#11.☽︎Change in an instant

12 6 0
                                    

𝐵𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑙𝑎𝑛?

𝑘𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑚𝑎𝑛𝑎?

𝑈𝑑𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚?

𝑈𝑑𝑎ℎ 𝑦𝑎 𝑏𝑎𝑠𝑎-𝑏𝑎𝑠𝑖𝑛𝑦𝑎, 𝑠𝑎𝑎𝑡𝑛𝑦𝑎 𝑏𝑎𝑐𝑎!𝐴𝑤𝑎𝑠 𝑛𝑔𝑔𝑎𝑘 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑑𝑢𝑙𝑢 hehe
✨𝓡𝓮𝓷𝓳𝓪𝓷𝓪 𝓐𝓶𝓮𝓻𝓽𝓪✨

𝙱𝚞𝚔𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚠𝚊𝚔𝚝𝚞 𝚜𝚞𝚕𝚒𝚝 𝚍𝚒 𝚞𝚕𝚊𝚗𝚐, 𝚘𝚕𝚎𝚑 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚋 𝚒𝚝𝚞 𝚖𝚊𝚗𝚏𝚊𝚊𝚝𝚔𝚊𝚗 𝚠𝚊𝚔𝚝𝚞 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚒𝚔-𝚋𝚊𝚒𝚔𝚗𝚢𝚊

-𝕊𝕖𝕝𝕒𝕞𝕒𝕥 𝕞𝕖𝕞𝕓𝕒𝕔𝕒-

"Kami sudah hancur"

Kata-kata Andra semalam berhasil mengusik tidur indah Shifa. Malam ini jelas Ia tidak bisa tidur, oleh karena itu tangan kecilnya meraih benda ajaib lalu mendial nomor seseorang yang sedari tadi menganggu tidurnya.

𝐂𝐚𝐥𝐥..

𝐓𝐞𝐫𝐡𝐮𝐛𝐮𝐧𝐠..

00.00

"Assalamualaikum Kak"

"Waalaikumsalam"

"Ifa belum tidur?"

"Kenapa belum tidur hm" amat sangat jelas, suara yang Shifa dengar begitu serak. Diliriknya jam, 02.30. Sudah pagi, apakah pria itu tidak tidur malam ini?Kenapa suaranya begitu sera𝐤?

"Udah tapi kebangunan"

"Kakak udah sampai? Belum tidur ya?"

"Suara kakak berat banget"

"Sudah Sayang"

"Kak"

"Iya?"

"Besok Ifa nyusul ya?"

"Besok sekolah dulu"

"Ifa bisa izin kok."

"Sekolah dulu sayang, kakak disini baik-baik aja"

"Ta-"

"Nggak ada tapi-tapian Fa, nurut ya?"

"Hm" jawab gadis itu, agaknya marah akibat tolakan Andra.

"Kenapa, Ifa marah?"

"Nggak!"

Sedetik kemudian gadis itu gelagapan saat Andra mengalihkan telepon menjadi Vidio call, bisa gawat. Ia berlari mendekat𝐢 cermin. Melihat apakah ada belek di sekitar matanya, pasalnya Ia baru bangun tidur. Nggak etis sekali jika penampilannya berantakan.

"Lama banget" gerutu Andra, Ifa langsung bisa melihat sosok pria 𝐢𝐭𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐚𝐥𝐮𝐭 masker hitam. Di belakangnya terlihat background tembok rumah sakit.

"Ih apaan, bentar kok!"

"Kenapa kebangun? Tidur lagi gih, besok kamu pusing"

"Temenin" eengek gadis itu.

"Iya"

"Uhuk uhuk" Ifa menutup mulutnya, kenapa coba harus batuk tiba-tiba. Nggak permisi dulu lagi.

"Minum dulu Fa" ucap Andra saat mendengar batuk Ifa yang tidak kunjung mereda.

"Habis” jawab Ifa memperlihatkan botol minuman ke arah kamera, sudah kosong melompong.

"Ambil di bawah kan bisa, kenapa takut?" kebiasaan Andra yang suka sekali mengejek dirinya. Sebenarnya Ifa itu bukan penakut, tapi orang takut kan biasa ya. Tapi bukan penakut!

"Aku nggak takut lho ya, cuma tadi malam habis lihat popcast horor jadi ya masih kebawa sampai sekarang. Lagian udah mau pagi juga,minum nanti aja" jelas Shifa yang tidak bisa dibantah. Sepertinya nada mengatur yang diturunkan Bundanya berguna juga.

"Yaudah"

Shifa membenarkan selimutnya, memiringkan tubuhnya ke kanan dengan hp yang Ia taruh didepan wajah. Gadis itu menguap, bersiap untuk tidur kembali karena matanya kini benar-benar mengantuk.

"Mau tidur dulu," kata Shifa membuat Andra tersenyum.

𝙹𝚊𝚔𝚊𝚛𝚝𝚊, 5 𝙼𝚊𝚛𝚎𝚝 20𝚇𝚇
03.30

"Papa belum tidur?" tanya Andra saat melihat mata sang Ayah yang masih terbuka, padahal tadi sudah diberikan obat tidur oleh Dokter.

"Ndra.." panggil Bapak Rajendra, membuat Andra bangun dari duduknya disofa.

"Butuh Apa Pa, Andra ambiin" kata Andra bersiap mengambilkan sesuatu untuk sang Papa.

"Tante Risma dituduh korupsi Ndra, Dia ditangkap dan diamankan polisi. Aset Papa semuanya juga disita Bank, bahkan itu pun nggak cukup untuk melunasi jumlah uang yang mereka tuduhkan kepada istri Papa," kata pria itu mengingat sang istri, Risma Aningrum. Seorang politikus di ibu kota. Istri kedua Papanya, lebih tepatnya setelah bercerai dengan sang Mama. Dua bulan kemudian sang Papa menikah lagi.

Mamanya pun kini sudah berkeluarga dan memiliki seorang anak yang lucu bernama Andhara, berbeda dengan sang Papa. Pria itu belum dikaruniai seorang anak walaupun usia pernikahan mereka sudah terjalin selama sepuluh tahun.

"Papa nggak usah berpikir yang nggak-nggak. Papa harus sembuh! untuk uang bisa dicari lagi. Biar nanti Andra yang tambahin kekurangannya" kata Andra, tidak mungkin Ia angkat tangan saat melihat sang Papa terpuruk. Sebisanya Ia akan meringankan beban keluarga baru Papanya. Asat yang Andra milikipun pemberian sang Papa. Kini Papanya bahkan hanya memiliki dirinya seorang.

"Makasih nak, cuma kamu yang Papa bisa harapkan."

Andra mengangguk, Ia memilih keluar dari ruangan dan melaksanakan sholat malam. Memohon petunjuk dari sang pemilik hidup.

Pagi menyingsing dengan indahnya, membangunkan orang-orang yang tegah tertidur dengan lelap. Ibukota kembali ramai seperti sedia kala,para pedagang kaki lima juga berjejeran mencoba menjual dagangan yang mereka punya.

"𝘒𝘢𝘣𝘢𝘳 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘪𝘯𝘪, 𝘥𝘪𝘥𝘶𝘨𝘢 𝘐𝘣𝘶 𝘙. 𝘈 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘯𝘨𝘨𝘰𝘵𝘢 𝘋𝘗𝘙 𝘵𝘦𝘯𝘨𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘰𝘳𝘰𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘣𝘶𝘳𝘶𝘬. 𝘐𝘴𝘵𝘳𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘶𝘴𝘢𝘩𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘯𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘦𝘣𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘴𝘶𝘴 𝘬𝘰𝘳𝘶𝘱𝘴𝘪 𝘣𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘢𝘮𝘪 𝘙. 𝘉 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘳𝘦𝘵 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘬𝘢𝘴𝘶𝘴 𝘪𝘯𝘪. 𝘚𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘰𝘯𝘥𝘪𝘴𝘪 𝘙. 𝘈 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘢𝘮𝘢𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘱𝘰𝘭𝘪𝘴𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘢𝘯𝘨𝘨𝘰𝘵𝘢 𝘭𝘢𝘪𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘣𝘢𝘵. 𝘉𝘦𝘳𝘪𝘬𝘶𝘵 𝘱𝘳𝘰𝘴𝘦𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘙.𝘈 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘬𝘦𝘥𝘪𝘢𝘮𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢....."

"Bun.." panggil Ayah Ifa kepada sang istri yang tegah membuatkan teh hijau didapur.

"Ada apa to Yah! Wong kok teriak-teriak"

"Ini bukannya Rajendra, Papa Andra" sang Bunda terkejut melihat berita yang kini telah menimpa Ayah dari pacar anaknya itu.

"Kasus korupsi Bun"

"Tapi sekelas Pak Rajen nggak mungkin to Yah, lha wong dia sudah kaya dari lahir" jawab sang Bunda di angguki oleh suaminya.

"Ya sudah, Ayah siapakan mobil dahulu. Kita sama-sama menjenguk mereka" Bunda sangat setuju, beliau bersiap-siap. Menghubungi Andra untuk menanyakan keadaan Papanya.

𝓽𝓫𝓬

Masih sepi banget:(

Vote nya jgn lupa

Renjana AmertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang