”NERAKA dalam pernikahanku”
Author by Natalie Ernison•••
Usai kejadian tak mengenakan itu, kondisi mental Joceline pun makin terguncang hebat. Keluarga yang seharusnya tempatnya bernaung, berlindung, justru kini mulai mengabaikannya.
Joceline pun mulai teringat, ketika Diane masih berada di dalam keluarga Caspian, keluarga mereka begitu hangat. Mr. Herd begitu menyayangi Joceline dan juga Diane. Diane yang sangat menyayangi Joceline seperti adiknya sendiri, hangat dan bahagia.
Apakah Joceline mulai menyesali semua perbuatannya, yang pernah ia lakukan terhadap rumah tangga Diand dan Alexavier...
...
Rumah Sakit Pusat Kota A.
Akhirnya, Mr. Herd pun harus dirawat inap karena kondisi kesehatan yang kian menurun. Di sana juga sudah ada Sharon, Joceline juga Alex. Alex akhirnya pulang, karena mendengar ayahnya kembali jatuh sakit lagi.
"Apa yang sudah terjadi dengan daddy, sehingga seperti ini?" tanya Alex. Karena Alex tahu betul, jika Mr. Herd seperti ini, tentu ada pemicunya.
"Ini hanya kesalahan pahaman saja antara aku dan Joceline. Yah, mungkin Joceline masih tidak menyukaiku juga anak kita.." Ucap Sharon lirih.
"Disaat seperti ini saja, kau masih berniat untuk mencari muka! Kau memang wanita jal4ng9 sialan!" Bentak Joceline.
"Joceline, pelankan suaramu, daddy sedang beristirahat sekarang. Tolong, lihatlah kondisi baik-baik." Tegas Alex. Lalu duduk di sofa yang tersedia di dalam ruangan rawat vip tersebut.
Joceline hanya dapat meredam amarahnya pada Sharon. Sharon dengan sengaja mendekati Alex, dan memeluk Alex.
"Sayang, aku senang akhirnya kau kembali. Sepertinya, pekerjaan di luar kota sangat menyibukkanmu." Ucap Sharon.
"Yah, sehingga aku sangat tidak memiliki waktu untuk mengurus hal-hal yang tidak terlalu penting lainnya." Ketus Alex. Mendengar ucapan Alex, Sharon sebenarnya kesal, hanya saja Sharon berusaha untuk meredam emosinya, agar Alex merasa nyaman dengan dirinya.
Joceline tersenyum miring, tatkala melihat Alex mengabaikan Sharon. Alex justru sibuk bermain dengan ponsel miliknya.
"Kak Alexavier adalah pria yang selalu fokus dengan pekerjaannya. Kak Alex hanya akan kembali, jikalau itu menyangkut urusan keluarga bertalian darah dengannya. Jika hanya masalah bisnis dan lainnya.. Kak Alex bisa saja meminta asisten lain untuk mengurus semua itu." Timpal Joceline.
"Yah, tentu semua demi keluarga kita, bukan?" balas Sharon yang berusaha agar tetap menjaga ketenangan emosionalnya.
"Kak Alex sangat tahu prioritas mana yang harus didahulukan dan juga yang tidak atau kurang penting tentu akan dikesampingkannya." Ucap Joceline setengah mengejek.
Sharon pun sudah mulai panas dada mendengar ucapan ketus dari Joceline. Alhasil, Sharon kembali memancing emosi Joceline untuk menjebak Joceline.
"Andai saja, kamu lebih bisa menyimpan rasa bencimu padaku ketika di depan teman-temanmu.. mungkin kejadian ini tidak akan terjadi. Hanya saja, mungkin kau terlalu membenciku juga anakku.." ucap Sharon dengan wajah sendu.
Mendengar hal itu, Alex pun mulai terpancing. "Apa sebenarnya yang terjadi? Jawab jujur sekarang!" Tegas Alex.
"Aku sedang tidak ingin membicarakannya dan itu tidak penting untuk dibahas." Ucap Joceline.
"Joceline, ini sudah menyangkut kesehatan paman Herd.. seharusnya, kau jangan bersikap egois terus.." ucap Sharon.
"Sharon, cukup! Kau itu hanya racun di keluarga Caspian! Camkan itu!" Tegas Joceline.
Alex memijat kepalanya, rasa pening mulai melandanya.
"Beginilah keadaan kami setiap kau pergi.." ucap Sharon, lalu merangkul Alex.
"Joceline, kau harus mengutamakan kesehatan daddy. Kita hanya memiliki daddy seorang, jadi jangan buat orang tua kita tidak tersisa." Tegas Alex.
"Sekarang kakak mulai termakan bisa wanita ular ini juga?" balas Joceline.
"Joceline, aku tidak peduli dengan permasalahan kalian. Tapi aku akan sangat marah, jika gara-gara sikap kekanakan kalian, membuat daddy terkena dampaknya. Aku tidak akan membiarkan kalian begitu saja." Tegas Alex.
"Sayang, sudahlah. Joceline hanya belum terlalu memahami saja. Kelak, Joceline akan mengerti, aku yakin." Timpal Sharon. Tentu ucapan dari Sharon membuat emosional Joceline tak tertahankan lagi.
Byur! Joceline menyiram wajah Sharon dengan segelas air mineral, karena sudah terlalu emosi.
"Lebih baik kau basuh mulut pendustamu itu, agar tidak selalu mengeluarkan racun!" Ketus Joceline, lalu bergegas melangkah keluar dari dalam sana.
"Sayang, lihat bagaimana Joceline memperlakukan aku.." ucap Sharon, yang sebenarnya sangat marah.
"Kau lebih dewasa, bukan? Jadi, seharusnya kau bisa menaklukan sifat Joceline. Dulu, selama dengan Diane, Jocelie selalu bersikap hangat. Jadi, jika sikapnya seperti ini padamu, kaulah yang perlu mengoreksi diri." Ketus Alex.
Sharon semakin dibakar api cemburu, tatkala Alex lagi-lagi membandingkan dirinya dengan Diane.
***
Kota D.
Hari ini, Diane sedang mengajak baby Aland untuk berkeliling area kompleks rumah menggunakan stroller, sembari memberikan mpasi untuk baby Aland yang sudah tak lagi hanya meminum air susu ibu.
Bersama pengasuh Beka, Diane bermain dengan baby Aland. Diane benar-benar meluangkan waktunya khusus, dan tidak ingin melewatkan setiap perkembangan dari baby Aland.
Drrtt... James is calling...
"Jika berkenan, aku ingin mengajakmu untuk makan malam bersama. Silakan membawa baby Aland, jika kau cemas dia di rumah bersama pengasuh." James.
Saat ini, Diane memang sulit untuk bepergian seperti dulu lagi. Dikarenakan dirinya yang sudah menjadi seorang bunda. Tentu, sehari saja meninggalkan baby Aland, perasaan Diane sudah gelisah tak menentu. Setiap Diane pergi untuk bersenang-senang keluar, walau hanya sebentar saja, rasanya Diane tak tega membiarkan baby Aland di rumah bersama si pengasuh. Begitulah naluri seorang ibu, tentu tidak ingin jauh-jauh dari si buah hati tercintanya.
"Nyonya, sepertinya Tuan James benar-benar serius dengan nyonya. Jika, nyonya ingin pergi ke luar, tidak masalah. Aku akan menjaga baby Aland dengan baik." Ucap Beka.
"Rasanya aku sangat bersalah, jika membiarkan anakku tinggal di rumah, sedangkan aku pergi bersama seorang pria ke luar. Terlebih lagi, aku hanya seorang single parent.." ucap Diane dengan wajah sendunya.
Melihat sikap Diane, Beka pun juga memahami perasaan sebagai seorang ibu. Hanya saja, melihat Diane yang masih muda, cantik, cerdas, tentu Diane sangat pantas untuk mendapatkan kebahagiaan dari seorang pria tulus di luar sana. Terlebih lagi, James yang selalu ada untuk Diane.
"Maafkan aku Nyonya, aku tidak bermaksud untuk ikut campur. Namun, melihat kondisi nyonya, memang sulit untuk bertindak. Disisi lain, nyonya tidak ingin orang berpersangka buruk tentang nyonya. Namun, nyonya juga tidak perlu mendengarkan pendapat orang lain yang tidak tahu apa-apa tentang nyonya." Ucap Beka, lalu mengusap-usap punggung Diane dengan lembut.
Diane pun tersenyum, "terima kasih, Beka. Aku akan mempertimbangkan semuanya. Namun, untuk zaat ini aku hanya ingin membahagiakan anakku." Ucap Diane.
Yah, Diane bergitu keras berjuang untuk masa depannya bersama baby Aland. Tidak peduli, walau baby Aland memiliki seorang ayah kandung dari kalangan konglomerat. Diane sekalipun tidak pernah mengharapkan kehadiran Alex untuk membiayai kehidupan mereka. Meskipun, hal itu juga adalah sebuah kewajiban ssbagai seorang ayah bagi anaknya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
NERAKA dalam PERNIKAHANKU (END)
Romansa⚠️Mature Romance 21+ 🌹Sudah tersedia versi E-Book, silakan kontak saya, bagi yang ingin membeli E-Book🤗 Diam sembari manangis, namun harus tetap tenang untuk melayani nafsu birahi sang suami. Pernikahan indah yang didambakan setiap wanita, ialah h...