Chapter 23 : Tormented

674 147 0
                                    

Satu minggu kemudian setelah kejadian 'menjangkalkan' itu terjadi lagi di kehidupan seorang wanita single tapi hamil diluar nikahnya, yaitu Luna Belle. Luna sengaja ia tidak keluar dari apartment dan sengaja tidak masuk ke kantor, apalagi melanjutkan tugasnya menjadi seorang Babysitter di rumah keluarga Ruston. Banyak sekali notifikasi pesan dari Espen, maupun Tuan Grafield menanyakan kabar tentang Alex dan kabar tentang Luna sendiri di Los Angeles. Tapi Luna selama satu minggu ini, ia seperti sedang menutupkan dirinya dari media ataupun diluar apartment.

Luna baru selesai mandi pada jam setengah sepuluh dengan keramasan dan kini dia saat ini telanjang bulat tanpa ada handuk menutupinya. Oh well, who's care? Lagipula hanya ada Luna sendiri di apartment, tidak ada satupun yang datang dan ikut menginap disini. Bagaimana dengan jendela besar di apartment? Lucky for Luna, karena dia mendapatkan satu ruangan apartment yang paling tinggi berlantai dua belas. Jadi dari dalam ruangan apartment ini, Luna bisa melihat gedung-gedung besar Los Angeles. Dan tidak perlu khawatir tentang ada pencuri atau criminal disini.

Kalaupun itu ada, semoga saja keamanan disini ketat. Luna terlahir di Negara yang dimana criminal atau seperti orang jahat bebas melakukan apapun, pelecehan? Sudah terbiasa, bahkan anak yang baru berusia sepuluh tahun saja bisa melakukan keseksualan dimana pun tanpa melihat kondisi. Jual narkoba? Itu tidak perlu dipertanyakan. Jual narkoba adalah inti dari salah satu aktivitas criminal untuk mendapatkan takhta atau harta bisa dibilang.

Kalau jual harga diri? Sama saja seperti menjual narkoba dengan harga yang murah. Banyak wanita yang tergila atau berbohong tentang harga dirinya demi seks karena hawa nafsu atau karena pria didepannya adalah pria tampan dan terkenal jagat raya. Dari sini Luna mulai mempelajari cara ia bisa menjadi wanita kuat meskipun dirinya telah di 'perkosa' dua kali oleh salah satu lelaki bajingan di hidupnya. Tapi pasti semua orang mempunyai kesempatan untuk berubah, kan? Luna berjanji jika bayi ini yang ada diperut adalah bayi perempuan, sesungguhnya Luna akan mengajarinya cara menjadi wanita mahal, percaya diri dan berani dalam hal apapun.

Saat Luna sedang memasangkan tali bra nya, tiba tiba muncul nada dering telpon dari ponsel. Luna menoleh ketika ponselnya tiba tiba saja berdering dengan keras, tapi Luna tetap santai memasang tali bra nya itu sehingga terpasang rapi dan ketat. Luna belum memakai pakaiannya, dia hanya memakai bra berwarna hitam dan celana dalam juga warna hitam. Luna mengambil ponsel dari atas kasur.

Tertera nama lengkap Espen Jasper. Luna mengerut kening karena Espen baru pertama kali menelponnya dengan video call. Tapi saat Luna akan menerima itu, Espen tiba tiba mengubahnya menjadi telpon biasa yang hanya bisa mendengar suara saja.

"Halo?" Luna akhirnya menjawab itu sambil dia membalikkan badan dan menuju ke arah lemari lagi.

"LUNA! OH MY GOSH, FINALLY YOU ANSWER ME!" Espen berteriak kegirangan di telpon. Luna tersenyum kecil mendengar suara kegirangan Espen yang seperti anak kecil baru mendapatkan permen.

"What's up dude? Why you sounds so excited? Is there-"

"OF COURSE I'M EXCITED BECAUSE YOU FINALLY PICK UP THE PHONE. I BEEN 30 MINUTES SENT YOU MESSAGES BUT YOU DON'T EVEN ANSWER IT OR READ IT." ucap Espen masih saja memakai nada teriaknya. Kali ini Luna terkekeh kecil sambil dia mengambil satu kemeja putih dan rok ketat sependek kaki paha berwarna biru tua.

"Katakan padaku, are you having a good time when I'm gone for one weeks?" tanya Luna yang sengaja menggantikan topic pembicaraan karena ia sendiri tidak ada waktu lagi untuk berbasa basi. Luna niatnya memang ingin mengubah keadaan di kehidupannya supaya nasibnya tidak selalu buruk. Jadi Luna setiap ada seseorang yang ingin berbicara kepadanya, maka Luna akan langsung minta ke inti supaya pembicaraan lebih cepat diselesaikan.

Terdengar suara hembusan napas dari Espen. Luna kembali mengerutkan kening, ponselnya ia taruh lagi diatas kasur agar gampang memakai pakaiannya.

"Luna.." Tak tahu kenapa dari suara Espen menjadi suara rendah sangat seperti orang sedang kesusahan keluar dari lubang dalam, Luna tidak jadi memakai rok ketatnya. Saking suara Espen itu membuat dirinya sedikit khawatir.

BRUTAL FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang