15: Watch your Step!

65 15 27
                                    

Sebelum pertemuan Aldrivano dan Edzrian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum pertemuan Aldrivano dan Edzrian...

Liona beranjak membuka pintu apartmen ketika seseorang di luar sana terdengar mengetuk sambil memanggil namanya. Raut cemasnya semakin meningkat setelah ia melihat Edzrian ada di hadapannya dalam kondisi wajah yang dipenuhi luka.

"Astaga!" Liona membekap mulutnya sendiri saking terkejutnya. Edzrian terlihat begitu lemah dan dengan sigap Liona membantu Edzrian masuk.

"Na, di kamar aja. Badan aku rasanya udah remuk semua," ujar Edzrian seraya meringis tampak menahan sakit.

"Iya, Bang. Kenapa bisa sampai kayak gini?" Tanya Liona bersamaan membaringkan tubuh besar Edzrian. Ia segera mengambil kotak P3K yang selalu tersimpan di dekat meja di kamar pribadi kakaknya itu.

Edzrian tak hentinya mendesis kesakitan merasakan luka yang ia dapati dari seseorang. Liona kini duduk di tepian tempat tidurnya sambil menyiapkan beberapa kebutuhan untuk mengobati luka di wajah Edzrian.

"Bang, tahan ya. Ini pasti sakit banget," ujar Liona dengan telaten mengobati setiap inch luka di wajah tampan kakaknya itu. Benar saja, sesekali Edzrian merintih saat merasakan cairan antiseptik mengenai lukanya.

"Kenapa bisa gini?" Tanya Liona setelah ia selesai mengobati Edzrian dan kembali menyimpan kotak P3K di atas nakas.

Edzrian perlahan mengubah posisinya menjadi setengah duduk menyandarkan punggungnya di tumpukan bantal. "Ulah temen kamu, Na. Dia masih marah karena kesalahan aku dulu ke kamu. Padahal aku udah minta maaf juga sama kamu, tapi dia masih kayak gitu," terangnya dengan raut wajah kesal dan Liona tampaknya sangat terkejut jika benar itu adalah ulah Aldrivano.

"Aldrivano maksudnya?"

"Iya, siapa lagi emang temen kamu yang kelakuannya berandalan gitu?"

Liona terdiam, ia tau jika Aldrivano dan Edzrian memang tidak akur sejak pertama bertemu namun ia ragu tentang Aldrivano yang memulai semua ini. Tapi ia juga tak bisa membantah fakta bahwa kini kakaknya yang menjadi korban kebrutalan pukulan dari seorang Aldrivano.

Edzrian menggenggam jemari Liona dengan erat serta sorot matanya yang begitu menyiratkan kekhawatiran. "Mulai sekarang kamu jauhin dia, Na! Dia ga sebaik yang kamu kira. Aku ga mau kamu kenapa-kenapa. Kamu baru kenal dia, kan? Aku tau beberapa info tentang dia yang terlibat di suatu kumpulan berbahaya. Dia bisa mengancam keamanan kamu."

Tidak hanya berdiam saja, Liona semakin dibuat bingung dengan penjelasan Edzrian tentang identitas Aldrivano. Pikirannya berkecamuk tentang sosok Aldrivano yang memang benar cukup misterius baginya. Begitu mudahnya pikirannya mencerna setiap perkataan Edzrian tentang Aldrivano sebab beberapa yang ia lihat benar adanya. Aldrivano begitu disegani teman-temannya serta detail kronologi tewasnya Monica.

"Liona? Kamu denger aku, kan?" Edzrian mengusap jemari gadis itu dalam genggamannya. Tampaknya ia sedang melamun, tanpa disadari senyuman tipis yang samar itu terbit di bibirnya.

ALDRIVANO (END! Tersedia versi AU di Twitter)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang