**) cerita ini tersedia dalam versi AU di twitter @aquarianskyy
Tentang Aldrivano yang cintanya bertepuk sebelah tangan pada seseorang yang begitu sulit ia dapatkan hatinya. Jika ia dikatakan menyerah, mungkin semua akan berakhir seperti itu jika l...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aldrivano berjalan menuju lift sambil membetulkan jaketnya, ia menekan tombol turun menuju lantai dasar untuk sampai di parkiran gedung apartmen tersebut. Pintu lift terbuka dan saat itu juga Aldrivano merasakan tubuhnya ditarik secara kasar ke dalam kotak besi itu yang pintunya perlahan menutup lalu mengarah ke lantai paling atas, ia belum sempat mencegah atau berontak sebab baru menyadari seseorang yang baru saja menariknya adalah Edzrian.
Lelaki itu menatap begitu tajam penuh permusuhan pada Aldrivano, terpancar jelas ada amarah yang begitu besar bergejolak hingga ke ubun-ubunnya dan Aldrivano sendiri tak mengetahui atas dasar apa lelaki itu memperlakukan dirinya seperti itu padahal sebelumnya tak memiliki masalah yang serius.
Edzrian memposisikan Aldrivano di sudut lift yang terus bergerak menuju lantai paling atas. Setelah ia berhasil menyeretnya masuk, tangannya lebih cepat bertindak dengan mencengkram leher lelaki itu bahkan deru nafasnya bergemuruh tampak sekali menguarkan amarah yang siap meledak saat itu juga.
"Apa yang lo lakuin ke Liona, brengsek?!" Tekan Edzrian menuntut jawaban dengan mata berkilat tajam seolah siap mencabik-cabik Aldrivano kapanpun.
"Apaan?" Sahut Aldrivano masih terlihat begitu tenang meskipun ia tau Edzrian bisa kapan saja menyerangnya.
"Apa yang lo lakuin sama Liona di sekolah tadi?!" Ulang Edzrian kini disertai intonasi tinggi, amarahnya hampir berada di puncak.
Aldrivano masih saja santai sambil mencerna setiap perkataan yang terucap oleh Edzrian, otaknya perlu bekerja beberapa detik untuk menerka maksud dari ucapan lelaki itu. "Gue ga ngapa-ngapain sama Liona di sekolah," ungkapnya apa adanya setelah diam beberapa saat.
"Ga usah bohong, sialan?! Lo pengen mati, hah?!" Berang Edzrian dengan gigi bergemeletuk semakin menekan batang leher Aldrivano.
"Ga mau lah. Gue kan udah jawab jujur, tolol! Masalah lo apa sebenarnya?!" Sahut Aldrivano berusaha tetap tenang di tengah nafasnya yang mulai tersendat.
"Lo pikir gue percaya? Malah gue nyesel udah ngasih kepercayaan sama lo buat jagain Liona."
Aldrivano sepintas melirik ke arah pergerakan lift yang hampir sampai di lantai atas. "Ga peduli juga gue kalopun lo ga percaya," balasnya disertai senyuman miring andalannya yang menyebalkan dan itu berhasil membuat amarah Edzrian meluap.
Satu kepalan tangan Edzrian nyaris menghantam wajah Aldrivano namun dengan cepat Aldrivano menghindar lalu mendorong tubuh Edzrian keluar dari lift begitu pintu lift terbuka mengantarkan mereka di lantai paling atas gedung apartmen tersebut.
Aldrivano berhasil mendorong tubuh Edzrian hingga tersungkur menimpa lantai marmer. Ia berjalan menghampiri Edzrian lalu menariknya berdiri dan satu pukulan telak berhasil ia sarangkan ke arah hidung Edzrian membuat lelaki itu terhuyung ke belakang beberapa langkah seraya menyeka darah yang merembes dari hidungnya.