[04] KHANSA'S DESTINY

3.3K 221 4
                                    

Cklek

"Habis darimana kamu?" Tanya Rana, ketika melihat Khansa mulai memasuki rumahnya.

"Jajan yoghurt," Jawab khansa acuh, ia langsung bergegas menaiki tangga menuju kamarnya.

"Khansa! Oma belum selesai bicara!" Teriak Rana geram.

"Besok aja ya, Khansa ngantuk." Alibinya memelas.

Khansa langsung merebahkan tubuhnya di kasur king size, pikirannya masih tertuju pada kejadian tadi.

Flashback on.

"Itu juga, kerudung nggak usah segala diiket ke leher, gak kecekek emang?" Tanya Althar menaikkan sebelah alisnya keatas.

Khansa memutar bola matanya malas, lelaki di sampingnya ini selalu saja menilai penampilan dirinya, "Emang kenapa sih?! Terserah gue lah! Kerudung-kerudung gue juga!"

Althar tersentak kaget mendengar ucapan Khansa yang menurutnya marah, ya memang Khansa marah, "Dalam Islam, Allah melarang wanita berpakaian tetapi telanjang, menutup aurat tetapi menampakkan dada, kamu mau dicekek nanti di neraka?"

Khansa berdecak kesal, "Lo tuh ya pak, kalau bapak mau ceramah mending di masjid ya pak. Mohon maaf ya, bukannya saya tidak sopan. Tetapi saya kesal sama bapak, komentarin aja penampilan orang lain!"

"Sudah selesai motornya," Ujar montir.

Khansa lantas bangkit dari duduknya, "Berapa pak? Biar saya bayar."

"Nggak usah, biar saya yang bayar." Ujar Althar mulai bangkit dari duduknya.

"Nggak usah sok bayarin deh! Lo kira gue miskin, hah?!"

Khansa langsung merogoh uang disaku celananya, ia memberikan selembar uang berwarna merah kepada montir tersebut.

"Terima kasih pak, saya pamit." Setelah mengatakan itu, Khansa langsung menyalakan motornya, dan bergegas pergi meninggalkan Althar yang terdiam di sana.

Flashback off.

"Nggak tahu aja, gue paling benci dikomenin apalagi diceramahin," Gumam Khansa.

"Walaupun sekalinya omongan dia benar." Lanjutnya.

"Meong.."

Khansa bangkit, ia menunduk kala mendapati seekor kucing gemuk dengan bulu lebatnya, segera Khansa membawa kucing itu ke gendongannya, "Muezza," Lirih Khansa menatap sendu pada kucing yang bernama Muezza.

Khansa mengusap lembut bulu kucing tersebut, "Maafin Sasa ya? Sasa sekarang sibuk jarang banget merhatiin Muezza,"

"Hanya kamu yang bisa buat Sasa nggak merasa kesepian lagi, adanya kamu Sasa bisa merasakan kebahagiaan dengan uma," Khansa memeluk Muezza dengan penuh kasih sayang.

***

Dilain tempat, Althar mulai menduduki tubuhnya di sofa, tubuhnya sangat lelah mengurus bisnis, dan meeting. Wajar ia adalah anak pertama laki-laki yang sudah menginjak umur 20 tahun, yang sengaja diangkat sebagai CEO perusahaan DEVANDRA oleh papanya.

"Eh, abang udah pulang nak?" Kaget Aisyah, mama Althar.

Althar menoleh, ia tersenyum kala melihat keberadaan mamanya, "Iya ma, Althar capek." Adunya seraya mengerutkan bibirnya.

"Ututu, bayi gede mama capek ya? Ya udah kamu mandi dulu ya Thar? Abis itu kita makan malam, mama mau bangunin adek dulu." Ujar Aisyah, mengacak rambut Althar dengan gemas.

KHANSA'S DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang