⌊ The End: Happily Ever After ⌉

101 10 0
                                    

🎵| Author's playlist |🎵
This Is Heaven — Nick Jonas


Tidak terasa satu tahun telah terlewati sejak Jeffrey dan Joanna menyelesaikan pertikaian diantara mereka.

Selama satu tahun kebelakang ini, banyak hal yang terjadi di dalam hidup mereka. Salah satunya adalah berita kehamilan Joanna.

Ya, saat ini perempuan itu sedang mengandung buah hatinya dan Jeffrey yang telah mereka tunggu-tunggu. Menurut Dokter Nasya bayi mereka kembar dan keduanya berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Tentu saja Jeffrey sangat kaget saat mendengar berita bahagia ini—laki-laki itu bahkan sampai menangis terharu, dan bukan hanya Jeffrey, tetapi juga Jessica, Jasyid, Jolly, dan semua anggota keluarga besar mereka berdua. Sejak saat itu, Jeffrey berubah menjadi calon ayah yang overprotektif kepada istri dan calon anak-anaknya. Dan ia yakin bahwa bahagia-nya tidak akan berhenti sampai disaat itu saja, melainkan akan terus berlanjut sampai sepanjang hidupnya.

Kini kandungan Joanna menginjak bulan ke enam. Tidak ada lagi rasa takut yang ia tunjukkan; perempuan itu benar-benar sudah sembuh dari trauma sepenuhnya.

Pagi yang cerah menyambut kedua insan manusia itu dengan hangat.

"Good Morning, babe," Sapa Jeffrey mengelus pipi istrinya yang baru saja terbangun.

Joanna menolehkan kepala, menatap Jeffrey balik—penuh dengan cinta.

Jeffrey langsung menempelkan bibirnya pada bibir Joanna, membuatnya tidak sempat menghindar.

Kecupan ringan itu pun berubah menjadi ciuman yang mesra dan lama.

"Mm-Mas." Panggil Joanna, nafasnya terasa hangat—menyuruh Jeffrey melepaskan tautan bibir mereka.

Laki-laki itu tersenyum kecil, sebelum melepaskan tautan bibir mereka.

Perhatian Jeffrey tertuju pada perut buncit Joanna, ia menelusupkan tangan ke dalam piyama istrinya, mengusap-usap perutnya penuh kasih sayang.

"Good morning juga anak-anaknya Papi." Ucap Jeffrey lembut, mengecupi perut Joanna.

"Wah mereka juga udah bangun, Jo." Ia terkekeh pelan, merasakan tendangan dari salah satu bayinya.

"Iya,"

Jeffrey kembali bertatapan dengan Joanna, menahan kepala dengan satu tangan. "Kamu mau ngapain hari ini? Lagi pengen ngidam sesuatu kah?"

Joanna berpikir sebentar, kemudian menggeleng.

"Okay, kalau gitu kita bisa mengawali hari dengan cuddle-cuddlean dulu, mungkin juga satu dua sesi olahraga pagi?" Goda Jeffrey mengerlingkan mata pada Joanna.

"Mesum!" Sahut Joanna menimpuk Jeffrey dengan bantalnya.

Calon ayah itu hanya ketawa-ketiwi, "Kalau aku gak mesum, kamu gak akan hamil sekarang, Jo."

Joanna mendengus kesal, berniat turun dari ranjang.

Dengan cepat Jeffrey menahan lengan Joanna, "Eits... sini kita cuddle-an aja. Kapan lagi kita quality time berempat, hm? Lagian juga masih terlalu pagi buat bangun."

Joanna menatap Jeffrey setajam silet sebelum ia kembali tiduran diranjang.

"Yah, untuk yang hal terakhir kamu gak salah. Pengen rebahan terus aja." Ungkap Joanna jujur.

Raut muka Jeffrey langsung berubah menjadi cemas, "Punggung kamu masih sakit? Mau aku pijitin?"

Beberapa hari ini Joanna memang sempat mengeluhkan kalau punggungnya pegal-pegal jadi Jeffrey akan menyempatkan untuk memijitnya saat sedang senggang.

Almost Shatter | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang