6: Menjaganya tetap aman

150 61 85
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Liona terbangun dari tidurnya dan saat itu juga ia terkejut melihat ruangan yang bukan kamar pribadinya. Setelah ia mengingat kejadian semalam, ia baru menyadari bahwa ia tertidur di kamar Edzrian namun keberadaan lelaki itu sepertinya tak ada di sana. Buru-buru Liona keluar dari kamar Edzrian dan mencari lelaki itu namun benar di sana ia hanya sendiri. Liona kini berada di dekat meja makan dan melihat ada satu piring nasi goreng dan susu hangat, di bawah piring tersebut terselip secarik kertas yang menarik perhatiannya.

Ia duduk dengan kedua alis mengerut saat membaca deretan tulisan di notes tersebut.

Lupain kejadian samalam. Gue minta maaf soal itu. Sarapannya di makan, ya cantik. Semangat buat hari ini.
-Ed

Liona menggaruk kepalanya yang tak gatal. Matanya memancarkan sorot bingung dan lagi-lagi ia membaca ulang pesan tersebut. Sungguh, ia dibuat kehilangan kata-kata.

"Ini Bang Edzrian kenapa ya? Serius ini semua dia yang siapin? Dia semalam mabuk alkohol atau alkoholnya ada kandungan ruqyahnya? Kok aneh gini? Ga biasanya," cerocos Liona semakin kebingungan.

Liona melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 06.15. Ia juga tak tau ke mana perginya lelaki itu sepagi ini. Setelah menyantap nasi goreng dan menghabiskan susu dalam gelas, ia segera bergegas bersiap untuk pergi sekolah.

Gadis itu menaruh ponselnya di meja. Ia sibuk mencari sepatu sekolahnya, entah mengapa ia mendadak lupa menyimpannya di mana. Cukup lama ia mencari dan akhirnya menemukan sepatunya di pojok sofa. Buru-buru ia menyimpulkan tali sepatunya yang mendadak sulit dan membuat ia menyimpulkannya seadanya.

Notifikasi pesan dari Aldrivano juga terus terdengar dan sesekali ia membalas satu per satu pesan yang muncul. Setelah selesai dengan sepatunya, Liona segera keluar dari unit apartmennya dan menguncinya. Ia berlari menuju lift, setelah sampai di lantai dasar ia kembali berlari menuju parkiran dan menemukan keberadaan Aldrivano yang duduk di atas motornya.

Liona menghentikan sejenak langkahnya, entah mendadak jantungnya berdegup cepat dan ia merasa cemas. Ini pertama kalinya ia pergi ke sekolah bersama seseorang, ia takut menjadi pusat perhatian dan kembali menjadi bahan perbincangan tak mengenakkan di sekolah.

Aldrivano yang diam di posisinya melirik ke arah Liona yang terdiam di sana. Ia menggelengkan kepalanya tak habis pikir, segera saja ia menyalakan mesin motornya dan menghampiri Liona yang berdiri di sana.
"Woy! Malah ngelamun, buruan ini udah telat banget!" Tegurnya yang berhasil membuat Liona terperanjat kaget.

"Mikirin apaan sih masih pagi gini?" Tanya Aldrivano seraya meneliti raut cemas gadis itu.

"Emm, Al. Gue naik ojol aja deh ya," sahutnya ragu-ragu hingga suaranya nyaris tak terdengar membuat Aldrivano mengernyit dalam.

"Hah? Yang keras, Na!" Pinta lelaki itu pada Liona untuk mengulang perkataannya.

"Gue naik ojol aja."

ALDRIVANO (END! Tersedia versi AU di Twitter)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang