagi ini berbanding terbalik dengan Joanna yang tampak tegang.
Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit Joanna hanya diam, memilih untuk melihat jalanan di luar sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Almost Shatter | COMPLETED
عاطفية⌊ Bagi pasangan suami istri, pembicaraan tentang anak seharusnya menjadi pembicaraan yang menyenangkan, bukan malah menyengsarakan. ⌉ Tetapi hal itu tidak berlaku bagi Jeffrey dan Joanna; Ketiadaan anak dalam kehidupan pernikahan mereka membuat Jeff...