36: Know Her

107 1 0
                                    

Lama menunggu sang kekasih menyelesaikan urusan pribadinya, Kezra mulai merasa bosan dan satu-satunya cara untuk mengalihkan rasa bosannya adalah benda pipih yang mulai ia mainkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lama menunggu sang kekasih menyelesaikan urusan pribadinya, Kezra mulai merasa bosan dan satu-satunya cara untuk mengalihkan rasa bosannya adalah benda pipih yang mulai ia mainkan. Kebetulan sekali notifikasi pesan masuk berdatangan begitu banyak dan tentunya membuat gadis itu penasaran.

"Apa sih ramenya kok ga biasanya?" Gumamnya dengan jemari yang mulai menekan aplikasi bertukar pesan, begitu matanya menangkap sebuah grup baru ia begitu senang tentu saja ia tahu grup tersebut berisikan teman-teman yang baru dikenalnya. Ia asyik berbalas pesan dengan mereka sampai-sampai ia tak menyadari derap langkah beberapa orang mulai memasuki rumah kekasihnya.

Terdengar ocehan seorang wanita dari halaman depan yang menuju pintu masuk, ia benar-benar dibuat kesal oleh kedua putranya yang begitu ceroboh. "Kok pintunya terbuka, Er? Kebiasaan deh kalau pergi tuh pintu rumah sama gerbang dikunci! Tadi juga itu apaan kok gerbangnya ga dikunci? Kalau misalkan ada maling gim—"

"Loh, Javi! Lo kan gue suruh gembok semuanya, kenapa jadi gue yang disalahin ini?" Seru Ervian pada adiknya yang baru saja menurunkan beberapa koper orangtuanya dari bagasi mobil. "Tuh, Mah! Si Javi yang ceroboh. Ervian udah nyuruh dia buat gembok," adunya lagi pada sang Ibu, ia tak terima jika hanya dirinya yang disalahkan.

"Hah? Apaan sih, Bang? Udah gue gembok kok. Mana gue tau bakal kayak gini. Atau jangan-jangan, Bang Aldri udah pulang kali," balas Javi dengan dua koper di kedua sisinya yang ia seret menghampiri kedua orangtuanya serta kakak keduanya yang berdiri di teras depan.

"Nah, iya tuh. Mungkin Bang Aldri baru pulang dari acara kelasnya. Mama nih suka nuduh yang engga-engga sama kita," ujar Ervian menyetujui ucapan adiknya.

Wanita itu tak bereaksi apapun lagi dan melangkah masuk ke dalam rumah diikuti suaminya, namun lagi-lagi ia dibuat terkejut oleh keberadaan seorang gadis yang duduk di sofa ruang tengah seraya cekikikan menertawakan sesuatu yang muncul di ponselnya.

"Loh, ini siapa?" Bisik Dirga pada istrinya dengan tatapan penasaran ke arah gadis yang duduk membelakanginya.

"Eh, Mama ga tau," sahut Theresia disertai gelengan kepala singkat, ia menoleh ke arah dua putranya yang baru saja masuk menghampirinya dan ia menatap keduanya seolah menuntut penjelasan.

Ervian dan Javi saling melempar pandangan saat mengerti isyarat yang diberikan Ibunya, mereka berjalan mendekati sosok gadis yang tampaknya memang tak menyadari keberadaan sekitar.

"Woy!" Tegur Ervian dan Javi bersamaan begitu berada dekat dengan sosok gadis itu yang terperanjat kaget mendapatinya.

"Eh, astaga. Ngagetin. Kirain siapa," ucap gadis itu seraya menghela nafas lega. "Lo berdua kata Aldri lagi jemput ortu, udah?"

"Hmm, lo aja yang ga nyadar daritadi kita sampai," celetuk Ervian yang membuat gadis itu spontan bangkit dari duduknya lalu menoleh ke arah belakang dan di sanalah berdiri sepasang suami istri yang melayangkan tatapan tak menyangka padanya.

ALDRIVANO (END! Tersedia versi AU di Twitter)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang