33. pelik

497 18 0
                                    

Merasa sudah sangat membenci Sharon, akhirnya Joceline pun mengungkapkan semua rahasia yang selama ini Diane pendam sendiri. Dengan niat, berharap keluarga akan utuh kembali, namun akankah akan seperti yang Joceline harapkan?

"Mansion Kediaman Keluarga Caspian"

"Daddy! Daddy!" Teriak Joceline, memanggil ayahnya.

"Huh dasar jalang kecil, baru datang sudah membuat gaduh saja.." gumam Sharon kesal.

Saat ini, Joceline datang bersama dengan Alex.

Mr. Herd pun muncul dari balik pintu kamar miliknya, untuk menemui kedua putra putrinya.

"Daddy tahu tidak, aku baru saja bertemu dengan keponakanku yang sangat tampan, anak dari Diane dan Alex.." ucap Joceline riang.

"What? Apa yang sedang kau bicarakan, Joceline?" balas Mr. Herd heran.

Kemudian, Joceline pun menceritakan segalanya secara perlahan, juga Alex yang ada di sana ikut mempertegas. Setelah mengetahui segalanya, sungguh Mr. Herd sangat tidak menduga. Antara bahagia dan menyesal.

Yah, tentu saja penyesalan terbesar Mr. Herd, karena telah menuduh Diane sebagai wanita mandul. Padahal kenyataannya, Alexlah yang sangat bajingan tengik.

"Aku akan segera menceraikan Sharon. Kami sudah tidak ada kecocokan lagi." Tegas Alex tanpa rasa ragu.

Di posisi ini, Mr. Herd juga dilanda kebingungan. Sebenarnya Mr. Herd sangat bahagia, jika Diane dan Alex bersatu menjadi keluarga yang utuh, ditambah sudah ada cucu tampannya. Namun disisi lain, Mr. Herd juga mencemaskan kondisi Sharon. Atas segala hal yang selama ini mereka perbuat secara diam-diam. Tentu saja akan sangat pelik dan kacau. Jika Sharon buka suara dan semua itu juga bisa memperpendek usia Mr. Herd sendiri.

"Alex, pikirkan baik-baik kondisi Sharon dan anak kalian. Jangan gegabah, sudah cukup kesalahanmu dimasa lalu, bukan?" ucap Mr. Herd seolah sedang memberikan nasihat.

Mendengar ucapan dari Mr. Herd, Joceline benar-benar sangat muak. Joceline tahu, kemana arah tujuan dari ucapan ayah mereka.

"Mengapa justru daddy yang mencemaskan kondisi rumah tangga Alex? Bukankah, seharusnya sejak awal, Dianelah yang menjadi nyonya besar di keluarga Caspian ini!" Tegas Joceline menantang ayahnya, Mr. Herd.

"Ada apa ini? Mengapa harus ada nama Diane di mansion ini?" Timpal Sharon, yang muncul secara tiba-tiba.

"Ah.. wanita ular sudah muncul.. bersiaplah untuk mendengarkan dramanya," ucap Joceline, memandang rendah ke arah Sharon.

"Sharon, mari kita bercerai saja." Ucap Alex secara tiba-tiba, sontak Sharon pun terkejut tak menyangka, jika hari ini akan tiba.

"Kau.. wanita mana lagi yang telah meracunimu!" Teriak Sharon histeris.

"Karena sejak awal, seharusnya aku mendengarkan ucapan mendiang mommy, untuk tidak bersamamu bahkan menjadikanmu sebagai istri. Ini memang keputusan yang salah, menikahimu justru memperburuk keadaan." Cela Alex.

Ah. . Sharon terjatuh dan tersungkur tak percaya akan tiba hari ini.

"Alex, hentikan! Kau benar-benar ingin melihatku dibawah tanah!" Bentak Mr. Herd.

"Cukup daddy! Kalian pikir, kami begitu bodoh, untuk terus berpura-pura tidak tahu, kelakuan bejat kalian selama ini!" Teriak Joceline.

"Kau wanita ular, pelacur rendahan.. kau telah menghancurkan keluarga ini!" Teriak Joceline, lalu mendorong tubuh Sharon, hingga membuat Sharon terjatuh dan kepala Sharon pun mengenai ujung lemari yang cukup runcing.

"Daddy, mengapa harus istriku yang daddy santap? Mengapa tidak wanita diluar sana saja? Kalian benar-benar membuatku jijik!" Teriak Alex. Ternyata Alex sudah mengetahui segala tindakan bejat ayahnya bersama Sharon, istrinya.

"Alex... Apa yang sedang kau bicarakan!"

Ughkk... Sakit jantung Mr. Herd pun kembali datang, bahkan harus memuntahkan darah segar dari mulutnya.

Semua panik, terlepas dari semua perbuatan tak terpuji yang telah si ayah perbuat.

"Daddy..." lirih Joceline.

Joceline menyingkirkan tangan Sharon yang hendak mendekat.

"Kau hanyalah sampah, yang harus segera dimusnahkan. Lihat saja, apa yang akan Alex perbuat padamu. Sementara daddy, aku tahu, kau hanya memperalat daddy saja!" Teriak Joceline.

"Cepat bawa daddy!" Titah Alex, Alex pun menyeret Sharon menuju ruanh bawah tanah.

"Lepaskan aku Alex, lepaskan!" Jerit Sharon.

Alex tidak menggubris permohonan dari Sharon, Alex justru semakin mencengkeram erat pergelangan tangan Sharon.

Setiba di ruang bawah tanah, Alex mendorong tubuh Sharon menuju sebuah kamar.

"Alex, kau tidak bisa melakukan ini padaku, tidak bisa!" Jerit Sharon menggila

"Dasar pelacur kotor! Kau bahkan dengan sengaja menjebak ayah kami untuk jatuh ke pelukanmu. Kau memang wanita yang tidak tahu diri, kau lebih pantas membusuk di tempat ini!"

Plakhh... Alex menampar wajah Sharon berkali-kali, hingga mengeluarkan darah segar dari pinggir bibir Sharon. Alex juga mengunci Sharon di dalam sana seorang diri.

"Aku masih memiliki bayi, bagaimana mungkin kau melakukan ini padaku!" Jeritan Sharon pun kian menggema di seluruh penjuru.

"Aku akan membunuh anak cacat itu! Kau bisa apa, wanita pelacur kotor!" Teriakan Alex terdengar menakutkan. Alex pun meninggal Sharon seorang diri di sana.

***

Rumah Sakit Pusat Kota A.

Sementara itu, Mr. Herd kini mendapatkan penanganan intensif. Kondisinya pun kian melemah sepanjang waktu.

Joceline dengan setia menemani si ayah di sana, du sebuah ruangan vip.

Joceline terus saja menangis sedih, sedangkan Alex harus pergi untuk mengurus segala urusannya.

Tak lama kemudian, Aaron pun datang untuk menjenguk Mr. Herd.

Kedatangan Aaron terlihat biasa saja bagi Joceline, meskipun mereka sempat saling menaruh rasa, namun Joceline lebih memilih untuk menyingkirkan perasaan itu. Setelah kejadian fitnah yang Sharon perbuat padanya.

"Joceline, aku ingin meminta maaf, atas segala tuduhan yang selama ini terjadi padamu. Aku juga hampir terkelabui oleh ucapan dan tindakan dari Sharon.." sesal Aaron, sembari menyentuh tangan Joceline.

Jocelinepun tersenyum kecut pada Aaron. "Bagiku, orang lain ingin percaya atau tidak padaku, itu bukanlah urusan penting lagi. Pahitnya hidup dan hancurnya kondisi keluarga sudah cukup menjadi cambuk kejam untukku. Jadi, aku tidak ingin menambah bebanku, hanya karena sebuah kepercayaan yanh hilang. Padahal, kau jauh lebih mengenalku selama ini."

"Aku mengerti, Joce.. tapi untuk percaya pada sebuah ucapan saja tentu sulit, ketika bukti berbicara lebih kuat dan nyata."

"Lantas, untuk apa kau bicara seperti ini padaku, jika kau beranggapan seperti itu? Sungguh membuang waktu istirahatku saja." Ketus Joceline dingin. Yah, sikap dingin Joceline mulai terpupuk kuat, semenjak pertikaian yang terus terjadi di dalam keluarganya selama ini.

"Aku sudah memilih untuk percaya padamu.. aku sangat meminta maaf Joce.. aku hanya terperdaya oleh kondisi yang cukup pelik di dalam keluargamu.. maaf, karena disaat kau berada di titik sulit, aku justru tidak berada di pihakmu. Aku sangat menyesali tindakan bodohku itu.." sesal Aaron.

Joceline hanya bisa menghela napas panjang, menahan rasa kecewa sakit di hidupnya. Sungguh hal yang sulit bagi Joceline, tatkala harus menerima kondisi keluarganya yang saat ini kacau balau.

"Mungkin, ini adalah karma bagi keluarga kami, karena sudah banyak yang kami kecewakan.." isak Joceline pun akhirnya pecah juga, tepat di dalam dekapan Aaron, pria yang selama ini Joceline inginkan.

NERAKA dalam PERNIKAHANKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang