OBSESSION 26

676 58 10
                                    










Di ruangan yang gelap berubah menjadi terang, pandagan Irene tertuju pada isi ruangan yang penuh lukisan hasil tangan Seulgi. Entah sudah berapa banyak yang sudah dibuat oleh Seulgi selama Irene hamil.

Irene tersenyum miris, dikala itu Seulgi lah yang paling excited saat hamil menunggu anaknya lahir. Setelah Rowoon hadir ke dunia, sifat dan sikap itu tak lagi ditunjukkan kepada Rowoon.

Secara mental dan umur, Seulgi memang belum siap menjadi seorang ayah. Bahkan lebih seperti anak pertama Irene dibanding pasangan.

"Eomma." panggil Rowoon.

"Kamu belum tidur?."

Rowoon menggeleng.
"Belum bisa tidur. Wah ini lukisan siapa? Yang ini mirip eomma Apa teman eomma yang membuat?? Apa ini waktu eomma hamil Jaemin dan Jennie?."

".....Maaf, maksudku Yeji." Rowoon cepat meralat ucapannya, menjaga perasaan itu lebih baik meskipun Irene tidak mempermasalahkannya.

"Appa. Ini bukan adikmu, ini kamu."

"Jinjja?."

"Yash. Ini waktu eomma hamil kamu."

"Boleh salah satunya aku taruh dikamar??."

Irene mengangguk memberi izin dan ikut senang Rowoon sangat menghargai karya Seulgi.

"Rowoon-ah, kalau eomma tidak kembali bersama appa tidak apa kan? Mungkin ada orang baru yang bisa mengisi hati eomma."

"Jangan hanya tanya padaku eomma, tanyakan dua bocah diatas. Memang hanya aku yang anak eomma."

Irene menahan tawanya, sekarang Rowoon mulai berubah seperti kakak pada umumnya.

"Apa bedanya denganmu? Sama-sama masih bocah."

"Tidak ada bocah yang bisa memotret ibunya sebagus Kim Rowoon."

"Kata siapa? Dunia ini kan luas dan ada triliunan manusia di dunia ini. Tidak mungkin hanya satu."

"Ah benar, tapi apa hidup mereka juga sama sepertiku dan keluarga kita sekarang eomma??."

Pertanyaan Rowoon membuat Irene berpikir lama karena butuh waktu untuk memahaminya.

"Eomma manusia biasa, jadi eomma tidak tahu hal seperti itu ada atau tidak. Tapi yang paling penting adalah sayang eomma ke Rowoon tidak pernah berubah."

"Iyalah, memang appa. Manusia labil tidak bisa mencintai satu wanita."

Bukannya sedih, Irene justru setuju dengan pikiran anaknya yang membuat dia melanjutkan obrolan itu dengan Seulgi yang menjadi pemeran utamanya. Tak sadar jam sudah menunjukkan jam 1 pagi, Irene maupun Rowoon masih seru dengan cerita masing-masing sampai akhirnya Rowoon tertidur dipaha Irene.

___________________

Pagi mulai menyapa tepatnya jam 7, waktunya ketiga anak Irene untuk bangun dan pergi ke sekolah masing-masing.

"Rowoon hyung belum bangun??." tanya Irene ke Jaemin.

"Dia masih bersiap eomma. Kamarnya tadi terkunci jadi aku tidak bisa melihatnya sekarang sedang apa."

"Tadi kan kau sudah bilang dia sedang bersiap." komentar Yeji.

"Iya jam segini biasanya sudah bersiap." balas Jaemin.

"Yasudah lanjutkan makan kalian, eomma ke atas dulu...."

Saat Irene hendak mendatangi Rowoon ke kamar, Rowoon sudah berjalan menuruni tangga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

O̷B̷S̷E̷S̷S̷I̷O̷N̷ [SEULRENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang