#5.✯ Berita panas

22 8 0
                                    

𝓡𝓮𝓷𝓳𝓪𝓷𝓪 𝓐𝓶𝓮𝓻𝓽𝓪

Aᴘᴀ ɪᴛᴜ ᴄɪɴᴛᴀ?

sᴇʟᴀᴍᴀᴛ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ

5

Semua mata saling pandang, menatap Andra dengan tatapan terkejut sekaligus kecewa. Shifa sendiri tidak bisa berdiri sangking terkaget-kaget. Pacar?Hatinya berdegup kencang. Gawat! Bukan berbunga-bunga bagai ditembak orang paling tampan seantero SMA. Entahlah siapa yang mengatakan 'si ketos paling tampan' Ia tidak tahu dan tidak ingin tahu juga. Yang pasti sekarang Ia ingin segera menghilang dari kerumunan. Apalagi melihat tatapan para fans fanatik Khansa Putra Darendra yang menatapnya bagaikan singa kelaparan.

"Ayo Fa, siniin tangan Lo" Okta meraih tangan Shifa berniat membantu gadis itu berdiri, Okta mencoba untuk bersuara ditengah keheningan yang menyelimuti mereka.

"Dia mampu berdiri, jangan dibantu. Biarkan Shifa berdiri sendiri" Shifa semakin menatap Andra kesal. Mata bulatnya Ia tajamkan ke Andra, para siswa-siswi malah mengira kalau Shifa pasti sedang marah.

"Bubar!" suara itu seketika membuat kerumunan menghilang secepat kilat. Tidak ada yang mau berurusan dengan Guru BK btw.

"Jangan lo hiraukan ucapan nih orang Ta, cepetan bantuin gue berdiri. Pinggang Gue sakit banget, tuh orang makan apa sih sampai tenaganya bisa sekuat ini!Heran gue" Shifa mengulurkan tangannya ke Okta. Takut-takut saja pinggang nya encok.

"Kamu kuat kok Fa, kalau gitu kita ke kantin dulu ya" dengan tidak berperi ketemanan, Bria menarik tangan Okta yang berusaha membantunya berdiri. Alhasil tangan Shifa hanya mengapai udara saja.

"Eh tuh anak.." gumam Shifa menatap punggung sahabat laknatnya yang semakin hilang ditelan udara.

Andra melipat kedua tangannya, tidak berniat membantu. Emosi Shifa sudah sampai di ubun-ubun rasanya. Ingin Ia tampar wajah yang seolah-olah tidak merasa bersalah itu. Seharunya Andra sadar kalau semua ini terjadi karena dia.

"Apa?.." tanyanya judes.

"Bisa berdiri nggak?"

Udah tau pake nanya!

"Bisa!.."Si sok kuat ingin menunjukkan aksinya.

"Yakin..?"

"Hm-"

Bruk..

"Aduhhh..." Shifa merintih, perutnya kenapa tambah sakit begini, rasanya seperti di tusuk-tusuk jarum.

"Kalau nggak bisa itu ngomong, gunanya saya disini itu untuk membantu kamu. Bagaimana saya mengetahui kondisi tubuh kamu jika kamu tidak berbicara, saya bukan cenayang Fa" Syifa mencoba mendengarkan dengan seksama. Perkataan pria didepannya ini sialnya berhasil membuat kupu-kupu berterbangan diperutnya.

Diam tidak menjawab, mata bulat Shifa mengikuti pergerakan Andra. Detik demi detik, menit demi menit. Dalam sekejap, tubuh kecil Shifa menempel dengan indah ditubuh atletis Andra. Shifa melihat dengan jelas jakun pria itu yang naik turun ketika si Ketos bernafas. Otak Shifa bleng, Ia tidak memungkiri kalau pesona Ketos SMA Binus Satya begitu luar biasa.vJauh dilubuk kesadaran otak kecil Shifa, hatinya murahan.

Renjana AmertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang