Part 13: Patah arah

1.1K 41 9
                                    

"NERAKA dalam Pernikahanku"
Author by Natalie Ernison

...

"Mansion Kediaman Keluarga Caspian"

Karena pengaduan dari Alex, Mr. Caspian bahkan adik perempuannya, Joceline juga turut menyalahkan Diane. Walau sebenarnya, Diane tidak bersalah, bahkan Diane hanya mempertanyakan keberadaan Alex sebelumnya.

"Diane, daddy berharap, kau tidak terlalu banyak berpikiran negative tentang anakku, Alex. Dia bekerja di luar kota, semua untuk keluarga kalian. Kau sebagai istri, seharusnya jauh lebih memahami suamimu sendiri." Tegas Mr. Caspian, yang sedang duduk di atas sofa khusus miliknya.

"Baiklah, daddy.. maafkan aku, aku terlalu banyak berpikir.." ucap Diane dengan bibir gemetar. Bagaimana tidak.. Diane harus meminta maaf, atas sesuatu yang bukanlah kesalahannya. Sedangkan Alex si suami yang sudah berselingkuh, bisa hidup dengan perasaan aman.

"Kakak ipar, kuharap kau lebih bijaksana sebagai seorang istri. Daddy hampir terkena serangan jantung, karena memikirkan kalian." Timpal Joceline, yang terlihat mulai tidak menyukai kakak ipar perempuannya itu.

Sementara Alex hanya diam dan fokus di samping Mr. Caspian, Alex sangat menyayangi keluarganya. Bahkan disaat Diane membutuhkan pembelaan darinya,Alex lebih memilih untuk diam.

"Diane, Alexavier! Daddy harap, kalian segera memiliki anak, sehingga ikatan perasaan cinta diantara kalian semakin terhubung. Daddy tidak ingin mendengar berita buruk apapun dari kalian. Itupun, jika kalian masih ingin melihatku hidup di dunia ini." tegas Mr. Caspian.

***

Alex pulang ke mansion bersama Diane, dan sepanjang perjalanan ke mansion Alex terlihat gelisah. Gelisah karena dering ponselnya yang terus bergetar dan berdering. Diane sudah tahu, jika itu adalah Sharon.

"Mansion Kediaman keluarga Alexavier & Diane"

"Mengapa kau membiarkan panggilan itu terabaikan? Jawab saja, aku akan berpura-pura tidak tahu." Ketus Diane.

Mendengar ucapan ketus dari Diane, Alex cukup heran atas tindakan dingin dari Diane.

"Mengapa kau semakin berani padaku? Apa hanya karena kau sudah menghasilkan uang yang tidak seberapa itu?" ketus Alex tak kalah tajamnya ucapan dari mulut Alex.

"Oh jelas. Aku sudah bisa menghidupi diriku sendiri, setidaknya itu persiapan bagiku. Jika sewaktu-waktu aku diusir dari tempat ini."

Alex yang berniat unuk menjawab panggilan, tiba-tiba berpaling ke arah Diane dengan wajah sedikit pucat.

"Katakan, hal apa yang telah membuatmu begitu berani padaku?" Tanya Alex, lalu melangkah ke arah Diane. Tatapan Alex seakan sudah tidak terlalu memikirkan rumah tangganya bersama Diane.

"Jika aku mengatakannya.. akankah, kau akan mengakuinuya dengan jantan, sama seperti saat kau melakukannya di belakangku?" ucap Diane, yang sudah sangat lemas. Diane hampir tidak sanggup berucap lagi.

"Katakan.." ucap Alex, sembari menggertakan gigi gerahamnya.

"Selama kau berada di luar kota, apakah kau sudah hidup bersama dengan wanita yang bernama Sharon? Wanita yang telah menjadi cinta pertama dan.."

"dan tak pernah dapat kulupakan hingga saat ini.." timpal Alex, menyambung kalimat terpotong dari Diane.

"Apakah itu semua benar?" Tanya Diane dengan mata yang sudah berkaca-kaca, air matanya pun sudah siap tumpah deras.

"Yah, semua yang kau ketahui memang benar adanya. Aku masih mencintai Sharon, wanita yang sudah pernah mengandung calon bayi untukku.." ucap Alex apa adanya, dan tidak melakukan pembelaan atas dirinya.

"Lalu, mengapa kau menikahiku.. jika kau masih mencintai wanita lain?" Tanya Diane lagi, namun Diane masih berusaha untuk tetap tenang. Walaupun, air mata sudah membanjiri pipi cantiknya.

"Aku jatuh cinta padamu, disaat aku sedang berada dalam keterpurukanku.. aku berharap, aku dapat melupakannya..namun, aku salah.. aku bahkan tidak bisa memiliki seorang anak dari wanita lain lagi.. rasa bersalah terus menghantuiku.." ucap Alex tulus. Yah, rasa cintanya begitu tulus bagi Sharon.

Diane terduduk di atas sofa, tepat di ruang keluarga. Diane menangis sejadi-jadinya, ia benar-benar tidak tahan lagi atas semua yang telah terjadi.

"Kau tahu? Kau benar-benar sudah menghancurkanku, kau sudah hancurkan seluruh hidupku, impianku untuk sebuah kehidupan rumah tangga yang indah pupuslah sudah.." Diane menangis sedih. Kenyataan ini sungguh membuat Diane patah arah.

"Jujur, setiap kali kita melakukan hubungan intim, aku selalu membayangkan Sharon.. yah, Sharon tidak dapat kutepis.." ucap Alex.

Tangisan Diane semakin pilu, dan Diane berteriak histeris untuk melampiaskan rasa sakit hati dan kecewanya. Terlebih lagi, ketika Alex berkata jujur, jika selama ini Alex terus membayangkan Sharon, ketika keduanya sedang berhubungan intim. Sungguh Alex, si suami kejam dan super bajingan.

"Mengapa kau tidak jujur padaku sejak awal..." Diane tidak tahu, harus berkata apa lagi. Ia benar-benar kehabisan kata-kata.

"Daddy dan juga Joceline sangat menyukai juga menyayangimu.. kumohon, tetaplah berada di mansion ini, demi mereka yang sangat menyayangimu. Hanya mereka yang aku miliki." Ucap Alex.

"Lalu, kau ingin aku hidup dalam penderitaan batin, hanya demi keluargamu? Kau sangat egois! Kau adalah pria yang sangat egois dan juga sangat bajingan iblis!" Teriak histeris Diane.

Tanpa mereka tahu, Joceline sebenarnya sedang datang berkunjung untuk meminta maaf atas ucapan kejamnya pada Diane. Joceline merasa, ucapannya cukup kejam pada Diane, yang selama ini sangat baik dan sudah seperti seorang ibu baginya.

Akan tetapi, Joceline harus mendengar semua pertengkaran yang terjadi sore hari ini di mansion saudara laki-lakinya, Alex.

Langkah kaki Joceline terhenti tepat di depan pintu menuju ruang keluarga. Sementara seluruh pelayan maupun pekerja mansion hanya diam, dan berusaha untuk beraktivitas secara normal.

Jocelin mencengkeram erat tali tas selempang yang sedang ia kenakan. Perasaannya begitu hancur, ketika mengetahui kenyataan yang terjadi pada Alex dan Diane. Joceline sangat menyayangi Alex dan Diane. Namun, ia juga tidak dapat ikut campur lebih dalam. Joceline melangkah pergi dari mansion kediaman Alex, dengan rasa kebingungan besar.

~ ~ ~

"Alex! Tidak bisakah kau memperbaiki semua permasalahan ini... aku tidak bisa hidup dalam kehancuran seperti ini... bisakah kita perbaiki semuanya...?" ucap Diane penuh harap dan memohon tanpa memikirkan harga dirinya lagi.

Terlebih lagi, sebenarnya Diane saat ini sedang mengandung calon bayinya bersama Alex. Selama ini ia sembunyikan dari Alex. Karena saat terakhir mereka berhubungan intim, Alex dalam keadaan lelah, dan tidak menyadari cairan sperma miliknya sudah masuk di dalam rahim milik Diane.

"Maaf, aku tidak bisa lagi kembali padamu.. tapi, kau akan tetap berstatus sebagai istriku, hingga semua keadaan normal. Aku akan cari cara untuk mengatakan yang sebenarnya pada daddy." Ucap Alex, lalu melangkah pergi.

"Alex! Alex suamiku..." Diane memanggil Alex dalam perasaan yang sangat hancur. Namun, Alex nyatanya sudah tidak dapat kembali. Hal itu Alex ucapkan secara sadar.

Ketika Alex sudah benar-benar pergi, Diane bangkit berdiri dan berlari ke arah gerbang namun karena tidak memperhatikan jalannya.. Diane akhirnya terjatuh di antara beberapa anak tangga loby utama.

"Nyonya!" Teriak beberapa pelayan, termasuk si supir baru suruhan dari James.

"NYonya Diane..." ucap salah satu pelayan, ketika melihat ada tetesan darah dari area selangkangan Diane.

"Kumohon jangan katakan ini pada tuan, karena hal itu hanya akan membuat kesehatan tuan besar Caspian memburuk." Ucap Diane, agar para pelayan tidak berani buka mulut. Salah satu ketua pelayan tak sanggup menahan rasa sedihnya, ketika melihat Nyonya mereka seperti ini.

"Baiklah, Nyonya. Tapi biarkan kami membawa nyonya ke rumah sakit."

Mereka pun bergegas untuk membawa Diane menuju rumah sakit terdekat.

Akankah Diane mengalami pendarahan karena keguguran calon bayinya?

***

NERAKA dalam PERNIKAHANKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang