**) cerita ini tersedia dalam versi AU di twitter @aquarianskyy
Tentang Aldrivano yang cintanya bertepuk sebelah tangan pada seseorang yang begitu sulit ia dapatkan hatinya. Jika ia dikatakan menyerah, mungkin semua akan berakhir seperti itu jika l...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tiba hari di mana Kezra resmi berstatus sebagai murid SMA Atmajaya, gadis itu memutuskan untuk pergi sendiri tanpa diantar ayahnya. Gedung sekolah yang beberapa hari lalu sempat ia tatap itu kini menjadi tempatnya melanjutkan pendidikan SMA. Derum knalpot motor yang ia kendarai berhasil menarik seluruh perhatian murid-murid yang baru saja tiba di sekolah sama sepertinya yang kini melajukan motornya menuju parkiran. Ia seolah tak peduli dengan tatapan penasaran mereka karena ia merasa tak ada yang luar biasa dari dirinya.
Kezra mematikan mesin motornya di sisi parkiran sebelah kiri yang masih kosong. Helm fullface yang melindungi kepalanya ia lepas dan ia simpan di atas tangki bensin dan tanpa disadarinya seluruh siswa yang ada di parkiran menatap kagum dengan kecantikannya, apalagi saat Kezra menata rambutnya yang sedikit berantakan itu memicu para lelaki bersiul menggodanya. Ia menoleh pada mereka dan memberi senyuman sebagai sapaan biasa namun justru itu semakin membuat siapapun yang melihatnya begitu terpesona.
Sedikitpun Kezra tak menyadari seberapa banyak pasang mata yang menatap kagum padanya bukan hanya di parkiran saja, justru di sekitar koridor kelas di lantai atas juga tengah asik mengagumi kecantikannya. Bukan hanya kaum adam saja yang terpesona karenanya, melainkan kaum hawa pun ikut terpesona. Bisikan decak kagum itu terdengar bersahutan sepanjang langkah yang ia ambil menuju kantor guru yang untungnya tidak terlalu jauh dari jangkauannya, setidaknya masih bisa ia lihat pintu ruangan bertuliskan ‘ruang guru’ dan ‘kantor kepala sekolah’ dengan mata kepalanya sendiri.
"Permisi, Bu, Pa, selamat pagi," sapanya dengan sopan seraya melangkah masuk setelah mendapat respon dari salah satu guru di ruangan itu.
"Saya Kezra Arabella murid pindahan dari SMA Widyatama," ucapnya memperkenalkan diri lalu menyalami tangan seorang guru yang ia ketahui bernama ‘Lisna Kartika S.pd’, tak lain itu adalah nama guru yang diberitahu ayahnya sebagai wali kelasnya.
"Oh iya, kenalin nama ibu Lisna. Ibu yang akan jadi wali kelas kamu di kelas 11 IPS 3. Ibu sendiri ngajar di mata pelajaran Geografi," balas bu Lisna memperkenalkan diri juga yang disambut ramah oleh Kezra.
"Nanti begitu bel masuk, ibu antar kamu ke kelas ya. Untuk jadwal pelajaran sudah diberitahu belum?"
"Baru hari ini yang dikasih tahu, Bu. Lengkapnya belum," jawab Kezra masih setia memperlihatkan senyumnya.
"Baik, nanti kamu bisa minta sama KM saja kalau udah masuk kelas."
Kezra mengangguk lalu berbagai informasi tentang sistem KBM di sekolah barunya satu per satu dijelaskan oleh Bu Lisna hingga bel masuk terdengar dan Bu Lisna mengajak Kezra untuk mengikutinya menuju kelas 11 IPS 3.
Tepat saat Bu Lisna berbelok ke koridor 11 IPS 1-11 IPS 3, di depan ruang kelasnya masih ada beberapa murid yang saling melempar candaan. "Heh! Kalian berempat cepat masuk kelas! Ini KMnya ke mana? Astaga masih pagi udah bikin ulah?!" Tegurnya Bu Lisna mengeluarkan suara cempreng khasnya saat memarahi anak-anak didiknya.