Chapter 2 : Forgetful

3K 266 46
                                    

Luna telah selesai memprint beberapa lembaran dokumen dari laptop nya. Kini dia hanya merapikannya saja kemudian tinggal dia pergi ke ruangan Tuan Grafield untuk mengumpulkan berkas hasil dokumentasi ini.

Saat masuk ke dalam, terlihat beliau sedang menikmati hisapan kopi panas nya. Tumben beliau memesan kopi itu tanpa memanggil nama nya. Biasanya selain Luna menjadi sekretaris yang membantu menguruskan pekerjaan kantor sang Bos, mestinya sang Bos pun jika meminta sesuatu pasti selalu memanggil Luna.

Meskipun Luna sendiri sedang sibuk. But whatever. Mungkin Tuan Grafield sudah bosan dengannya menjadi sekretaris disini. Begitu sebaliknya kepada Luna yang ingin menjadi karyawan biasa. Bisa santai tanpa ada beban.

"Permisi Tuan Grafield. Ini kumpulan berkas dokomentasinya sudah saya kerjakan. Maaf kalau telat sedikit." ucap Luna langsung menaruh tumpukkan kertas kertas tersebut di atas meja kantor milik Tuan Grafield ── di samping laptop berwarna abu abu milik beliau juga.

Tuan Grafield langsung menaruh juga gelas kopinya. Namun kemudian beliau menatap Luna dengan agak intens. Luna lumayan gugup ketika Tuan Grafield mulai menatapnya seperti itu.

Apakah Luna mempunyai kesalahan lagi kepada Tuan Grafield? Berharap tidak ada. Luna dari kemarin terus mendapatkan masalah tiada henti. Dan tiada henti juga ia dimarahi oleh Tuan Grafield sebab kesalahannya. Tapi itu pantas didapatkan.

"Saya heran denganmu, Luna Belle. Kamu setiap hari selalu saja telat datang ke kantor, lalu telat mengumpulkan pekerjaan yang saya suruh kamu kerjakan dengan tepat waktu. Memang nya, kamu dari kemarin melakukan apa sehingga kamu bisa telat selalu seperti ini? Apakah kamu ada masalah di luar kantor? Atau bagaimana Nyonya Luna Belle? Saya ingin tahu." ucap Tuan Grafield dengan satu sebelah alis kanan di angkat dan kedua tangan juga disatukan seperti orang benar benar serius.

Jantung Luna hampir bergejolak lepas dari tubuh nya. Ini pertama kalinya Tuan Grafield benar benar menanyakan pertanyaan sebanyak ini. Biasanya Luna atau karyawan lainnya yang sering bertanya kepada sang Bos. Malahan beliau tak pernah sama sekali bertanya kabar kepada karyawan karyawan miliknya.

Luna ketika ia mendapatkan pertanyaan sebanyak itu, membuat dia menjadi bingung dan menggaruk rambut seperti hewan monyet. Namun juga sejujurnya akhir akhir ini Luna sering kebanyakan menjadi lupa. Lupa melakukan hal itu ini. Sehingga ia pun tak jadi fokus.

"Um, maaf Tuan Grafield.. Tetapi.. Saya sendiri juga tidak tahu mengapa ini selalu terjadi kepada diri saya. Mungkin saya kebanyakan kelelahan, tapi saya lain kali waktu bisa melakukan kegiatan rutin lebih semangat lagi. Saya janji, jika Tuan ada pekerjaan untuk saya urusi maka saya akan melakukannya dengan cepat sebelum batas waktunya. Saya pegang janji itu terhadap saya sendiri." ucap Luna berseru yang tegang sambil mencubit leher depannya.

Namun Tuan Grafield semakin intens dan kembali curiga terhadap Luna ini. "Bisakah kau memberitahukan kegiatan apa saja kemarin yang kau lakukan? Kan dua hari yang lalu saya berikan pekerjaan dokumentasi ini sebelum hari ini atau sebelum para CEO akan datang untuk melakukan meeting bersama saya." balas nya dari beliau lebih tegas lagi.

Luna semakin gugup dan semakin tidak berani untuk berbuka suara. Sungguh Luna sama sekali tidak ingat apapun kemarin. Dia tidak ingat apa yang ia kerjakan selama satu hari penuh kemarin. Yang Luna ingat adalah dia melakukan tugas nya di laptop, kemudian bertemu Espen di bar dan kemudian dia bertemu sosok lelaki tinggi berbadan besar yang datang menghampirinya.

Namun kemudian dia tiba tiba bangun di kamar asing yang ternyata bukan miliknya. Luna menyentuh kepalanya, ketika dia merasakan sedikit pusing jika ia sedang mengingatkan sesuatu.

"Luna?" Tuan Grafield langsung berdiri saat tubuh Luna hampir terjatuh ke lantai. Tuan Grafield segera membantu Luna untuk berdiri lalu membawa nya ke dudukan sofa yang empuk.

Tuan Grafield pun menelpon salah satu karyawan untuk mengambil air gelas di bawah dan membawa nya ke ruangan miliknya. Baru lima menit, karyawan tersebut datang dan memberikannya kepada Tuan Grafield. Namun air itu diberikan kepada Luna oleh Tuan Grafield.

Luna memimum air tersebut dengan lahap sampai benar benar habis. Setelah itu Tuan Grafield menyuruh karyawan ini untuk keluar. Biarkan beliau saja yang menenangkan Luna.

"It's okay.. Maaf kalau tadi saya sedikit memaksa kamu. Kalau kamu memang lelah, istirahat saja. Pekerjaan kamu hari ini cukup di jeda terlebih dahulu." ucap beliau secara lembut dan sambil mengusap kepala rambut Luna.

"Apakah kau ingin saya antarkan pulang?" Namun itu langsung digelengkan oleh Luna secara cepat.

"Baiklah.." Tuan Grafield berdiri. Beliau sebenarnya tidak tahu atau bingung cara kondisi Luna tidak seperti ini. Mungkin ini salah Tuan Grafield yang terlalu banyak memberikan pekerjaan kepada Luna.

Agar Luna bisa istirahat bersendiri saja. Tuan Grafield memutuskan dia kembali duduk dan melanjutkan pekerjaan sendirinya sambil menghabiskan minuman kopi itu.

Selama Tuan Grafield bekerja. Luna mengeluarkan ponsel dari saku kemeja kantor nya. Luna mencari nama kontak bernama Espen Jasper. Disitu Luna tidak menelpon langsung, namun mengetikkan sebuah pesan kepada Espen.

Luna meminta Espen lewat pesan untuk bertemu nya di kafe terdekat. Yang dimana Luna akan benar benar bertanya kepada Espen mengenai kejadian hari kemarin dimana ia datang ke bar.

Luna akan segera tahu semua jawabannya di kafe nanti siang. Luna pun mematikan ponsel sambil mengembus napas berat, lalu melirik sebentar ke arah Tuan Grafield.

Luna jadi sedikit merasa bersalah terhadap Tuan Grafield. Sebab dirinya yang kurang sehat, membuat Tuan Grafield sempat menjadi panik.

Brutal Fate

BRUTAL FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang