• 29 •

667 34 21
                                    

Fajar yang kelelahan mencari kekasihnya akhirnya memutuskan pulang, membersihkan diri dan mengisi perutnya dengan makanan.

Fajar sadar kalau dirinya sakit tidak akan bisa lagi mencari Perla kemanapun, setidaknya Fajar harus tetap sehat dan kuat untuk mencari kekasihnya itu.

Meskipun terbayang di pikirannya Perla yang setiap kali membuatkan makanan untuknya di dapur juga merindukan pelukan Perla setiap kali tidur bersama.

Fajar memejamkan matanya di atas kasur, memegang dahinya yang terasa panas karena demam. "Aku gak tau harus gimana lagi." Gumamnya terdengar lirih.

Fajar mengambil bantal yang biasa Perla kenakan saat tidur, menghirup harumnya yang tertinggal disana. "I'm missing you."

"Ini pasti bukan Perla yang sengaja ninggalin gua, pasti ada sesuatu." Gumamnya sambil memeluk bantal putih itu.

Selagi bergelut dengan pikirannya sendiri tiba-tiba saja seseorang menekan bel apartementnya berkali-kali, siapa itu? Beberapa hari terakhir ini Fajar tidak pernah menemuin atau menghubungi siapapun termasuk atasan kerjanya, entahlah mungkin sekarang Fajar sudah di pecat.

"Siapa?" Teriak Fajar keluar dari kamarnya.

Apa itu Gery? Atau Perla?

Fajar berjalan membukakan pintu, berharap itu memang kekasihnya.

"Sore tuan." Sapa pria yang sangat tidak asing baginya, body guard Guntur.

Fajar mengerutkan halisnya. "Mang Asep? Mang Ucup? Tau dari mana apart gua?" Tanya Fajar dengan nada kesal.

"Maaf tuan, mang Ucup cuma di suruh jemput tuan muda karena di suruh pulang sama tuan bos." Ucap pria berkepala pelontos sangat berhati-hati takut Fajar marah padanya.

Fajar menggerang kesal. "Arghh apaan sih dari kemaren nyuruh gua pulang, bilangin sama bos lu gua gak sudi." Ucap Fajar menutup pintu kamarnya lalu berjalan ke dalam tanpa mengunci pintunya.

Sedangkan di balik pintu itu Ucup dan Asep sedang berusaha menjalankan idenya untuk memaksa Fajar pulang bersamanya, karena jika mereka tidak berhasil membawa Fajar pulang mereka yang akan menjadi bulan-bulanan Guntur.

"Sekarang aja Sep." Intruksi Ucup yang membuat Asep tidak yakin.

"Kenapa gua sih? Nanti gua yang abis sama tuan bos kalo ketauan gua yang mukul." Kata Asep yang sudah memegang balok kayu di belakang tubuhnya.

"Ah entar kalo di hajar sama boskan barengan, bukan lu doang." Ucap Ucup meyakinian Asep.

Asep menghela napasnya memberanikan diri melakukan hal gila yang mungkin akan membuatnya mati terbunuh oleh Guntur, tapi ia harus melakukannya karna kalau tidak membawa Fajar pulangpun mereka akan habis di pukuli oleh pria tempramental itu.

Asep memberi isyarat Ucup untuk membukakan pintunya.

Cklek

Dan benar saja Fajar yang berjalan menjauh dari pintu menuju kamarnya menoleh hendak memarahi body guard papahnya itu karena masuk kedalam apartementnya tanpa ijin, namun sebuah pukulan di tengkuknya membuat Fajar terkapar di atas lantai.

Bugh...

Fajar mencoba menyadarkan dirinya, memfokuskan pandangannya berkali-kali memastikan mereka yang memukul Fajar.

Asep yang memegang balok kayu itu segera melemparnya sembarangan karena takut melihat ekspresi wajah Fajar yang marah dengan rahang mengeras. "Suruh Ucup tuan." Ucap Asep menunjuk Ucup.

Sebelum Ucup menyangkalnya, Fajar lebih dulu kehilangan kesadaranya hingga kedua pria di ruangan itu panik seketika.

"Aduh lu mukulnya kekencengan ya? Gawat inimah abis sama si bos." Tanya Ucup menggaruk kepalanya.

Able 21+⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang