🎵| Author's playlist |🎵
Glimpse of Us — JojiKedua mata Jeffrey menatap langit-langit kamarnya nyalang.
Cahaya matahari menyinari jendela kamar dengan terang, menciptakan bayang-bayang sekaligus menandakan bahwa hari sudah berganti.
"Oh, sudah pagi." Batin Jeffrey, melirik ke arah jendela kamarnya tanpa minat.
Semalam Jeffrey mencoba untuk melanjutkan percakapan mereka dengan menggedor-gedor pintu kamar sebelah selama 5 menit sebelum akhirnya Joanna mengusir Jeffrey dengan berteriak histeris seraya membanting salah satu pigura foto mereka. Dirinya yang takut Joanna semakin bertindak diluar akal sehat atau malah menyakiti dirinya sendiri pun akhirnya memilih mundur dan kembali ke kamar utama.
Semalaman tubuhnya hanya terlentang diatas ranjang namun matanya tidak dapat terpejam barangkali sedetik saja.
Otaknya masih berusaha memproses kejadian semalam, masih berusaha mencari-cari dimana letak kesalahan dirinya... selama ini.
Laki-laki itu menghela nafas panjang. Ia berkali-kali mencubit dan menampar pipinya semalaman untuk membuktikan bahwa semua hal ini hanyalah mimpi buruknya saja. Namun berapa kali pun Jeffrey mencoba mencubit dan menampar pipinya sendiri ia tetap tidak bisa menyangkal bahwa istrinya sungguh-sungguh menceraikannya semalam.
Jeffrey mengangkat tangan kanannya keatas tinggi-tinggi, menatap cincin pernikahan yang tidak pernah sekalipun lepas dari jari manisnya selama 10 tahun kebelakang.
Dalam pernikahan ini... pada akhirnya hanya tersisa Jeffrey sendiri.
Kata cerai terus menerus bergaung di kepalanya.
Pernikahan yang sudah mereka bangun dengan susah payah sepuluh tahun kebelakang tidak akan hancur begitu saja kan?
Jeffrey harus melakukan sesuatu untuk menyelamatkan rumah tangga mereka bukan?
Ya. Jeffrey harus bisa membuat istrinya berubah pikiran dan membuang jauh-jauh ide konyolnya untuk bercerai.
Laki-laki itu dengan cepat meraup dokumen perceraian yang ada di sebelahnya dan langsung menyimpannya di bagian terdalam lemari baju mereka.
Hah... Joanna pikir sekarang ia sedang berhadapan dengan siapa? Mudah saja bagi Jeffrey Fadhrizal Prakasa untuk menolak permintaan cerai Joanna dan menganggap semua omong kosong tadi malam tidak pernah terjadi.
Laki-laki itu menegakkan tubuhnya, tersenyum penuh keyakinan.
Ya. Jeffrey akan menganggap bahwa percakapan semalam tidak pernah terjadi, dengan begitu Joanna tidak akan bisa melanjutkan perceraian mereka.
Jeffrey segera bangkit dari ranjang dan beralih ke kamar mandi. Ia butuh waktu untuk mendinginkan kepalanya saat ini.
Setelah selesai mandi, Jeffrey pun segera berpakaian dan bersiap-siap ke kantor seolah-olah tidak ada badai yang baru saja menghantam hidupnya semalam.
"Cklek." Pintu kamar utama yang tidak terkunci terbuka, menampilkan Joanna yang sudah rapi.
"Joanna?" Panggil Jeffrey, tanpa bisa mengalihkan pandangan dari wajah istrinya.
"Aku gak ganggu kamu kan?"
Dengan cepat Jeffrey menggeleng pelan.
Apa Joanna ingin minta maaf atas tindakan sembrononya semalam dan sudah mendapat pencerahan pagi ini?
Joanna berjalan mendekati Jeffrey.
"Kamu mau ngapain?" Tanya laki-laki itu bingung, kecanggungan meliputi mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Almost Shatter | COMPLETED
Romance⌊ Bagi pasangan suami istri, pembicaraan tentang anak seharusnya menjadi pembicaraan yang menyenangkan, bukan malah menyengsarakan. ⌉ Tetapi hal itu tidak berlaku bagi Jeffrey dan Joanna; Ketiadaan anak dalam kehidupan pernikahan mereka membuat Jeff...