Irene langsung membuka gasper dan celana Seulgi. Lalu Irene menyentuh tubuh yang sudah polosan itu. Sentuhan tangan Irene membuatnya gusar dan sangat sensitif.
Irene menyium bibir tipis Seulgi, mengambil kendali permainan yang sangat tak terduga. Ia melepaskan dress yang seharusnya ia pakai untuk acara malam prom malah berakhir diacara bermain dengan Seulgi. Bibirnya bergerak sesuai ritme, sensual namun lembut.
"Tidak salah aku terobsesi pada tubuhmu dan hal yang ada didirimu selama ini." ujar Irene lalu menelusuri tubuh Seulgi dengan jarinya yang lentik itu.
"Ah...mam please" ujar Seulgi yang sudah tidak tahan karena juniornya mengacung tegak lumayan lama.
Irene menggoda Seulgi dengan menyentuh lalu melepaskan daerah yang sekarang sangat sensitif itu.
Ia tersenyum memandang junior Seulgi yang baginya sangat sempurna, dan yang memiliki barang itu wajahnya memerah karena malu juga kalau orang menatap miliknya sampai tersenyum mesum seperti itu.
"Ahh...mam c'mon" Seulgi meminta lebih dari sentuhan tangan Irene untuk juniornya.
"Sabarlah sebentar Seulgi-ah" ujar Irene, sambil melanjutkan kegiatannya pada junior itu.
Menyentuh dan memberi pijatan kecil yang membuat Seulgi semakin menderita dibuatnya saking nikmatnya. Mengocok dengan irama cepat lalu lambat, membuat Seulgi bingung kapan dia mau keluarnya.
Seulgi tidak sepolos itu sampai dia tidak mengerti perbedaan mau pipis dan cairan sperm nya.
"Let me cum please"
"Memohonlah dengan aegyo"
"Mam"
"Lakukan saja jika mau keluar tanpa kesusahan."
"Let me cum juseyo" dengan imut Seulgi memohon kearah Irene.
Irene mengulum kejantanan Seulgi, biarkan milik Seulgi hangat didalam mulutnya. Irene akhirnya menggerakan mulutnya, tentu saja Seulgi sangat menikmatinya dan merasakan sensasi yang baru dikehidupannya.
Seulgi kembali menelan ke kecewaannya karena Irene melepas juniornya dari mulut sexy itu.
"Wait, apa kamu tidak membawa pengaman atau pil mencegah kehamilan?."
"Mam, please. Aku tidak tahu jika akhirnya akan seperti ini. Tapi jika tidak mau ya aku akan menyelesaikannya sendiri." sangat munafik Seulgi berbicara seperti itu.
"Arasseo, kamu bisa mengeluarkannya diluar" namun Irene akan melarang Seulgi untuk melakukannya sendiri. Mereka sama-sama mau, kenapa harus sendiri?.
"Terserah"
Irene duduk diatas junior Seulgi dan mengarahkan benda itu ke aset berharga miliknya.
Bibir kedua orang itu menahan desahan saat mereka menyatu dibagian bawah sana.
"Bagaimana rasanya Kang Seulgi?" tanya Irene, lalu menggerakan pinggul nya up and down.
Seulgi menahan desahan yang akan keluar dari mulutnya dan Irene berusaha agar Seulgi mendesahkan namanya.
"Say my name or stop it?" ancam Irene. Ia suka ancaman itu saat orang dibawahnya menahan erangan nikmat.
"Irene mommy please" desah Seulgi, lalu Irene berhenti karena ia tidak suka dipanggil mommy.
"I'm not your mommy, cz i don't like your daddy. Aku lebih suka terobsesi padamu, daripada daddy mu yang kaya itu." ujar Irene lalu menggerakkan pinggul nya dengan kasar sampai Seulgi tidak bisa menahannya akhirnya cairan itu keluar bersamaan dengan milik Irene.