[59] EPILOG

4.6K 369 46
                                    

Khansa terduduk di rerumputan hijau seraya memandangi kupu-kupu yang menyesap bunga-bunga cantik.

Merasakan usapan di punggungnya dengan cepat Khansa berbalik badan, wanita muda di belakangnya tersenyum hangat. Sontak Khansa langsung bangkit, ia memeluk tubuh wanita muda itu dengan sangat erat.

Wanita muda itu pun tersenyum seraya membalas pelukan Khansa, "Umma, akhirnya kita bisa bertemu kembali."

Wanita muda itu melepaskan pelukannya pada Khansa, "Sasa sudah bahagia kah di dunia?"

Khansa mengangguk antusias, "Sudah dong umma! Sasa sekarang udah punya suami, namanya Althar. Suami Sasa baik banget umma, dia gak pernah sekali pun menyakiti hati Sasa." Adu Khansa pada wanita tersebut.

Wanita muda itu terkekeh geli seraya menoel hidung mancung milik Khansa, "Itu adalah akhir dari takdir kamu sayang, Allah memberi takdir kamu yang menyakitkan hanya di awal, dan di akhiri oleh kebahagiaan bukan?"

"Iya umma!! Umma tahu gak? Bang Anza sama nenek udah minta maaf sama Sasa, mereka udah baik banget sekarang sama Sasa. Sasa senang banget! Nggak ada orang jahat lagi, dan Sasa juga bahagia karena udah nggak kesepian lagi sekarang!"

Wanita muda itu mengulas senyumannya, ia duduk pada rerumputan hijau seraya memandangi langit biru yang sangat indah.

Khansa pun mengikuti wanita muda itu, ia ikut duduk di sampingnya, "Di sini sangat indah sekali bukan?"

Khansa mengangguk menyetujui, "Iya indah banget umma, Khansa suka kalau di sini adem, bersih, dan sejuk sekali." Ujar Khansa berseri-seri.

"Apakah kamu mengetahui sesuatu? Jika manusia itu di lahirkan untuk beribadah kepada Allah, pasti Allah akan menguji keimanan mereka, Allah akan memberi beribu-ribu masalah dan ujian untuk mereka, kadang Allah juga mengambil orang terdekat mereka, Allah ingin tahu seberapa kuatnya mereka. Ya, seperti yang pernah kamu alami waktu dulu."

"Lalu, setelah itu. Allah akan memberinya suatu kebahagiaan yang indah di luar ekspetasi kita, Allah bahkan mengembalikkan orang-orang terdekat mereka, seperti bang Khanza, nenek, itu sudah kembali baik dan kembali menemani kamu bukan?"

Khansa mengangguk, "Iya umma, berarti selama ini Sasa sedang di uji oleh Allah ya?"

"Benar sayang, semua manusia itu pasti akan Allah uji. Allah akan terus menguji manusia sebelum mereka meninggal."

Khansa sontak menatap wanita muda itu, "Jadi kalau udah meninggal, Allah tidak akan menguji kita lagi?"

Wanita muda itu menggelengkan kepalanya, "Tidak, Allah akan menguji mereka hanya di muka bumi (dunia). Dan jika orang baik, beriman, sabar, tabah, dan tawakal insha Allah ia akan berbahagia di rumah Allah (surga)."

Khansa mengangguk mengerti, "Gitu ya umma, Khansa baru paham nih."

Wanita muda itu mengulas senyumannya, ia menatap netra cokelat milik Khansa. Jujur, berhadapan dengan Khansa berasa sedang bercermin, netra cokelat, bibir pink, hidung mancung, mata sipit, dan alis tebal sangat mirip dengan dirinya. Hanya beda di warna kulit, Khansa memiliki warna kulit sawo matang, sedangkan dirinya putih.

"Khansa rindu dengan umma dan abba?" Tanya wanita muda itu.

Lantas Khansa mengangguk tanpa ragu, "Rindu!! Rindu banget malah!"

Wanita muda itu tersenyum manis, "Lalu, lebih baik kamu ikut umma untuk tinggal di sini, ya?"

Khansa tersentak, "Kenapa?"

KHANSA'S DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang