Aku Mencintaimu

78 10 0
                                    

Bismillah...🌹

*اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ*

Jangan lupa vote dan komentarnya, ya😊

Happy reading

Aku Mencintaimu


Sampai tengah malam Syabil belum juga tidur. Setelah sekian lama terpuruk dalam kesedihan, ia kembali menemukan kebahagiaan dan cintanya, setelah memutuskan untuk menghindar dari perasaan itu karena rasa sakit yang sudah dialaminya.

Hatinya kembali bicara. "Perasaan cinta hanya memberikan rasa sakit. Namun, mencintaimu berbeda. Meskipun mencintaimu juga memberikan rasa sakit, rasa sakit yang berbeda. Luka yang dibuat oleh diriku sendiri. Semakin aku memendam perasaan ini, semakin aku terluka. Luka yang tersiram larutan garam. Aku cemburu saat ada lelaki lain yang berbicara denganmu. Aku cemburu saat lelaki lain menatapmu suka. Aku takut kehilanganmu. Aku takut kau menjadi milik lelaki lain. Ini luka yang aku rasakan hampir tiap harinya."

Syabil merasa seperti biji yang berada di dalam tanah yang sangat gelap, lalu Hafsah hadir menyiraminya sebagai air hingga biji itu tumbuh menjadi tunas indah dan mengenal cahaya matahari yang bersinar terang. Syabil tak lagi merasakan kesendirian dalam kegelapan.

"Aku sangat mencintaimu. Izinkan aku untuk mengobati luka ini dengan hidup bersamamu. Tapi, aku tak mampu mengungkapkannya. Kau dimataku adalah wanita yang sangat sempurna. Telah kusandarkan segala doa kepada-Nya. Cita-cita untuk bisa menjadi tua bersamamu hingga ke jannah-Nya." Perlahan Syabil menutup mata dengan tetesan bening yang mengalir di pelipisnya.

Di kamar Hafsah masih mengerjakan tugas kuliahnya dengan ditemani Rayna dan murottal yang terputar di hapenya.

Surah An-Naba' yang dibacakan Omar Hisham teralun indah di pendengarannya. Hingga dari ayat 21 sampai 26, Hafsah yang mengetahui arti dari ayat-ayat itu, seketika menghentikan kegiatannya dan meneteskan air mata. Rayna yang menyadari akan hal itu, langsung bertanya, "Mengapa kau menangis, Hafsah?"

"Ayat-ayat itu menjelaskan tentang neraka. Hatiku bergetar ketakutan hingga air mataku mengalir dengan sendirinya." Jawab Hafsah dengan mengusap air matanya. Mendengar hal itu, tanpa sadar kedua mata Rayna berkaca-kaca.

Suasana menjadi hening, hanya terdengar murottal dari hape Hafsah. Dalam hati Rayna, ia kembali bersyukur dan seakan masih tak percaya memiliki sahabat seperti Hafsah. Bagi Rayna, mengenal Hafsah seakan dunianya telah berubah. Dulu, ia sangat jauh dari mengenal Allah. Sering buka dan pakai kerudung, suka menggunakan celana, tak mengenal pakaian longgar atau gamis yang dipakainya seperti sekarang, bahkan sangat mudah bergaul dengan lelaki.

Hingga Hafsah hadir dalam hidupnya. Mengubah semuanya.

Kalimat yang pernah dikatakan Hafsah dan sangat indah menurut Rayna, hingga menyentuh hatinya, "Kau sangat cantik, Allah menginginkanmu menjadi wanita yang dirindukan Surga-Nya. Maka, tidakkah kau ingin menjadi salah satu wanita yang dirindukan Surga-Nya?"

Salah satu harapan Rayna, yaitu bisa kuliah dengan Hafsah. Ia merasa sangat sulit untuk menemukan seorang sahabat seperti Hafsah. Allah mengabulkan harapannya. Jika mengingat hari itu, membuat Rayna meneteskan air matanya.

Rayna segera mengusap air matanya sebelum diketahui oleh Hafsah. Ia mencoba mencairkan suasana kembali dengan membuka topik pembicaraan.

"Hafsah, bolehkah aku bertanya?"

"Tanya saja."

"Kau memilih dicintai apa mencintai?"

"Sangat sulit untuk memilih. Karena aku ingin keduanya. Karena pertanyaanmu harus memilih, aku memilih mencintai. Mencintai, hanya aku yang merasakan, kebahagiaan saat melihat seseorang yang aku cintai bahagia. Namun, juga hanya aku yang merasakan sakitnya, sedangkan dia nggak perlu merasakan sakitnya. Tapi, karena aku perempuan jadi lebih baik memilih dicintai. Karena lelaki yang mencintaiku nggak akan tega menyakitiku. Dia akan memuliakanku, menjagaku, dan membimbingku."

Melukiskan Cita & Cinta [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang