𝑹𝒆𝒏𝒋𝒂𝒏𝒂 𝑨𝒎𝒆𝒓𝒕𝒂
Pᴇɴᴀsᴀʀᴀɴ ɪᴛᴜ ᴍᴇᴍʙᴀᴡᴀ ʜᴀʟ ʙᴀʀᴜ
𝓈ℯ𝓁𝒶𝓂𝒶𝓉 𝓂ℯ𝓂𝒷𝒶𝒸𝒶
⚠︎⚠︎⚠︎
1
"Isvina Shifa Khairunisa" panggil seorang pria bertubuh tinggi, pemuda dengan almamater OSIS itu tengah mengabsen nama siswa-siswi yang mengikuti pelatihan PC, guna mencari kandidat sekretaris baru."Hadir.."jawab gadis bertubuh kecil itu tanpa mengangkat kepalanya. Hanya mengangkat tangan, ia sibuk membuka-buka buku yang sedari tadi di pegang. Terlihat sangat perfeksionis, namun jika gadis itu sudah berbicara. Beh suaranya, sungguh sangat merdu alias merusak dunia.
Berbeda dengan siswi yang lain, mereka semua menatap kagum pada sosok pria dengan rambut bagaikan langit malam. Khansa Putra Danendra, ketua OSIS SMA Binus Satya. Dia sudah menjabat dua priode. Tahun ini adalah periode keduanya.
Bahkan guru-guru di SMA Binus Satya pun sudah menganggap pria itu seperti anaknya, alasannya ya satu. Semenjak Danendra menjabat, banyak kemajuan di SMA itu. Program yang pria itu janjikan juga jalan semua, tidak hanya omong kosong belaka yang digunakan saat debat Caketos.
Gadis yang kerap di panggil Shifa itu mengerutkan dahinya saat benda asing bergerak-gerak di dalam baju yang Ia kenakan. Hingga menimbulkan rasa geli, tangannya yang risi pun meraba punggungnya.
Seketika gadis itu melolot saat menemukan sesuatu mengganjal dibalik bajunya "Apa nih?" ucapnya ketakutan.
Gadis itu mengambil sesuatu dari dalam bajunya, seketika dia melotot "Huaaaa tawon, ada tawon di baju gue gila!Bunda.." gadis itu melompat-lompat menimbulkan gaduh dan berhasil menarik perhatian para siswa-siswi.
"Ada apa disana?" tanyanya dengan suara yang sangat dingin, mendadak ruangan itu sunyi. Hanya ada Shifa yang mencari-cari tawon yang masih bersarang di dalam sana;)
Ia tampak tidak memperhatikan kondisi ruangan saat itu. Shifa tau kalau itu tawon sebab terdengar suaranya bahkan punggungnya juga perih seperti digigit drakula.
Dia ingat jika di atap tempat Bunda menjemur pakaian ada sarang tawon yang sempat di buat mainan si kembar. Tapi itu tiga hari lalu, yakali tawonnya marah terus balas dendam kepadanya. Sialan memang, apes sekali anak gadis ini.
"SETAN!" belum sempat Shifa meneruskan ucapannya, dihadapkan dengan laki-laki yang menatap dirinya tajam.
"Hallo Kak" sapa gadis itu seraya melambaikan tangan, sembari mendesis.
Sebagai pecinta cogan dunia Orange, matanya tidak berhenti menatap wajah pria didepan wajahnya. Kagum?Tentu saja. Cuci mata bos!
"Jir nih tawon modus banget." gumam Shifa saat tawon itu perpindahan ke depan seragamnya.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Andra, tatapan matanya masih tajam.
"Idih galak ternyata, nggak jadi kagum deh. Kagumnya tak cancel." kata Shifa membuat laki-laki tersebut mengeryit heran.
"Aaa" Shifa melotot saat pusarnya di entup tawon. Sensasinya seperti makan cabe sekilo tapi nggak boleh minum air. Ditambah makan cimol nggak dapet bumbunya.
"Kak, Gue boleh pinjem almetnya?" sebelum pria itu memberikan izinnya. Shifa sudah melepaskan paksa, membuat mimik muka ketos itu semakin suram.
"Berani-beraninya kamu."
"Ntar aja ngamuknya, gue nggak tahan Kak" Si pembuat onar ngacir ke pojok ruangan agar tidak tertangkap mata kucing yang mengawasi ruangan itu.
Shifa memakai almet milik si Ketos, ia berbalik ke arah tembok dan melepaskan kancing bajunya satu persatu, dan gotcha si kecil pembuat onar ketemu.
"Ah lega.." katanya dramatis.
"Makasih ya Kak, nih gue balikin." ucap Shifa seraya mengulurkan jas.
Andra menerima, saat barang miliknya sudah berada di tangannya. Keluar si kecil yang tadi menelusuri badan Shifa. Dan terbang mengintari ruangan, suka sekali si tawon bertamasya.
Seketika ruangan itu berubah menjadi ricuh, bahkan Andra menghela nafas beratnya. Lelah dia menghadapi gadis ini, sialnya berhasil membuat Lab ini hancur.
***
"Ngapain Kak disini?" tanya adik kelas saat melihat Andra berdiri di depan toilet perempuan.
"Saya mau mengawasi anak yang diberi hukuman."jawabnya singkat.
"Kenapa harus Kakak?Kan anggota OSIS banyak. Aku panggilin ya." benar juga, Andra tidak sadar akan kelakuannya. Tidak biasanya ia melakukan hal sepele seperti ini.
"Tidak perlu."
"Tapi Kak-"
"Kamu masuk kelas saja, sebentar lagi bel bunyi." kata Andra tanpa melirik, ekor matanya sedari tadi malah melihat kamar mandi.
Ada apa dengan dirinya?
Jelas otaknya menyuruh untuk masuk kelas, duduk dengan tenang sambil menikmati pembelajaran Kimia kesukaannya. Tapi kenapa tubuhnya tidak mau pergi.
"Sial banget nasib Gue, niatnya baik banget mau ikut OSIS buat tambahan nilai malah berujung bersihin toilet. Sial emang si Ketos Danendra. Gue sumpahin hari Lo Senin terus..!" kata Shifa menggebu-gebu.
Tangannya Ia gunakan untuk menyikat lantai kamar mandi hingga kinclong. Bodohnya dia tidak melarikan diri saja, tidak semudah itu bestai. Noh Si Danendra cosplay jadi hansip didepan kamar mandi.
"Kata mutiara gue tadi nggak kedengaran kan sama si Ketos? Bodo Ah mau kedengeran mau kagak emang gue pikirin.."
"Sudah selesai mengumpat Saya?" tiba-tiba si Ketos muncul dengan tidak etis nya di hadapan Shifa.
Reflek gadis itu menendang air pel-pelan lantai hingga bercucuran di lantai.
"Sabar-sabar." batin Ifa mengelus dada.
"Ulangi sampai bersih." perintahnya, Ifa tersenyum lebar. Tapi sejujurnya hatinya benar-benar dongkol.
"Nih Ketos ngapain sih pake kesini segala?" batinnya jengkel.
"Nggak kok Kak, mana ada gue eh maksudnya saya berani." mengulas senyuman andalan. Biasanya Ia gunakan untuk membujuk sang Ayah agar menuruti kemauannya, siapa tahu berhasil sama si Ketos. Kali saja Si Ketos terpesona sama ke anggunan seorang Isvina.
"Selesaikan pekerjaan kamu, Jika saya kesini lagi dan pekerjaan kamu belum selesai. Jangan salahkan jika guru BK yang memanggil kamu." ancamnya membuat Ifa tersenyum kecil.
"Iya-Iya kak." jawab Ifa lirih. Lagian gadis itu juga tahu diri kalau dia salah. Ingatkan IFA untuk membasmi tawon-tawon yang bersarang di atap rumahnya.
***-𝑺𝒆𝒆 𝒚𝒐𝒖 𝒏𝒆𝒙𝒕 𝒕𝒊𝒎𝒆-
𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒑𝒂 𝒗𝒐𝒕𝒆
𝒘𝒂𝒋𝒊𝒃 𝒌𝒐𝒎𝒆𝒏
𝒂𝒏𝒏_fypink~
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana Amerta
Jugendliteratur💐sebuah novel romansa✨ ... Ifa tak pernah menyangka kehidupannya akan berubah 90° ketika mengenal sosok Ketos ngeselin yang selalu mengusik ketenangannya. Hingga mengenal dan membuat dirinya jatuh ke dalam dasar-dasar rawa. Pria itu menuntunnya unt...