Allah Mencintaimu

54 7 0
                                    

Bismillah...🌹

*اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ*

Jangan lupa vote dan komentarnya, ya😊

Happy reading

Allah Mencintaimu

Seseorang yang mengingatkanmu tentang akhirat dan kebajikan, sesungguhnya dialah yang paling mencintaimu.

Pagi itu di semester baru, Hafsah melihat ke arah jendela kelas. Hujan kembali membasahi kota Bogor. Dalam hati mahasiswi semester tujuh itu sedang merindukan seorang lelaki yang telah lama mengisi relung hatinya. Ia sangat ingin bertemu dengannya, namun jarak yang terlampau jauh membuat ia tak bisa bertemu dengannya. Hafsah kembali mengingat pertemuan terakhir dengan Syabil sebelum ia berangkat ke Amerika. Hafsah meminta Syabil untuk menemuinya di masjid tempat biasanya mengajar. Ketika Syabil datang, Hafsah langsung memulai pembicaraan.

"Kau masih ingat? Ketika kau mengatakan akan melamar dan menikahiku setelah lulus kuliah?"

"Aku ingat. Ada apa, Hafsah?" Tanya Syabil penasaran.

"Tepati janjimu itu. Aku ingin menyelesaikan S1 dulu. Sebelum aku lulus, kita saling menjauh. Dan tidak saling komunikasi, kecuali ada hal penting yang ingin dibicarakan agar tidak mendekati zina."

Syabil tersentak kaget mendengar ucapan Hafsah.

"Aku tak sanggup jika harus saling menjauh dengan waktu yang terbilang cukup lama." Kata Syabil.

"Kau sudah meyelesaikan S1 mu di semester sekarang. Aku juga ingin fokus dulu dan ingin menambah hafalanku. Aku harap kau mau mengerti. Dan sabar menungguku." Meski sebenarnya Hafsah juga merasa berat untuk saling menjauh dengan Syabil selama satu semester atau bahkan bisa lebih, namun ia harus bisa melakukannya.

Syabil terdiam sejenak dan berkata, "Jika itu keinginanmu, maka akan aku lakukan meski sangat berat. Tapi selama proses saling menjauh, aku akan menerima tawaran ayah untuk bekerja di perusahaannya sementara waktu. Sebelum melanjutkan S2. Aku merasa tak akan tahan jika menunggumu disini, karena kota Bogor selalu mengingatkanku padamu. Aku akan membantu ayah di perusahaan. Lebih baik aku ke Amerika bertemu keluargaku. Setelah kau lulus, aku akan mengajak keluargaku untuk melamarmu. Kau boleh menghubungiku kapanpun meski hanya sekedar bertanya atau meminta bantuan mengenai skripsimu atau matakuliah lainnya. Aku siap membantumu, InSyaaAllah."

"Jika pergi ke Amerika dapat memudahkanmu menungguku, maka pergilah. Cukup doa kita yang saling menyapa. Tapi, aku tak ingin mengikatmu dengan perasaaan ini. Jika kau menemukan perempuan yang lebih baik dariku di Amerika dan kau juga menyukainya. Aku akan mengikhlaskanmu." Kini mata Hafsah berkaca-kaca. Ia merasa tak sanggup jika Syabil pergi ke Amerika. Akan tetapi itu adalah keinginan Syabil untuk melalui proses ini.

"Aku akan selalu menunggumu. Aku tak bisa menyukai perempuan lain, karena hatiku sudah lama terikat dengan keberadaanmu. Kita hanya bisa berdoa, karena hanya Dia Yang Maha Membolak-balikan hati hamba-Nya. Aku ingin selalu mencintaimu dan sebagai cinta terakhirku. Aku juga ingin wisuda bersamamu setelah menikah. Jaga kesehatanmu. Terimakasih sudah menerima perasaanku di semester enam ini. Aku akan berdoa yang terbaik untukmu. Dan juga akan merindukanmu di Amerika."

Dengan suara agak parau Hafsah mengatakan, "Terimakasih juga."

Syabil meninggalkan Hafsah dengan salam. Hafsah tak langsung beranjak dari tempat ia duduk. Perempuan itu sekalian menunggu anak-anak untuk belajar mengaji. Sembari menunggu, ia muraja'ah hafalannya sambil memegang Al-Quran. Ia tak menyadari bening-bening tetes air matanya membasahi mushaf yang ia pegang.

Melukiskan Cita & Cinta [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang