#13.♕︎Dekret Mulia

12 5 1
                                    

𝓡𝓮𝓷𝓳𝓪𝓷𝓪 𝓐𝓶𝓮𝓻𝓽𝓪
ᶜⁱⁿᵗᵃ ᵏᵃˢⁱʰ ʸᵃⁿᵍ ᵏᵘᵃᵗ ʰⁱⁿᵍᵍᵃ ᵃᵇᵃᵈⁱ

-SELAMAT MEMBACA-

13.

”Kakak udah makan belum? Tadi Ifa bawain makanan dari rumah, masakan Bunda.” Ifa meletakkan tas yang Ia bawa, tangannya mengeluarkan sebuah wadah bekal berwana merah maron. Itu adalah wadah yang sering Ifa gunakan ke sekolah. Selain kecil juga praktis.

”Belum, Kamu sendiri udah makan belum?”

”Udah, tadi sarapan sama Ayah Bunda dan duo kurcaci!” jawab Ifa, duo kurcaci yang Ia maksud adalah keponakannya yang sekarang lagi aktif-aktifnya.

”Ifa suapi ya.”

Shifa dengan telaten mengambil lauk dan nasi secukupnya, menyuapi Andra. Meskipun Andra sempat menolak dan terlihat malu saat ada orang lain yang lewat. Pria itu lama-kelamaan terlihat cuek dengan sekitarnya. Lebih fokus melihat gadis yang tengah menyuapi, sesekali Ifa menggoda Andra dengan pesawat-pesawat terbang.

”Ayo pesawatnya mau terbang..”

”Wuuuu”

”Saya bukan anak kecil Ifa...” kesal Andra, karena sedari tadi sendok yang terakhir tidak kunjung masuk kedalam mulut.

”Ini udah kelamaan mangapnya!” ujarnya membuat Ifa tertawa kecil.

”Iya-iya maaf”

”Habis!” seru Ifa kegirangan saat suapan terakhir 𝚕𝚞𝚍𝚎𝚜 𝚝𝚊𝚔 𝚝𝚎𝚛𝚜𝚒𝚜𝚊.

”Masakan Bunda selalu enak,” kata Andra membuat Ifa mengangguk tanda setuju.

”Bunda kan emang jago soal masak memasak, apalagi buat adonan. Pinter baget, udah pro!” jawab Ifa sembari terkekeh.

”Saya juga bisa.”

”Apa?” ulang Ifa.

”Buat adonan” jawab Andra langsung diberi tatapan tajam oleh Shifa.

”Hih, ini otak pikirannya apa sih! Kebanyakan baca novel yang nggak-nggak nih pasti” Andra yang tahu jalan pikiran sang gadis langsung menjitak pelipisnya dengan jitakan kasih sayang hingga meninggalkan bekas kemerahan.

”Eh apaan, belum kok!” jawab Ifa sontak saja Ia menutup mulutnya dengan kedua tangan, Dia keceplosan! 𝚂𝚊𝚖𝚋𝚒𝚕 𝚝𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝙸𝚊 𝚐𝚞𝚗𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚎𝚕𝚞𝚜 𝚍𝚊𝚑𝚒.

”Belum berarti mau ya?”

”Kakak...” Ifa yang di goda hanya mempu menutup wajahnya dengan kedua tangan. Tau saja jika dirinya hobi membaca novel. Tapi Ifa janji, Ia belum membaca adegan yang merusak kepolosannya. Masih di perpustakaan, belum Ia baca!

”Mau keluar sebentar?”

”Boleh. Emangnya mau kemana? Kakak bisa keluar dari sini?” kata Ifa antusias, sebelumnya Andra sempat bertanya kepada Ayah dan Bunda Ifa. Mereka masih berbincang-bincang. Sambil menunggu waktu, Ia ingin menghabiskan waktu dengan gadisnya mengingat kalau satu bulan kemudian Ia akan sangat sibuk.

Renjana AmertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang