•••
Aldrivano dan Liona dalam perjalanan menuju apartmen tempat Liona tinggal. Selama itu juga tak ada percakapan apapun, mereka hanya membisu sibuk dengan pikiran masing-masing hingga mereka tak menyadari ada satu mobil yang berusaha menyelinap dan menghentikan laju motor yang mereka kendarai.
"Brengsek! Woy! Sialan, lo!" Maki Aldrivano pada si pengendara mobil yang sembarangan menghentikannya.
Liona sendiri jelas sama terkejutnya dengan Aldrivano, ia panik mengalami kejadian seperti itu ditambah Aldrivano yang kini sudah melepas helm full face yang dipakainya. "No, udah No! Gue kenal mobil itu."
Aldrivano yang sebelumnya berniat menghampiri pengemudi yang masih diam di dalam mobilnya seketika terhenti mendengar ucapan Liona. "Siapa?"
"Bang Edzrian," jawab Liona nyaris berbisik karena ia mulai dilanda rasa takut bersamaan dengan seorang lelaki yang turun dari mobilnya. Benar, dia adalah Edzrian.
Edzrian menghampiri Liona begitu saja tanpa memperdulikan keberadaan Aldrivano. "Sayang, kamu kemana aja? Abang khawatir," ucapnya kali ini benar tak dibuat-buat.
"Ayo, pulang!" Edzrian menggenggam lembut jemari Liona agar turun dari motor Aldrivano.
Namun Aldrivano yang mengerti akan ketakutan Liona berusaha menahan sebelah tangan perempuan itu. Gerak-geriknya jelas dirasakan juga oleh Edzrian yang membuat lelaki itu mendengus kesal.
"Lepas, bangsat!" Desisnya begitu tajam.
"Liona maunya pulang diantar gue!" Balas Aldrivano sama sekali tak merasa takut menghadapi Edzrian.
Edzrian mengeratkan rahang tegasnya mendengar balasan lelaki itu. "Ada hak lo bertingkah kayak gitu?"
"Minggir! Lo ga malu diliatin banyak orang? Jangan sampe gara-gara lo malah disamperin polisi! Bikin macet aja, anjing! Minggir!" Aldrivano tak segan mendorong Edzrian dengan kuat penuh emosi hingga Edzrian terhempas jatuh dan memakinya habis-habisan.
"No, udah please!"
"Pegang dulu helm gue!" Aldrivano menyerahkan helmnya pada Liona dan bersiap melanjutkan perjalanan, sebab ia tak mau membuang waktu untuk sekedar memakai helm di situasi yang mengharuskan ia harus cepat-cepat pergi.
"Sialan, bener-bener nyari ribut!" Edzrian berlari memasuki mobilnya dan mengejar motor Aldrivano yang melaju semakin cepat di depan sana.
"Gila ya, anjing! Nasib lo harus hidup seatap sama Macan Afrika. Gue emang baru kenal lo, tapi sesama manusia tetep aja gue ga tega ngebiarin lo balik lagi ke apartmen," cerocos Aldrivano meninggikan suaranya agar Liona mendengar dengan jelas.
"Gue cuma bisa pasrah. Di sini gue cuma fokus lanjut sekolah, No. Kalau udah lulus juga gue bakalan pergi jauh," balas Liona sama-sama meninggikan suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDRIVANO (END! Tersedia versi AU di Twitter)
Teen Fiction**) cerita ini tersedia dalam versi AU di twitter @aquarianskyy Tentang Aldrivano yang cintanya bertepuk sebelah tangan pada seseorang yang begitu sulit ia dapatkan hatinya. Jika ia dikatakan menyerah, mungkin semua akan berakhir seperti itu jika l...