"Ayok kita pergi sekarang!" Ajak nenek Ersa tersebut seraya menggenggam erat lengan Khansa.
Khansa beralih menatap kaki nenek Ersa, "Nenek kenapa nggak pakai sandal, nek?" Tanya Khansa.
Nenek Ersa hanya tersenyum kikuk, "Nenek gak punya sandal nak,"
"Ya sudah, kita beli sandal dulu buat nenek ya?" Ajak Khansa namun dibalas gelengan kepala oleh nenek Ersa.
"Tidak usah, tidak apa-apa. Ayok kita pergi, perjalanannya jauh nak, takut keburu sore,"
Khansa menghela nafas pasrah, "Ya sudah,"
Nenek Ersa menggenggam erat lengan Khansa, mereka mulai berjalan. Entah arah mana, Khansa hanya mengikuti nenek Ersa.
"Kita naik mobil hitam itu ya nak," Ucap nenek Ersa menunjuk sebuah mobil hitam di seberangnya.
Alis Khansa mengernyit bingung, "Nek? Itu mobil siapa memangnya?"
"Itu mobil penumpang nak, nenek malas naik angkot. Jadi kita naik mobil hitam itu saja ya?"
Khansa hanya mengangguk, walaupun jujur dirinya sangat bingung akan hal ini.
Khansa mendorong koper, ia menyebrangi jalan raya bersama nenek Ersa.
"Ini mana pensupirnya, nek?" Tanya Khansa.
"Ada di dalam, ayok masuk nak. Setelah itu nenek yang masuk!"
Dengan sedikit ragu, Khansa memasuki mobil hitam tersebut lalu disusul oleh nenek Ersa.
"Jalan pak!" Teriak nenek Ersa ketika dirinya dan Khansa telah memasuki mobil tersebut.
Khansa menatap bingung dua pria didepan kursinya, "Kerja bagus nek," Gumam pria tersebut.
Khansa dapat mendengar omongan pria didepannya tersebut, "Nek, ini mau kemana nek?" Tanya Khansa sedikit panik.
"Kamu nurut saja ya Khansa," Ujar nenek Ersa dengan santai.
Khansa menggeleng, entah kenapa perasaannya jadi tidak enak, "Nek! Jangan bawa Khansa, tolong lepasin Khansa, nek!"
"DIAM KAMU!" Teriak pria didepannya dengan pakaian serba hitam, topi hitam, dan kacamata hitam, tidak lupa ia juga memakai masker untuk menutupi wajahnya.
"Lo siapa?! Nggak usah macam-macam!"
Pria tersebut tersenyum smrik, "Nanti juga lo tahu sendiri, Khansa!"
Khansa menggeleng keras, ia beralih menatap nenek Ersa dengan datar, "Dasar nenek penipu!"
"Kamu saja yang bodoh Khansa, mudah tertipu dengan acting saya," Ujar nenek Ersa tertawa.
"Ya Allah, tolong Khansa.." Batin Khansa.
Setelah diam beberapa menit, Khansa beralih menatap nenek Ersa yang tengah sibuk bermain ponsel, dan kedua pria didepannya yang tengah asik dengan pemandangan dan satunya yang sedang sibuk menyetir mobil.
Ini saatnya Khansa akan beraksi.
Khansa memejamkan matanya, "Bismillah.."
Cklek
Dengan modal nekat, Khansa dengan keberaniannya ia membuka pintu mobil tersebut.
Brugh!
Dengan cepat Khansa melompat dari mobil tersebut, membuat kedua pria tersentak kaget.
"Ck, Khansa keluar ban*sat!" Umpat pria tersebut.
Mobil tersebut pun langsung terhenti, "Nek, lo gimana sih?! Jagain Khansa yang bener!" Kesal pria tersebut.
"Maaf, nenek nggak tahu dia bakal kabur,"
KAMU SEDANG MEMBACA
KHANSA'S DESTINY [END]
SpirituálníSequel off Love Till Jannah Di follow dulu sebelum baca. Judul sebelumnya: Istiqamah With Husband Bebas, mau baca LTJ dulu gapapa, mau langsung baca ini juga gapapa, mangga🥰 Pastikan sebelum baca sudah follow terlebih dahulu, jangan lupa ramaikan! ...