Kebahagiaan dan Kesedihan

89 12 0
                                    

Bismillah...🌹

*اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ*

Jangan lupa vote dan komentarnya, ya😊

Happy reading

Kebahagiaan dan Kesedihan


Rumah sederhana, tak ada pajangan foto di rumah itu, hanya ada ukiran kaligrafi Lafadz Allah dan Nabi Muhammad saw yang terpampang indah menghiasi dinding rumah itu.

Hafsah disambut hangat oleh kedua orang tua Zahra, ia merasa seakan disambut oleh kedua orang tuanya sendiri. Hidangan makanan dan minuman sederhana disajikan. Ukiran senyum di wajah Hafsah menunjukkan bahwa dirinya sangat senang berada di rumah Zahra. Kebahagiaan sederhana yang dirasakan olehnya.

"Semalam Zahra sangat senang menceritakan tentang Hafsah dan Rayna. Terimakasih ya, Nak sudah menemani Zahra kemaren. " Kata Rahma.

"Iya, Umi. Hafsah juga sangat senang bisa bertemu Zahra dan mengajak Hafsah kesini."

"Sayangnya Rayna nggak bisa ikut hari ini. Umi juga ingin bertemu dengannya."

"Rayna masih ada jam kuliah hari ini. InSyaaAllah Zahra akan ajak Rayna kesini lagi, Umi." Ujar Zahra.

Rahma tersenyum.

"Melihat wajah Abi, membuat Hafsah teringat ayah di rumah." Lirih Hafsah tanpa sengaja.

"Astagfirullah, maaf Abi. Hafsah nggak sengaja mengatakannya."

"Ngapain minta maaf, Nak. Tidak apa mengatakan seperti itu. Hafsah pasti kangen ayah di rumah." Kata Alzam mencoba menenangkan Hafsah yang menunjukkan raut wajah bersalah.

"Anggap saja, Abi dan Umi orang tua Hafsah, ya." Tambah Alzam.

Hafsah merasa tenang dan tersenyum.

"Terimakasih, Abi. Hafsah memang sangat rindu orang tua di rumah."

"Doakan saja yang terbaik untuk mereka, Nak. Hafsah juga harus semangat kuliahnya. Semangat menjemput ilmu Allah. Bahagiakan mereka, Nak." Ucap Alzam.

Hafsah sangat tersentuh mendengar ucapan dari Alzam. "Hafsah merasa sedang berbicara dengan ayah." Lirihnya.

"Semua orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya." Kata Alzam tersenyum.

"Hafsah boleh kapan saja kesini, ya. Nggak boleh sungkan." Kata Rahma.

"InSyaaAllah. Terimakasih banyak Abi, Umi." Balas Hafsah.

"Aku sangat senang, jika kau sering bermain kesini, Hafsah." Ujar Zahra.

"InSyaaAllah, Zahra."

Setelah bercengkrama dengan Zahra dan kedua orang tuanya, Zahra mengajak Hafsah untuk bertemu dengan anak-anak di masjid. Tak perlu menggunakan alat transportasi, hanya berjalan kaki sekitar lima belas menit telah sampai di masjid.

Masjid terlihat cukup ramai dari anak-anak. Mereka terlihat bahagia dengan kedatangan Hafsah dan Zahra. Hafsah menghitung, ada sebelas anak perempuan dan sembilan anak lelaki.

"Anak-anak, perkenalkan ini kak Hafsah. Teman baru kak Zahra." Kata Zahra memperkenalkan Hafsah.

"Kak Hafsah cantik sekali, seperti Nadia." Celetuk salah satu anak perempuan, ia mengatakan sambil ketawa kecil diikuti anak-anak lainnya.

Seketika Hafsah dan Zahra yang mendengarnya langsung tersenyum. Hafsah menghampiri Nadia, ia mengelus kepala kecil Nadia yang tertutupi oleh kerudungnya.

Melukiskan Cita & Cinta [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang