#8.☽︎ Hari bahagia

18 7 0
                                    

𝓡𝓮𝓷𝓳𝓪𝓷𝓪 𝓐𝓶𝓮𝓻𝓽𝓪
5 ʲᵃⁿᵘᵃʳⁱ 20ˣˣ

ՏᗴᒪᗩᗰᗩT ᗰᗴᗰᗷᗩᑕᗩ💐

8

"Tiga tahun lalu Ayah sama Papa melakukan bisnis bersama. Beliau sepakat untuk membuka restoran dengan Ayah sebagai arsiteknya, mereka sudah mengenal sebelumnya dan ini karya terhebat Ayah. Masih berjalan setengah, setengah tahun lagi juga akan selesai. Dan mulai tahun lalu proyek ini diserahkan ke Saya karena Papa melihat potensi bisnis ada di diri Saya" penjelasan Andra membuat terkejut, benarkah demikian. Restoran keren ini adalah karya sang Ayah, Ifa memang tidak terlalu terkejut kalau Ayahnya bisa membuat desain restoran ini begitu luar biasa. Dia sangat tau kalau sang Ayah adalah arsitek hebat di negeri ini. Putri bapak Teuku Andras Hestamma. Namun yang Ia kagetkan Ialah Andra, pacarnya!

"Oh iya ini" Andra membuka tas yang Ia bawa. Mengeluarkan isinya, disana terlihat buku yang Ifa hilangkan ada di tangan Andra dengan judul yang sama.

"Kamu yang ambil!" tuduh Ifa dengan Mata yang melotot seakan ingin memakan Andra hidup-hidup.

"Bukan. Rencananya Saya mau memberikan buku ini pas tadi dirumah. Eh nggak taunya kamu sudah beli, tapi nyatanya kamu menghilangkan buku itu kan di taman. Dan sekarang marah-marah menuduh Saya sabagai pencuri," kata Andra menatap tajam Ifa, Gadis itu menunduk. Meremas jari jemarinya begitu melihat kilat kemarahan dari mata Andra.

"Maaf kak nggak akan aku ulangi lagi deh, janji! Jangan marah ya." Shifa melingkarkan tangannya di tangan Andra. Membuat Andra mau tidak mau menghela nafas. Dasar! Andra heran dengan dirinya sendiri. Kemarahan nya akan sirna begitu saja ketika melihat senyum gadis itu.

"Kok kakak dapat buku ini sih. Aku aja dapet satu dan itu hilang entah kemana, eh eh kok ada tanda tangan penulisnya sih!" gumam Ifa saat menemukan tanda tangan asli sang penulis di buku yang Ia pegang. Tubuhnya serasa melabuh, Ia begitu bersemangat. Membolak balikan buku, lalu membacanya.

"Makan dulu Fa, keburu dingin makanan Kamu. Nanti aja bukunya, nggak bakal hilang lagi juga,” kata Andra tersirat nada sindiran, jujur saja Ifa tidak mau meninggalkan buku yang Ia idam-idamkan terbit. Tapi begitu tatapan mata Andra berubah tajam. Ia langsung memakan makanan, bahkan sesekali menyuapi Andra.

"Mau lihat-lihat lantai lainnya nggak Fa?" tanya pria itu begitu Shifa selesai makan.

Ada pancaran penasaran dari mata Shifa, Andra kembali melihat arloji di tangannya. Sudah sore, Ia harus membawa gadisnya pulang sebelum Maghrib.

"Tapi besok-besok aja ya, Udah sore." potong laki-laki itu cepat sebelum Ifa menjawab Iya.

"Sebentar aja ya kak! Aku beneran penasaran banget ini," kata Shifa yang kekeh tidak mau pulang.

"Pulang sayang, udah mau sore. Nggak baik anak gadis pulang malam," kata Andra, Ia berbincang sebentar dengan beberapa orang disana sebelum meninggalkan tempat itu.

"Iya Kak iya"Kata Shifa, pipi gadis itu memerah. Efek karena panggilan yang pria itu berikan.

Setelah menempuh perjalanan hampir setengah jam, mobil Andra berhenti di depan rumah Ifa. Pria itu melepaskan sabuk pengaman, menatap Ifa sebentar kemudian tersenyum tipis.

"Terimakasih Kak" ucap Ifa secara tiba-tiba. Hari ini Andra benar-benar mengajaknya keliling. Oh dia lupa, mereka tidak akan bertemu untuk beberapa saat. Dikarenakan pria itu akan pergi untuk waktu yang lama. Dan dia belum memberitahu Shifa, dia harap wanitanya bisa menunggu untuk beberapa saat.

"Sama-sama.Mandi habis itu sholat" perintah Tuan tidak mungkin Nyonya langgar. Dia akan melaksanakan dengan senang hati.

"Kakak pergi dulu deh, nanti baru Ifa masuk"

"Nggak kebalik" kekeh pria itu.

"Nggak dong" jawab Ifa.

"Yakin?"

"Iya kakak sayang. Udah sana pulang, istirahat" kata Ifa dengan senyum khas yang Ia miliki.

Andra berniat masuk ke mobil tapi sebelum itu tangan Shifa mencegahnya. Sampai sebuah benda basah mendarat di pipinya. Andra terkejut, Ia menatap sang gadis yang berlari memasuki rumahnya.

"Sayang kamu.." gumam Andra lirih sebelum benar-benar meninggalkan pekarangan rumah Ifa.

"Cie yang baru pulang main sama pacarnya, bawa apa tuh.." kata Bunda saat melihat putri mereka memasuki rumah dengan wajah memerah.

"Makanan kesukaan Ayah Bunda. Mbak kapan datang?" tanya Ifa saat melihat kakaknya menuruni tangga.

"Dari tadi siang Fa"

"Oke. Ifa mau mandi dulu" sang kakak mengangguk. Ia hanya geleng-geleng sendiri melihat adiknya yang blusing.

"Biyan sama Biya ikut sama Mama dulu ya Sayang, biar Uti sholat dulu," kata Kakak Ifa mengantikan sang Bunda yang tengah bermain didepan Televisi.

"Ti Ti" bocah itu berceloteh ria sambil memperhatikan Mamanya.

"Suami Kamu masih diluar kota Vir?" tanya Bunda sembari bangkit dari duduknya di karpet.

"Katanya ini dalam perjalanan Bun, oh iya Bun. Aku sama Mas Abi mau pindah ke Aceh, rencananya mau bilang sama Ayah selesai Maghrib. Tapi takut Ayah marah, Bunda tau kan sifat Ayah gimana" bukan hanya Ayahnya yang akan terkejut, sang ibu pun sama terkejutnya. Ibu Nova menghela nafas panjangnya, menatap mata sang anak.

"Astaga Vira! Kok mendadak sih. Terus kamu mau ajak si kembar?" sang Bunda menatap mata anak pertamanya.

"Iya Bundaku sayang,masak Aku tinggal sih mereka" gemas Vira, Ia tersenyum kecil.

"Ada apa nih?"

"Tauah! Tanya sama Mbakmu aja. Katanya mau pindah ke Aceh dia, bunda sih nggak papa yang penting setiap seminggu sekali datang ke sini" sang Bunda bicara panjang lebar, beliau berjalan ke kamarnya yang berada di lantai bawah. Berniat untuk melaksanakan sholat menyusul sang suami.

"Kenapa pindah sih Mbak?" tanya gadis itu, sudah mandi dan memakai pakaian tidurnya.

"Kamu tau kak dek, kalau Mas Abi itu punya perusahaan di bidang properti dan perhotelan. Suami mbak itu mau mengurusi perusahaan yang disana. Mbak kasihan kalau liat Mas Abi bolak-balik," kata Perempuan beranak dua itu menjelaskan.

Shifa mengangguk, dia mencium pipi kedua keponakannya. Hmm, bau minyak telon dan bedak bayi langsung menguar dari tubuh si kembar.

"Yang terbaik buat Mbak aja," kata Shifa, dia melanjutkan bermain-main dengan kedua bocah yang masih saja merebut perhatian kedua orangtuanya.

𖧷𖧷𖧷

𝕾𝖊𝖊 𝖞𝖔𝖚 𝖓𝖊𝖝𝖙 𝖙𝖎𝖒𝖊
ᵛᵒᵗᵉⁿʸᵃ ʲᵃⁿᵍᵃⁿ ˡᵘᵖᵃ

ᴘᴇsᴀɴ ᴜɴᴛᴜᴋ Iғᴀ ᴀᴘᴀ ɴɪʜ?

Ig: anisn_urs

Renjana AmertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang