[03] KHANSA'S DESTINY

3.2K 242 5
                                    

Setelah selesai shalat magrib, Khansa langsung bergegas ke dapur, lebih tepatnya ke kulkas. Khansa mencibirkan bibirnya kala tidak melihat minuman favoritnya di kulkas.

Khansa menepuk keningnya, "Aduh, gimana sih lo Sa? Udah tahu yoghurt lo habis, kenapa tadi pulang sekolah nggak langsung beli, ck!"

Khansa berdecak kesal, ia langsung kembali menaiki tangganya menuju kamar, ia dengan cepat mengganti pakaiannya memakai kaos dengan lengan panjang, dan di lapisi jaket hitam, tidak lupa ia memakai kerudung hitam segitiganya.

Ia bergegas keluar dari rumah, "Non mau main lagi ya?" Tanya bi Mumun.

"Biasa beli yoghurt bi, stocknya kan udah habis. Khansa lupa beli, bi."

"Besok aja non, udah malam lho ini."

Khansa menggelengkan kepalanya, "Perut Khansa minta di isi yoghurt sekarang juga! Dah ya bi!" Khansa langsung bergegas ke garasi motornya.

Ia mengeluarkan motor sport kesayangannya, lalu ia langsung menyalakan motor tersebut dan mulai menjalankan ke arah gerbang, "Mangga, bukain gerbang!"

"Eh, Non Sasa mau kemana?" Tanya mang Galang menghampiri Khansa.

"Beli yoghurt, buruan mang!" Mang Galang mengangguk patuh, ia langsung membuka lebar gerbang tersebut.

"Non, jangan pulang kemale-"

Ucapan mang Galang terpotong, Khansa langsung menancap motornya begitu saja menjauhi pekarangan rumahnya, melihat itu mang Galang hanya menggelengkan kepalanya.

***

Khansa memasuki mini market, ia menuju freezer, mengambil beberapa yoghurt rasa strawberry, kira-kira kalau di hitung Khansa membeli sebanyak dua plastik.

Setelah membayar ke kasir, Khansa langsung keluar mini market dan menjalankan motornya menuju rumah.

Di perjalanan, Khansa menikmati hembusan angin sepai-sepoi, "Lah, kok berhenti?" Bingung Khansa, motor yang ia kendarai tiba-tiba berhenti di tengah jalan.

"Pasti mogok nih! Duh, gimana dong ya?!" Panik Khansa, ia langsung turun dari motornya, tidak lupa ia mendorong motornya ke pinggir jalan.

"Aduh, gimana ini?" Khansa merogoh saku celananya, ia mencari ponselnya, tetapi nihil ponselnya tidak ada di saku celana tersebut.

"Ck, ponsel gue kan lagi di charger di kamar! Terus ini gimana dong motor gue?! Gue gak bisa ngabarin orang rumah!" Kesal Khansa.

"Sial banget gue dah ya Allah," Ujar Khansa mengacak khimarnya dengan frutasi.

"Lo nyusahin! Huh!" Cibir Khansa melototkan motor yang di hadapannya.

Ia menaruh dua kantong plastik di bawah, lalu mencari kendaraan yang lewat. Jalanan ini sangat sepi, Khansa memilih lewat jalan belok di banding jalan raya.

"Salah guenya juga ini, suruh siapa lewat jalan belok! Kenapa tadi gak lewat jalan raya aja sih?!"

"Eh, tapi kalau lewat jalan raya kan ada polisi ya? Anjir, serba salah gini etdah, astagfirulloh. Ya Allah, tolongin Khansa," Lirih Khansa seraya memijat pelipisnya.

"Gib? Lo dimana? Lo gak ada niatan gitu buat lewat sini? Ya Allah, tolong datangkan lah siapapun itu yang lewat sini,"

"Etdah, sepi bener nih jalanan. Mana daritadi gue ngomong sendiri kayak orang gila, plis buat pocong, mak lampir, gendorowo, kuntilanak, jangan muncul sekarang ya! Khansa takut!" Teriak Khansa, jujur hawanya tiba-tiba dingin membuat bulu kudung Khansa merinding.

KHANSA'S DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang