[00] PROLOGUE

8.9K 382 4
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

HALLO, ASSALAMU'ALAIKUM ARA COMEBACK!!👋
JANJI SUPPORT SAMPAI END? 🤣

KARENA CERITA LTJ SUDAH TEMBUS TARGET, JADI AKU UP SEQUEL.

BAGAIMANA DENGAN JUDULNYA?

BUDAYAKAN VOTE, KOMEN YA!
JANGAN JADI PEMBACA GELAP YA!
HAPPY READING!!

***


"Bu Rana, kami pamit ya?" Ujar umi Dyah kepada Rana.

Rana mengangguk, "Iya bu, hati-hati."

"Bang Anza.." Lirih Khansa, ketika melihat Khanza yang berada di gendongan Rayna dengan beberapa tas dan mainan yang dibawa.

"Bang Anza angan pelgi, hiks." Tangis Khansa pecah.

"Sasa, angan nangis!" Ujar Khanza, ia memberontak meminta diturunkan dari gendongan Rayna.

Rayna lantas menurunkan Khanza, bocah itu menghampiri adiknya, "Sasa ko cengeng?" Tanya Khanza seraya mengusap air mata Khansa.

"Angan pelgi Anza, hiks!" Isak Khansa.

Rana berjongkok menyamakan tingginya dengan Khansa, "Sayang, jangan nangis dong. Kan masih ada oma di sini, Bang Anza itu mau nemenin nenek sama kakek di sana, Sasa di sini aja sama oma,"

Khansa menggelengkan kepalanya, "Sasa au ama Anza, pengen taya dulu agi ama uma abba ama Anza," Tangis Khansa, dirinya benar-benar merasa kehilangan sosok Khaira dan gus Rafa.

"Sasa, nanti kapan-kapan kita main ya nak? Kita ketemu lagi kok sama bang Anza," Ujar umi Dyah mengusap lembut kepala Khansa.

"Ayo buru, mobil sudah menunggu." Ujar Kyai Usman.

Umi Dyah mengangguk, "Rana kami pulang, kamu jaga diri baik-baik di sini dengan Khansa ya?"

"Iya, mbak hati-hati. Semoga selamat sampai tujuan." Ucap Rana seraya bersalaman dengan umi Dyah.

"Ayo nak," Ajak umi Dyah pada Khanza.

"Khanza sini salim dulu sayang sama oma!" Khanza menurut, ia mencium punggung tangan Rana, lalu Rana menciumi pipi Khanza.

"Dadahh omaa!!" Seru Khanza, melambaikan tangannya, melihat itu Rana terkekeh seraya membalas lambaian tangannya.

Umi Dyah menuntun Khanza menuju mobil, "BANG ANZAA!!!" Teriak Khansa dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

Khanza membalikkan badannya, ia menoleh pada Khansa. Setelah itu, Khanza melepaskan tangannya pada umi Dyah dan langsung berlari menghampiri Khansa.

Khanza memeluk erat tubuh Khansa yang gemetar, bocah laki-laki itu bisa merasakan tubuh adiknya yang gemetar. Khanza mengusap lembut punggung Khansa, tiba-tiba air matanya menetes begitu saja di pipi Khanza.

Khanza menguraikan pelukannya pada Khansa, Bocah laki-laki itu tersenyum manis, lalu menepiskan air mata di pipi Khansa, "Stt, Sasa angan nangis Anza nggak suka!"

"Sasa pengen itut ama Anza, hiks..." Isak Khansa.

"Kalo utah besal nanti kita pasti ketemu ko!" Ujar Khanza.

Lalu Khanza mulai membisikkan sesuatu di telinga Khansa, "Anza sayang ama Sasa," Ujarnya seraya berbisik.

"Anza pamit, dadahh Sasa!!" Lelaki itu melambaikan tangannya seraya tersenyum memperlihatkan gigi susunya.

"Balas dong!" Khansa mengerutkan bibirnya, perlahan tangannya terangkat membalas lambaian Khanza.

Khanza tersenyum senang ketika Khansa membalas lembaiannya, setelah itu Khanza berlari menghampiri umi Dyah, "Ayo, nek!" Seru Khanza.

Umi Dyah tersenyum, mengusap pucuk kepala Khanza, "Ayo, masuk."

Umi Dyah mengangkat Khanza untuk di masuki kedalam mobil, sedangkan Rayna dan Kyai Usman telah masuk terlebih dahulu.

Setelah Khanza memasuki mobilnya, kini umi Dyah pun menyusul untuk masuk kedalam mobil tersebut.

Mobil mulai menyala, perlahan mobil itu berjalan menjauh dari pekarangan rumah mewah yang bertingkat dua.

Khansa menatap sendu mobil yang Khanza tumpangi sudah mulai melaju menjauh, dan tidak terlihat lagi.

Melihat raut wajah Khansa menyedihkan, Rana pun menggenggam lengan Khansa, "Udah jangan sedih, nanti oma ajak Sasa jalan-jalan mau?"

Khansa menggelengkan kepalanya, melihat itu Rana mencoba berfikir kembali untuk menghibur Khansa, "Nanti sekalian beli yoghurt rasa strawberry, yakin Sasa nggak mau nih?"

Mendengar ucapan Rana, mata Khansa berbinar, "MAU, OMA!!"

Rana tersenyum, "Nanti kita beli ya?"

"Beyi yang anyak ya, oma?"

Rana mengangguk, "Iya, nanti kita beli sekardus!"

"Yeayy!! Maacih oma! Sasa cayang oma!!" Ujar Khansa, bocil tersebut kegirangan seraya memeluk erat tubuh Rana.

"Sama-sama, apapun Sasa mau akan oma belikan, asal cucu oma yang cantik ini nggak sedih lagi,"

Khansa mengangguk, "Sasa janji ndak cedih agi kok!"

"Pinter, ini namanya cucu oma!"

"Ya udah yuk masuk? Bi Mumun udah masak kayaknya tuh," Ujar Rana seraya menuntun Khansa untuk memasuki rumahnya.

"Mang, gerbangnya jangan lupa di tutup!" Teriak Rana.

Mang Galang yang sedang menikmati kopi pun tergelonjak kaget, "Eh, iya nyonya! Siapp!!"

***







TBC!

Kuningan, kamis 12 Januari 2023.

KHANSA'S DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang