32. Pecundang

1K 36 0
                                    

"NERAKA dalam Pernikahanku"
Author by Natalie Ernison

Setelah pertemuan Diane bersama Alex malam itu, Diane merasa semakin cemas, karena Alex terlihat enggan untuk melepaskannya. Alex masih menganggap bahwa Diane berhak untuk Alex miliki, meski status mereka hanyalah mantan suami-istri, dan itulah bukti dari sifat egois dari Alex.

"Apartemen Kediaman Alexavier"

Alex sedang berada di dalam apartemen kediamannya di kota A, dan saat itu Joceline juga datang ke sana untuk berkeluh-kesah pada saudara laki-lakinya.

Joceline datang wajah lesunya, dan duduk lemas di atas sofa.

"Alex, apa kau tahu, jika Sharon si jalang sialan itu sudah menggoda ayah kita?" tanya Joceline, sontak membuat Alex melepaskan ponselnua begitu saja.

"Apa yang sedang kau bicarakan Joceline? Kau boleh membencinya, tapi jangan sangkut pautkan dengan ayah." Peringat Alex, lalu menenggak segelas air.

"Mungkin beberapa pelayan juga sebenarnya sudah mengetahui hubungan ayah dan Sharon. Hanya saja, mereka memilih untuk bungkam. Namun, aku sebagai putri ayah, tidak mungkin hanya diam saja melihat keluargaku sendiri diambang kehancuran.." ucap Joceline dengan nada lirih.

"Kendalikan emosimu, dan bersikaplah lebih dewasa.." ucap Alex, lalu duduk di samping Joceline.

"Andai Diane masih menjadi istrimu, mungkin keluarga kita akan tetap bahagia. Tapi, betapa bodohnya aku yang memilih untuk diam, ketika aku tahu sebuah kebenaran.." ucap Joceline dengan berlinang air mata.

"Apa yang kau tahu?"

"Tentu saja kebohonganmu dan semua hubungan terlarangmu bersama Sharon. Namun, bukannya menuai kebahagiaan, rumah tanggamu justru berantakan akibat istri jalang seperti Sharon.."

"Diane memang tak akan tergantikan, dan terlebih lagi Diane juga sudah memberikan aku seorang putra tampan.." ucap Alex dengan wajah tersenyum hangat, tak seperti biasanya.

"What? Diane memiliki anak dari kau?" Sontak Joceline pun terkejut.

"Semua adalah kesalahanku.. pada saat aku menceraikan Diane dengan segala fitnah yang aku lontarkan, sebenarnya saat itu Diane sedang mengandung putraku..--" Alex pun menceritakan segalanya pada Joceline dengan wajah sendunya.

"Alex, cepat bawa aku bertemu dengan Diane dan juga keponakan tampanku.. cepat, Alex.." ucap Joceline memohon pada Alex.

"Besok kita akan bertolak ke kota tempat Diane kini berada. Karena aku juga sudah memiliki rumah di kota itu." Ucap Alex. Sedangkan Joceline terlihat sangat bahagia karenanya.

***

"KOTA D"

Sesuai janjinya, Alex pun tiba di kota D bersama Joceline saudari perempuannya.

Mereka tiba di halaman kediaman Diane. Joceline sudah terlihat sangat tidak sabar untuk segera bertemu dengan Diane dan bany Aland.

Menekan bel rumah dan menanti Diane menyambut mereka.

Setelah beberapa saat kemudian...

Muncullah salah seorang pengasuh baby Aland, lalu mempersilakan mereka untuk masuk, karena sudah cukup mengenal Alex.

"Apakah ini keponakanku?" tanya Joceline antusias, tatkala melihat baby Aland di salam stroller bayi.

"Nyonya Diane akan segera tiba, silakan menunggu, tuan dan Nona." Ucap pengasuh si pengasuh.

Setelah beberapa saat, Diane pun tiba dari kantor tempatnya bekerja yaitu di samping rumahnya juga.

...

"Diane.." ucap Joceline, kemudian memeluk Diane erat, dan di sana Joceline memohon maaf dari Diane atas segala hal yang telah terjadi di masa lalu.

"Silakan duduk," ucap Diane dingin, tak sehangat dulu.

Joceline menyadari, sikap Diane terjadi karena ulah keluarganya juga, dan Joceline pun kian merasa bersalah.

Diane menyajikan teh panas untuk tamu-tamunya yang sedang berkunjung hari ini, yaitu Alex, Joceline dan beberapa bawahan Alex yang ikut serta bersama Alex.

"Diane, maafkan semua perlakuan keluarga kami padamu.. kumohon, jangan jauhkan keluarga kita, terlebih lagi bayi lucu ini.." ucap Joceline lirih.

"Aku juga tidak berniat untuk mengingat kejadian dimasa lalu, karena semua itu terlalu memilukan untuk diingat kembali. Namun, jika kau mengatakan aku menjauhkan keluarga.. hmmpp.. justru aku hanya menuruti keinginan paman Herd, yang memperingatiku untuk menjauh sari keluarga Caspian." Ucap Diane dengan nada yang cukup ketus.

"Aku menyadari, semua adalah kesalahan keluargaku, tapi kumohon biarkan ayah juga tahu, jika dia memiliki cucu yang tampan ini.."

"Joceline, kau harus ingat posisi Alex saat ini sudah menjadi istri bagi Sharon bahkan sudah memiliki keturunan. Jadi, jangan pernah kau berbuat hal yang dapat membahayakan keluarga kecilku. Karena hanya Aland yang aku miliki saat ini, aku tidak ingin satu orang pun berusaha menyakiti kami lagi. Sudah cukup, cukup penderitaan yang telah kalian lakukan padaku." Ketus Diane dengan nada emosi.

Namun Joceline terlihat seakan memberikan pembelaan dan menganggap ayahnya berhak mengetahui semua itu.

"Tapi walau bagaimanapun juga, ayah berhak tahu, Diane.."

"Joceline cukup! Kau hanya memperkeruh suasana, jika tahu begini, aku tidak akan pernah memberitahukan kebenaran ini padamu. Sikapmu sangat buruk san memalukan!" Bentak Alex, dan membuat suasana kian tegang karena hal itu.

"Apa kau cemas karena adanya Sharon? Sharon bukan siapa-siapa di keluarga Caspian, dia bahkan melahirkan anak yang cacat.."

Plakk...

Alex mendaratkan pukulan tangannya di pipi Joceline, karena dirasa ucapan Joceline semakin keterlaluan saja.

"Alex, apa kau masih mau membela jalang itu, setelah apa yang jalang itu lakukan?"

"Jaga ucapanmu, kau sangat keterlaluan dan terlalu maju dalam berbicara." Tegas Alex.

"Kalian berdua, cukup. Kumohon tinggalkan rumahku, kalian hanya mengganggu istirahat Aland saja." Ucap Diane mengusir Alex dan Joceline, karena dirasa sudah tidak pantas dalam bertindak sebagai seorang tamu.

***

Alex pun membawa Joceline pergi dari kediaman Diane dengan perasaan marahnya.

"Kau tahu, betapa sulitnya aku untuk dapat meyakinkan Diane kembali. Tapi kau justru merusak segalanya, kau memang tidak bisa berpikir dewasa, Joceline!" Bentak Alex yang masih kesal akibat ulah Joceline.

"Aku bisa mengatasi Sharon, jika hanya karena jalang itu, membuat Diane takut."

"Diam! Sedangkan kau saja terus bermasalah dengan Sharon, lalu kau mencoba untuk membalikan keadaan? Aku jauh lebih mengenal Sharon dari pada kau, kau bukanlah lawan seimbang Sharon, kau mengerti!"

"Kau juga hanya suami pecundang, kau hanya bisa menyalahkan orang lain dan mengorbankan orang lain demi kesenangan dan egoismu sendiri. Sekarang kau berlagak baik, sungguh nahas sekali mendengarnya." Ucap Joceline membantah.

"Joceline!" Alex lagi-lagi menaikan tangannya hendak mendaratkan pukulan.

"Pukul saja, hanya itu yang bisa kau lakukan. Pantas saja rumah tanggamu selalu kacau balau, sedangkan kau sendiri tidak becus menjadi seorang suami!"

Alex menurunkan Joceline di depan kediamannya, lalu meninggalkan Joceline di sana.

Ahkk... Joceline memekik kesal.
"Semua gara-gara Sharon jalang! Lihat saja, aku akan membalas semua perbuatannya.." gumam Joceline penuh kekesalan dan juga dendam membara di hatinya.

Sementara itu, Alex masih berusaha untuk meminta maaf dari Diane, atas apa yang sudah terjadi siang hari ini.

***

NERAKA dalam PERNIKAHANKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang