27. Masa lalu yang kejam

674 23 0
                                    

Alex lagi-lagi pergi dari mansion keluarganya, karena semenjak bercerai dari Diane, Alex sudah tak lagi menempati mansion kediamannya saat bersama Diane dulu.

Kini, Alex mulai melancarkan rencananya untuk perlahan-lahan menghancurkan James. Yah, begitulah sifat Alex. Apapun yang berani menghalanginya, maka Alex pun akan menghalalkan segala cara untuk membalas, meski dengan cara keji.

”Kota D

Alex memutuskan untuk membeli sebuah apartemen mewah di kota D, agar memudahkannya ketika mengawasi segala gerak gerik dari Diane maupun James.

Apartemen Kediaman Alexavier”

”Tuan, kami sudah mendapatkan beberapa bisnis yang dimiliki tuan James.” Ucap salah seorang asisten dari Alex.

Alex pun memeriksanya satu per satu. Karena Alex juga tidak ingin asal bertindak tanpa adanya fakta sesungguhnya.

”Lalu, bagaimana dengan perusahaan utamanya, Jems Group?” tanya Alex.

”Perusahaan tersebut cukup kuat, karena ada banyak investor yang tertarik dengan semua item Jems Group miliki.”

”Jadi, menurutmu aku tidak bisa menekan perusahaan yang belum tentu kuat itu?” Alex seketika tidak senang atas pernyataan dari si asisten, meskipun si asisten hanya berbicara fakta di lapangan yang sebenarnya.

”Tentu tidak, tuan. Hanya saja, ini adalah hasil informasi yang kami dapatkan tentang Jema Group.” Ucap si asisten dengan cukup gugup.

”Besok, atur berkas-berkas lengkap untuk dapat membeli beberapa lahan juga wilayah di perbatasan kota D maupun tempat berjalannya proyek-proyek yang menjadi pemasok barang Jems Group.” Titah Alex.

Tak butuh waktu yang lama, Alex bisa dengan mudah menguasai area musuh dengan segala kekuatan materi juga kekuasaannya saat ini. Itulah yang membuat Alex begitu kuat dan tak banyak yang berani mengusiknya.

***

”Tuan, sepertinya beberapa armada pengangkut barang-barang tidak dapat mengantarkan bahan mentah, dikarenakan terjadinya kendala.” Ucap salah seorang kepercayaan James.

”Kendala? Bukankah, bahan-bahan mentah sudah harus ada besok hari?”

”Benar tuan, tapi kondisi saat ini sangat tidak terduga.” Ucapnya gugup.

James mengernyitkan dahinya, dan mulai bingung dengan apa yang sedang terjadi saat ini.

Setelah beberapa saat kemudian...

Tepatnya, ketika James sedang makan siang di dalam ruangan kerjanya.

”Tuan, semua yang bertugas untuk mengantarkan barang diminta membuat surat ijin, agar dapat melalui pulau dan daerah X.”

”What? Bukankah, kita sudah biasa melalui jalan itu? Mengapa harus membuat surat ujin lagi?” James terlihat kian kesal dibuatnya.

”Karena pulau hingga daerah yang menjadi transportasi utama sudah dibeli oleh seseorang, tuan.”

”Dibeli, lantas kenapa harus memnuat aturan secara tiba-tiba seperti ini?”

”Beberapa driver mendapatkan ancaman serius, tuan..--” si asisten pun memberikan beberapa dokumentasi, ketika para pekerja James dihadang hingga hampir dikarah warga sipil di sana.

”Tidak biasanya seperti ini? Ada apa ini?” ucap James.

Karena keterlambatan bahan baku yang dikirimkan dari tangan pertama, alhasil beberapa klien dari James merasa dirugikan, terlebih lagi pihak James tentu jauh lebih rugi. Ini perihal bisnis, jadi hanya ada untung dan rugi.

•••

Keesokan harinya...

James terlihat lesu, dikarenakan beberapa klien yang biasa menjadi langganannya mulai protes hingga mengancam akan memikirkan lagi untuk tetap bekerjasama. Meski kejadian ini baru terjadi, hanya saja kerugian tidaklah sedikit.

”Tuan, maafkan kami.. kami sudah berupaya semaksimal mungkin, namun hasilnya masih sangat sulit..”

”Inilah dunia usaha, bisnis, jika tidak untung maka rugilah yang akan didapatkan.” Ucap James sembari menyusap wajah lelahnya.

***

Sementara itu...

Longue Bar Kota D.

Gelak tawa Alex terdengar begitu menggema di dalam ruangan vip yang sedang ditempatinya kini.

”Kerja bagus. Bonus kalian sudah turun, silakan cek rekening masing-masing.” Ucap Alex bahagia, dikarenakan rencana awal mereka berjalan dengan sangat mulus.

”Sepertinya tuan James sedang kelelahan, tuan.” Ucap salah seorang rekan kerja Alex yang telah membantu melancarkan rencana Alex.

“Yah, semua juga karena bantuan darimu, kau yang jauh lebih tahu seluk beluk pria bajingan itu. Ini baru permulaan, masih banyak kejutan lainnya lagi.” Ucap Alex.

Setelah melancarkan rencana jahatnya, Alex kembali mengusik kehidupan Diane. Kini, Alex sudah memiliki kartu As, agar membuat Diane lebih mudah ditaklukkan, pikirnya kala itu.

***

Area Kediaman Diane Geroginie.

Diane yang saat ini sebagai seorang pengusaha, ia membangun tempat usaha kecilnya yang merupakan kantor kecil baginya. Tepat di samping kediamannya, agar memudahkan Diane memantau baby Aland.

Knock...Knock...Knock...

Seseorang mengetuk pintu, lalu Diane mempersilakan seseorang tersebut untuk masuk.

”Bekerja begitu keras, lebih baik santap siang lebih dulu.” Ucap Alex, yang muncul dari balik pintu. Sontak Diane pun berdiri dari tempat duduknya.

”Dulu, saat masih menjadi istriku, kau tidak perlu berjerih lelah seperti ini. Namun kini, kau justru harus bekerja dengan keras. Sudahlah, tinggalkan semua ini, hiduplah bersamaku dan Aland.” Ucap Alex dengan begitu entengnya, seakan pekerjaan yang saat ini Diane geluti tak berarti apa-apa.

”Aku memang berjerih lelah untuk semua ini, dan untuk anda yang sudah hidup dalam kelimpahan! Sangat tidak layak anda berbicara seperti itu, terlebih bagi wanita single parent sepertiku.”

”Diane, kau masih saja emosional. Aku hanya berbicara fakta saja. Aku bahkan bisa memberikanmu ratusan unit seperti ini, atau apapun yang kau inginkan tanpa kau harus berlelah-lelah.”

”Anda tidak akan mengerti, bagaimana perjuanganku untuk ini semua. Lebih baik anda pergi dari sini, jika anda masih tidak bisa menjaga tutur kata anda!” Usir Diane, yang sudah terlampau kesal.

Alex tertawa lalu melangkah ke arah Diane dan mendekati Diane.

”Wanitaku sangat emosional sekali, tapi aku suka. Karena hal ini membuatku semakin tertarik padamu, dan merindukan masa-masa indah saat kau melayaniku di atas ranjang..” ucap Alex tanpa rasa malu sedikit pun.

”Anda sangat tidak tahu malu sekali, sudah memiliki istri lalu menggoda seorang wanita single parent? Apakah anda benar-benar hilang rasa malu?” Ketus Diane kesal.

”Diane, hanya aku pria yang dapat memberikan segalanya untukmu. Mulai dari atas , bawah, luar dan dalam dirimu sudah kutahu segalanya. Lalu, mengapa harus malu-malu, bahkan bisa saja kita reuni saat ini..” Alex mendekati wajah Diane.

”Bajingan!” Diane mendorong tubuh Alex dari hadapannya, dan sangat tidak menduga, jika Alex akan bersikap seperti ini. Sikap yang seakan memandang rendah Diane sebagai mantan istrinya.

”Yah, bajingan ini jugalah yang telah menjadi ayah bagi Aland. Bajingan inilah, yang pernah sangat kau cintai selama hidupmu. Apakah kau pikir, bisa dengan mudah untuk melupakan segalanya?” ucap Alex, lalu melangkah pergi dari hadapan Diane.

Diane duduk dan meminum segala air mineral. Dada Diane berdegup, menahan rasa kesalnya. Rasa trauma, sakit dimasa lalu seakan muncul kembali, setelah apa yang sudah Alex perbuat pada dirinya dimasa lalu.

”Mengapa pria bajingan ini harus kembali dengan sifat yang lebih jahat lagi.. sampai kapan dia akan terus menerorku seperti ini..” lirih Diane dalam kesendiriannya.

NERAKA dalam PERNIKAHANKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang