𝓡𝓮𝓷𝓳𝓪𝓷𝓪 𝓐𝓶𝓮𝓻𝓽𝓪
𝙹𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚗𝚊𝚗𝚐𝚒𝚜,𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚖𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚍𝚒𝚋𝚞𝚖𝚒 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚊𝚖𝚊 ~𝐾.𝑃 𝐷𝑎𝑛𝑒𝑛𝑑𝑟𝑎
sᴇʟᴀᴍᴀᴛ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ
"Buk pesen baksonya dua ya, eh sama es teh manis nya tiga, yang satu manis banget yang satunya lagi gulanya seperempat. Oh iya baksonya yang satu juga di kasih gede!" Okta, berlarian menuju meja yang ditempati oleh Ifa. Matanya juga bertatapan dengan Renata, di tatap tajam kemudian melengos begitu saja.
"Sendirian aja atuh neng? Mau Abang temani nggak?" seorang laki-laki berpakaian sama seperti mereka tiba-tiba mendekat dan duduk di samping Ifa. Gadis itu menggeser duduknya sedikit.
"Eh Dip jangan main goda gitu aja! Tau nggak sih Lo kalau neng satu ini udah punya pawang, tiati pawangnya galak!" Okta menjawab, pasti sahabatnya bingung dimana asal dari makhluk jadi-jadian ini.
"Siapa sih pawangnya, pastilah nggak ada yang mengalahkan ketampanan Jingga Pranadipa" cecar cowok itu sambil menyugar rambutnya ke belakang.
"Dih sombong!"
"Siapa ini Ta?" tanya Ifa, pasalnya baru kali ini Ia melihat cowok yang amat familiar dimatanya.
"Murid baru, pindahan dari luar kota dia.Oh iya Dipa ini juga temennya Kakak Gue, makanya Gue kenal" jawab Okta membuat Ifa mengangguk, gadis itu melihat jam tangannya.
"Kenapa If?"
"Nggak,cuma sebentar lagi ada rapat OSIS" jawab Ifa, gadis itu mengangguk. Tidak lama kemudian pesanan yang Okta pesan datang.
"Gede banget! Punya siapa nih?"
"Apanya yang gede?" pria yang Ifa ketahui bernama Dipa itu mendongak, meletakkan hp keluaran terbaru di meja.
"Baksonya"
Krik krik krik krik
"Dipanjing! Otak Lo mesum" Okta memukul kepala Dipa menggunakan sendok, perempuan itu tahu kalau otak sahabat kakaknya itu pasti sudah terkontaminasi.
"If dipanggil Bu Inka, di suruh datang ke ruang OSIS katanya" gadis berambut keriting datang menghampiri Ifa. Berniat menyampaikan pesan gurunya.
"Oh iya, makasih infonya" jawab Ifa, matanya melirik bakso yang belum masuk ke dalam kerongkongan.
"Dip nih bakso Gue buat Lo aja deh," kata Ifa memundurkan baksonya hingga tiba didepan Dipa.
"Alhamdulillah" jawabnya penuh syukur"Rezeki anak Sholehott" lajutnya semangat memakan' bakso Ifa.
"Pergi dulu Ta"
"Iye si paling sibuk sampe makan aja nggak sempet," katanya bermaksud menyindir.
Sesampainya di ruang OSIS, Ifa langsung duduk didepan Bu Inka. Disampingnya terdapat pria yang merupakan Ketosnya sekarang. Dia Dirga, laki-laki berkacamata namun tidak menghilangkan pesona ketampanannya.
"Kok cuma bertiga Buk?anak lainnya dimana?" tanya Ifa, jujur dia tidak nyaman. Walaupun ada Bu Inka juga, tetap saja hatinya resah berdekatan dengan Dirga. Karena cowok itu terang-terangan mendekati dirinya, bahkan didepan Andra sekalipun.
"Gini Fa, Saya sama Bu Anja sudah rapat. Berhubung tiga hari lagi Andra mau pindah ke Yogyakarta karena program pertukaran pelajar selama empat bulan, jadi kita mau mempersiapkan pesta kecil-kecilan untuk Andra, sudah banyak sekali jasanya untuk sekolah ini. Dan ini termasuk hal kecil yang bisa kita lakukan" penjelasan Bu Inka berhasil membuat dunia Shifa berputar, tunggu. Pertukaran pelajar? Andra?
"Siapa buk tadi?" ulang Shifa, dia mencoba memastikan kalau telinganya tidak salah dengar.
"Andra Fa, dia kan mau mengikuti program pertukaran pelajar ke Yogyakarta" jelas Bu Inka sekali lagi.
Shifa diam, jadi Kak Andra akan ke Yogyakarta? Selama empat bulan?Bukankah itu waktu yang lama, Ifa tidak bisa membayangkan akan berjauhan bersama orang yang Ia cintai. Dan yang lebih membuatnya sakit hati ialah. Dia menjadi orang terakhir yang mengetahui. Amat sangat tidak berguna.
**
Shifa berjalan keluar dari ruang OSIS, satu-satunya tempat tujuannya adalah kelas Andra. Dia ingin meminta penjelasan dari pria itu dan bicara empat mata dengannya.
"Jahat banget sih!"
"Kenapa coba nggak bilang dari awal!"
"Nyebelin banget!"
"Kemarin-kemarin juga bisa bilang Kan!"
"Kaya nggak ada waktu aja!"
"Awas aja nanti kalau ketemu!"
"Siapa sih tuh orang! berani-beraninya bikin mata Gue nangis"
Bruk...
"Aduh!"
"Jalan tuh pake mata dong!" Ifa kembali menunduk ketika melihat seseorang yang Ia tabrak sedang menatapnya tajam.
"Maaf" Ifa menunduk, tidak ingin menatap mata segelap malam yang tengah menatap dirinya dengan intens. Tidak lain dan tidak bukan adalah pacarnya sendiri.
"Kenapa marah-marah hm?"
"Nggak papa" cicitnya.Agenda yang Ia gunakan untuk marah-marah tadi hilang begitu saja digantikan oleh suara lemah hampir menangis.
"Jahat banget sih!" Shifa langsung menubruk tubuh Andra, memeluk tubuh tegap itu. Membuat Andra tersenyum kecil, kini pria itu tahu kalau gadisnya sudah tau hal yang Ia sembunyikan.
"Jangan nangis,kita masih dibumi yang sama. Cuma antar kota aja kan?Ifa nggak boleh nangis, disana Saya belajar untuk meraih impian Kita," Kata Andra lembut dengan tangan yang mengelus punggung Shifa yang bergetar hebat.
"Mau berjuang bersama nggak?"
"Mau hiks"
Andra tersenyum, Ia membatin seraya berjanji. Untung tadi bel sekolah sudah masuk, jadi tidak akan ada orang yang melihatnya berpelukan dengan Ifa.
⁂⁂
Mɪsɪ ᴄᴀʟᴏɴ ɪsᴛʀɪ Sᴇʜᴜɴ ᴍᴀᴜ ʟᴇᴡᴀᴛꙬ
ᗷOᒪᗴᕼᒪᗩᕼ ᖴOᒪᒪOᗯ ᗪᑌᒪᑌ
𝖠𝖽𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗌𝗎𝗄𝖺 𝖫𝖣𝖱 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄?
𝗌𝗉𝖺𝗆 𝗄𝗈𝗆𝖾𝗇 𝗉𝗅𝖾𝖺𝗌𝖾..
ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ᴠᴏᴛᴇ ʏɢʏ
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana Amerta
Teen Fiction💐sebuah novel romansa✨ ... Ifa tak pernah menyangka kehidupannya akan berubah 90° ketika mengenal sosok Ketos ngeselin yang selalu mengusik ketenangannya. Hingga mengenal dan membuat dirinya jatuh ke dalam dasar-dasar rawa. Pria itu menuntunnya unt...