Jalan Cinta-Mu

76 10 0
                                    

Bismillah...🌹

*اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ*

Jangan lupa vote dan komentarnya, ya😊

Happy reading

Jalan Cinta-Mu


"Abi...sepertinya Zahra tidak bisa menikah." Kata Zahra dengan tatapan yang menghadap ke jendela di rumah sakit.

"Kenapa Zahra mengatakan hal seperti itu, Nak? Zahra tidak menyukai Daffin?"

Zahra tak menjawab. Tatapannya menghadap ke jendela.

"Bagaimana keadaan Daffin saat ini, Abi? Sudah tiga hari kepergian Om Rizki. Dia pasti masih sangat sedih. Zahra ingin bertemu dengannya, Abi."

"Setelah Zahra sudah sehat, nanti kita kerumah Daffin, ya." Kata Alzam.

Zahra terdiam.

"Nak, apakah ada yang terasa sakit?" Tanya Alzam yang mulai khawatir.

"Abi, Zahra sangat bahagia memiliki orang tua seperti Abi dan Umi. Maafkan Zahra jika masih belum bisa membahagiakan Abi dan Umi."

"Lihat ke arah Abi, Nak." Alzam mulai mengerti semua perkataan anaknya.

Zahra melihat wajah ayahnya. Wajah Zahra terlihat pucat.

"Abi dan Umi juga sangat bahagia memiliki anak shalehah seperti Zahra."

Zahra tersenyum.

"Abi ke masjid dulu. Biar Umi yang menjaga Zahra."

Alzam melangkah kaki menuju masjid rumah sakit. Ia memasrahkan semuanya kepada Allah.

Rahma yang menjaga anaknya, melihat tirai jendela yang berkibar seolah terkena angin kencang. Ia menatap heran, jendela itu tertutup sangat rapat. Udara mulai terasa dingin.

"Mengapa tirai itu bisa berkibar?" Bisiknya. Ia mencoba bertanya kepada Zahra. Seketika ia kaget melihat anaknya tak sadarkan diri. Rahma langsung memanggil dokter.

"Assalamualaikum, Umi. Bagaimana kondisi Zahra?" Tanya Hafsah yang baru saja sampai di rumah sakit bersama Rayna.

"Waalaikumussalam. Kondisinya sepertinya semakin memburuk, Nak. Sekarang sedang ditangani dokter." Balas Rahma dengan wajah sangat khawatir dengan linangan air mata.
Hafsah dan Rayna seketika menunjukkan wajah sedih dan khawatir.

"Ya Allah..." Ucap Hafsah.

Dokter keluar ruangan bersama perawat. Rahma langsung menghampiri dan bertanya mengenai kondisi anaknya. Dokter itu berkata, "Saya hampir tidak pernah mengatasi pasien seperti Zahra. Ia pasien yang sangat istimewa. Saya mengecek tubuhnya, sudah tidak menemukan sakit bahkan dibagian ginjalnya. Ia seakan memiliki organ tubuh yang lengkap. Namun, seketika ia menghembuskan nafas terakhirnya. Ia meneteskan air matanya dan tersenyum diakhir nafasnya. Ibu yang sabar. Allah sangat menyayangi putri ibu. Semoga Zahra ditempatkan di sisi terbaik menurut-Nya."

Rahma tak percaya dengan yang dikatakan dokter. Ia menghampiri anaknya dengan deraian air mata.

"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un." Hafsah dan Rayna tidak bisa membendung air matanya. Rahma seketika tak sadarkan diri melihat wajah anaknya yang sangat pucat dan terbaring kaku tak bernyawa.

Alzam yang baru saja datang dari masjid, seketika tersentak melihat anaknya yang sudah ditutupi kain putih, melihat istrinya yang tak sadarkan diri, dan kedua sahabat Zahra yang menangis tersedu-sedu.

Melukiskan Cita & Cinta [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang