#18.One day memories

14 6 0
                                    

-𝓡𝓮𝓷𝓳𝓪𝓷𝓪 𝓐𝓶𝓮𝓻𝓽𝓪-

"Aduh yang habis nikah, seger amat tuh muka" goda mbak Vira.

"Apaan sih mbak? Satu Minggu yang lalu juga." jawab Ifa kesal karena menjadi santapan mbaknya pagi-pagi.

"Pagi-pagi jutek amat tuh muka, awas cepet tua!" mbak Vira tidak habis-habisnya melontarkan bullyan ke Ifa. Maklum efek satu Minggu nggak ketemu.

"Udah jangan ribut-ribut diruang makan,duduk Ndra. Jangan kaget kalau denger mereka ribut ya,udah biasa," kata Mas Abi. Ayah hanya tersenyum geli melihat tingkah kedua anaknya. Udah pada nikah juga masih kayak anak-anak.

"Mau makan apa Kak?" tanya Ifa menatap Andra.

"Apa saja Saya mau." jawabnya sangat menurut.

"Mau ikan?"

"Boleh."

"Sayur lodeh mau?"

"Iya sedikit saja."

"Tempe mau juga Kak?" tanya Ifa lagi.

"Hm."

"Batu sama kayu?" ucap Ifa mencebikkan bibirnya.

"Bo-" belum sempat Andra mengiyakan, Ia tersenyum kecil ke arah istrinya.

"Udah cukup, sekarang Kamu makan. Mau Kakak ambilin juga nggak?" tanya Andra, menatap wajah jutek istrinya yang sialnya masih sangat cantik.

"Iya-iya Kami ini patung." kata Mas Abi tanpa menatap kedua sejoli itu.

"Gimana Mas?" tanya Andra karena tidak terlalu jelas mendengar ucapan dari Mas Abi.

"Nggak Ndra, ini masakan Bunda enak. Yuk dilanjut makan." jawab Mas Abi tersenyum canggung.

Niatnya menggoda malah Ia sendiri yang merasa tidak enak. Malu juga ya kalau bicara nggak ada yang denger. Sibuk sendiri-sendiri dengan makanannya.

"Yuk makan, jangan ribut!" titah Nyonya rumah, alias Bunda Ifa.

Mereka makan bersama-sama, Ifa masih saja cemberut karena kejadian tadi pagi. Kakinya masih pegal karena ulah Andra. Makan pun rasanya tidak nyaman akibat kakinya terasa sakit.

"Habis sarapan mau ke mana Ndra?" tanya Ayah ketika sudah selesai dengan sarapannya.

"Rencananya nanti siang mau prepare untuk keberangkatan besok ke Yogyakarta Yah. Memangnya ada apa?" tanya Andra, sambil menerima uluran tissue dari Ifa.

"Ayah mau ajak jalan-jalan sama keluarga besar Ndra, biar kedua keluarga semakin dekat," kata Ayah Ifa, Shifa berbinar. Urusan jalan-jalan, pasti nomor satu. Bodo amatlah dengan kakinya yang masih cenat-cenut dan boyoknya yang encok. Yang penting healing!

"Boleh Yah, tapi siangnya Saya mau ijin ke apartemen" kata Andra karena harus mempersiapkan segala sesuatu untuk berangkat ke Yogyakarta.

"Nggak Papa Nak, Ifa juga biar sekalian istirahat nanti. Biar besok nggak Jet lag waktu perjalanan ke Yogyakarta" kata Sang Bunda.

"Iya Bun." jawab Andra.

**

Tiba di kamar istrinya, Andra langsung berganti pakaian casual. Tak lama pintu terbuka, Ifa muncul dengan pakaian rumahan yang menurut Andra sangat lucu. Setelah menikah, Andra jadi semakin tahu kalau pakaian istrinya itu unik-unik.

"Ganteng amat Kak, wangi juga." kata Shifa saat mencium aroma parfum yang Andra kenakan.

Tunggu-tunggu, sepertinya Ia kenal dengan bau parfumnya. Kan tidak salah lagi! parfum itu miliknya.

Renjana AmertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang